Sampit (ANTARA) - Manajemen RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menjelaskan alasan mereka belum siap menerima pasien terduga terjangkit virus Corona jenis Covid-19 karena ruang isolasi tambahan belum rampung.
"Kita punya satu ruang isolasi, tapi saat ini sedang ada diisi pasien TB (tuber kulosis), sedangkan ruang tambahan belum selesai. Kalau besok, satu ruangan sudah bisa digunakan," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit dr Yudha Herlambang di Sampit, Rabu.
Yudha mengakui, pihaknya menerima informasi rencana rujukan pasien terduga Covid-19 dari RSUD Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan. Namun karena ruang yang ada sedang ada pasien, sementara ruang tambahan dalam tahap penyelesaian, pihaknya belum bisa menerima rujukan tersebut sehingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.
Saat ini RSUD dr Murjani Sampit sedang menyelesaikan ruang isolasi dengan kapasitas empat tempat tidur. Setelah ini selesai, rencananya ada ruang tambahan berkapasitas tiga tempat tidur juga akan disiapkan.
Penyiapan ruang isolasi untuk penanganan Covid-19 membutuhkan waktu karena harus memenuhi standar. Selain itu, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyiapkan ruang isolasi tersebut harus didatangkan dari Banjarmasin Kalimantan Selatan sehingga membutuhkan waktu.
Prosedur itu tidak boleh diabaikan agar virus tersebut tidak menular ke orang lain, termasuk kepada petugas medis yang melayani pasien. Kondisi ini tidak bisa diabaikan karena penanganan Covid-19 harus dilakukan sesuai prosedur.
Saat ini pengerjaan ruang isolasi terus digenjot karena ditargetkan selesai keseluruhan dalam waktu tujuh hari. Namun pihaknya berharap penyelesaiannya bisa lebih cepat sehingga ruang isolasi tersebut siap digunakan.
Baca juga: RSUD Murjani Sampit tak siap terima pasien terduga COVID-19, Kadinkes Kalteng mengaku terkejut
"Tata udaranya kita simulasikan mendekati negatif seperti yang standar. Kalau tidak, nanti kita malah menambah kasus. Jangan sampai petugasnya kena. Kita harus menyelamatkan semuanya. Pasiennya sembuh dan petugasnya sehat. Kalau petugasnya kena malah bisa lebih parah lagi kalau kemudian dia memeriksa pasien-pasien lain," jelas Yudha.
Dalam hal sumber daya manusia, dia juga meyakinkan semua sudah siap. Bahkan beberapa waktu lalu telah dilakukan simulasi penanganan pasien 'suspect' Covid-19 untuk memastikan kesiapan petugas medis rumah sakit setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, RSUD dr Murjani Sampit belum bisa menerima pasien terduga Covid-19 karena terkendala ruang isolasi tambahan belum selesai.
"Ini kan sedang dikebut penyelesaian yang empat tempat tidur, kemudian selanjutnya juga ada tambahan lagi yang tiga tempat tidur. Mudah-mudahan segera rampung," demikian Faisal.
Baca juga: Pemkab Luwu Utara tiru kesuksesan Kotim terapkan program 'e-Beschikking'
Baca juga: Merasa dipersulit, kontraktor lokal mengadu ke DPRD Kotim
"Kita punya satu ruang isolasi, tapi saat ini sedang ada diisi pasien TB (tuber kulosis), sedangkan ruang tambahan belum selesai. Kalau besok, satu ruangan sudah bisa digunakan," kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr Murjani Sampit dr Yudha Herlambang di Sampit, Rabu.
Yudha mengakui, pihaknya menerima informasi rencana rujukan pasien terduga Covid-19 dari RSUD Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan. Namun karena ruang yang ada sedang ada pasien, sementara ruang tambahan dalam tahap penyelesaian, pihaknya belum bisa menerima rujukan tersebut sehingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.
Saat ini RSUD dr Murjani Sampit sedang menyelesaikan ruang isolasi dengan kapasitas empat tempat tidur. Setelah ini selesai, rencananya ada ruang tambahan berkapasitas tiga tempat tidur juga akan disiapkan.
Penyiapan ruang isolasi untuk penanganan Covid-19 membutuhkan waktu karena harus memenuhi standar. Selain itu, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyiapkan ruang isolasi tersebut harus didatangkan dari Banjarmasin Kalimantan Selatan sehingga membutuhkan waktu.
Prosedur itu tidak boleh diabaikan agar virus tersebut tidak menular ke orang lain, termasuk kepada petugas medis yang melayani pasien. Kondisi ini tidak bisa diabaikan karena penanganan Covid-19 harus dilakukan sesuai prosedur.
Saat ini pengerjaan ruang isolasi terus digenjot karena ditargetkan selesai keseluruhan dalam waktu tujuh hari. Namun pihaknya berharap penyelesaiannya bisa lebih cepat sehingga ruang isolasi tersebut siap digunakan.
Baca juga: RSUD Murjani Sampit tak siap terima pasien terduga COVID-19, Kadinkes Kalteng mengaku terkejut
"Tata udaranya kita simulasikan mendekati negatif seperti yang standar. Kalau tidak, nanti kita malah menambah kasus. Jangan sampai petugasnya kena. Kita harus menyelamatkan semuanya. Pasiennya sembuh dan petugasnya sehat. Kalau petugasnya kena malah bisa lebih parah lagi kalau kemudian dia memeriksa pasien-pasien lain," jelas Yudha.
Dalam hal sumber daya manusia, dia juga meyakinkan semua sudah siap. Bahkan beberapa waktu lalu telah dilakukan simulasi penanganan pasien 'suspect' Covid-19 untuk memastikan kesiapan petugas medis rumah sakit setempat.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, RSUD dr Murjani Sampit belum bisa menerima pasien terduga Covid-19 karena terkendala ruang isolasi tambahan belum selesai.
"Ini kan sedang dikebut penyelesaian yang empat tempat tidur, kemudian selanjutnya juga ada tambahan lagi yang tiga tempat tidur. Mudah-mudahan segera rampung," demikian Faisal.
Baca juga: Pemkab Luwu Utara tiru kesuksesan Kotim terapkan program 'e-Beschikking'
Baca juga: Merasa dipersulit, kontraktor lokal mengadu ke DPRD Kotim