Jakarta (ANTARA) - Berjemur di bawah sinar matahari pagi bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh, termasuk pada anak-anak terutama di masa pandemi COVID-19. Namun seberapa sering harus melakukannya?
Dokter spesialis anak Caessar Pronocitro mengatakan aktivitas berjemur bisa dimulai di bawah pukul 10.00 selama 5-15 menit dengan frekuensi dua hingga tiga kali dalam seminggu.
“Kadar UVB semakin menurun di atas pukul 10.00 dan dapat berpotensi pada paparan kanker kulit pada anak. Untuk durasi berjemurnya dibawah pukul 10.00 dapat dinaikkan bertahap dari 5 menit sampai 15 menit. Aktivitas berjemur dapat dilakukan dalam frekuensi 2 hingga 3 kali dalam seminggu," kata dia dalam acara virtual Peluncuran Aktivitas #BerjemurAsyik, Selasa.
Baca juga: Inilah waktu berjemur yang baik sesuai imbauan BMKG
Menurut Caessar, anak-anak perlu memaksimalkan berjemur pada bagian lengan dan tungkai mereka, serta waktu berjemur ini berlaku untuk semua wilayah di Indonesia.
Berjemur memiliki banyak manfaat, salah satunya karena kandungan sinar ultraviolet B (UVB) yang kemudian akan membentuk vitamin D dalam jumlah besar akan langsung disalurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang.
Tak hanya mengandung vitamin D, berjemur sambil beraktivitas yang menyenangkan di bawah pukul 10.00 melatih ketahanan fisik anak.
Pengkoordinasian tubuh disaat beraktivitas di luar ruangan ini bagus juga untuk pengembangan keterampilan motorik pada anak sehingga saat bulan Ramadhan tiba, anak-anak dapat merasa nyaman dengan aktivitas berjemur ini dan tidak merasa terbebani.
Pada prinsipnya kulit mengandung pelarut vitamin D yang bila terpapar dengan sinar ultraviolet B yaitu salah satunya dari sinar matahari, akan diubah menjadi vitamin B3 dan kemudian berubah menjadi vitamin D3. Proses metabolisme vitamin D ini kemudian berlanjut di hati dan ginjal menjadi beberapa bentuk yang lain.
Baca juga: Berjemur dan kurangi rokok untuk cegah kanker
Baca juga: Kulit terbakar matahari butuh berapa lama untuk sembuh?
Baca juga: Tetap gunakan tabir surya meski #dirumahaja, ini alasannya
Dokter spesialis anak Caessar Pronocitro mengatakan aktivitas berjemur bisa dimulai di bawah pukul 10.00 selama 5-15 menit dengan frekuensi dua hingga tiga kali dalam seminggu.
“Kadar UVB semakin menurun di atas pukul 10.00 dan dapat berpotensi pada paparan kanker kulit pada anak. Untuk durasi berjemurnya dibawah pukul 10.00 dapat dinaikkan bertahap dari 5 menit sampai 15 menit. Aktivitas berjemur dapat dilakukan dalam frekuensi 2 hingga 3 kali dalam seminggu," kata dia dalam acara virtual Peluncuran Aktivitas #BerjemurAsyik, Selasa.
Baca juga: Inilah waktu berjemur yang baik sesuai imbauan BMKG
Menurut Caessar, anak-anak perlu memaksimalkan berjemur pada bagian lengan dan tungkai mereka, serta waktu berjemur ini berlaku untuk semua wilayah di Indonesia.
Berjemur memiliki banyak manfaat, salah satunya karena kandungan sinar ultraviolet B (UVB) yang kemudian akan membentuk vitamin D dalam jumlah besar akan langsung disalurkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang.
Tak hanya mengandung vitamin D, berjemur sambil beraktivitas yang menyenangkan di bawah pukul 10.00 melatih ketahanan fisik anak.
Pengkoordinasian tubuh disaat beraktivitas di luar ruangan ini bagus juga untuk pengembangan keterampilan motorik pada anak sehingga saat bulan Ramadhan tiba, anak-anak dapat merasa nyaman dengan aktivitas berjemur ini dan tidak merasa terbebani.
Pada prinsipnya kulit mengandung pelarut vitamin D yang bila terpapar dengan sinar ultraviolet B yaitu salah satunya dari sinar matahari, akan diubah menjadi vitamin B3 dan kemudian berubah menjadi vitamin D3. Proses metabolisme vitamin D ini kemudian berlanjut di hati dan ginjal menjadi beberapa bentuk yang lain.
Baca juga: Berjemur dan kurangi rokok untuk cegah kanker
Baca juga: Kulit terbakar matahari butuh berapa lama untuk sembuh?
Baca juga: Tetap gunakan tabir surya meski #dirumahaja, ini alasannya