Sampit (ANTARA) - Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Nadie Enggon mengaku sangat prihatin banyaknya dokter yang enggan bertugas di kawasan pelosok padahal keberadaan mereka sangat dibutuhkan.

"Masyarakat sangat membutuhkan tenaga medis, terlebih lagi seorang dokter. Ini supaya pelayanan kesehatan di kecamatan-kecamatan yang jauh dari pusat kota juga  maksimal sehingga bisa menekan fatalitas atau risiko," kata Nadie di Sampit, Sabtu.

Saat ini Kotawaringin Timur masih kekurangan tenaga kesehatan, khususnya di kecamatan-kecamatan yang jauh dari pusat kota. Keberadaan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan agar masyarakat bisa cepat mendapatkan pelayanan kesehatan karena membutuhkan waktu lama jika harus menuju ke rumah sakit.

Kekurangan tenaga kesehatan banyak terjadi di kawasan utara yang meliputi Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai. Nadie sangat mengetahui kondisi ini karena dia merupakan wakil rakyat dari kawasan tersebut.

Nadie mencontohkan, Kecamatan Bukit Santuai sangat membutuhkan dokter agar pelayanan kesehatan di kecamatan itu lebih maksimal. Masyarakat sangat membutuhkan dokter karena jika harus berobat ke rumah sakit terdekat yaitu Rumah Sakit Pratama Parenggean, warga harus menempuh perjalanan cukup jauh.

Dia berterima kasih pemerintah kabupaten telah mengusulkan formasi dokter untuk Bukit Santuai dalam perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Namun faktanya cukup menyedihkan karena tidak ada dokter yang mendaftar.

Tidak adanya pendaftar diduga karena dokter enggan bertugas di kawasan pelosok. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena masyarakat di pelosok sangat membutuhkan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Nadie berharap kondisi ini menjadi perhatian pemerintah daerah. Harus ada terobosan agar ada dokter yang mau bertugas di kecamatan-kecamatan yang jauh dari kota untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Baca juga: Usulan kenaikan insentif ketua RT dinilai wajar

"Masyarakat kita di pelosok sangat membutuhkan. Harus dicari solusinya. Kalau memang perlu dinaikkan insentif untuk dokter di pelosok, nanti kami siapa memperjuangkannya," ujar Nadie.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kotawaringin Timur Alang Arianto mengatakan, pemerintah kabupaten sudah berupaya memenuhi kekurangan tenaga kesehatan di kawasan pelosok dengan mengalokasikan formasi CPNS. Sayangnya, banyak pencari kerja yang enggan memilih formasi di kawasan pelosok.

"Kita sudah berusaha tapi faktanya memang seperti ini. Banyak pelamar yang tidak siap ditugaskan di pelosok, padahal sekarang wilayah di Kotawaringin Timur ini rata-rata sudah bisa ditembus jalan darat," kata Alang.

Seleksi CPNS Kotawaringin Timur tahun anggaran 2019 baru berakhir Rabu (12/2) lalu. Jumlah peserta yang lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti seleksi kompetensi dasar sebanyak 2.491 orang memperebutkan 213 formasi CPNS guru, tenaga kesehatan dan tenaga teknis.

Dari jumlah tersebut, peserta yang hadir 2.377 orang, sedangkan yang tidak hadir 114 peserta. Peserta yang berhasil memenuhi 'passing grade' sebanyak 1.106 peserta, sedangkan yang tidak memenuhi 'passing grade' 1.271 peserta. Nilai tertinggi 424 pada hari kedua yaitu Jumat (7/2) sesi ke-8.

Alang menyebutkan, dari 213 formasi yang diterima Kotawaringin Timur, sebanyak 19 formasi tidak terisi karena tidak ada pelamar. Alang menyebut bahwa jumlah formasi yang tidak terisi masih ada kemungkinan bertambah jika ternyata ada formasi yang pesertanya tidak ada memenuhi 'passing grade'.

Baca juga: Seorang guru dan anaknya jadi korban tabrakan di Sampit

Baca juga: Reses perorangan DPRD Kotim dimaksimalkan serap aspirasi masyarakat


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024