Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung mengharapkan seluruh lapisan masyarakat di wilayah setempat agar tidak membakar lahan maupun saat memasuki musim kemarau.
"Apalagi sekarang ini kan bencana non alam, yakni pandemi virus corona atau COVID-19 masih berlangsung. Jadi, harapannya jangan sampai ada lagi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan," kata Nenie saat dihubungi di Palangka Raya, Senin.
Nenie juga tidak henti-hentinya mengingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya-bahaya yang bisa menyebabkan karhutla. Seperti puntung rokok yang di buang sembarangan, membakar lahan namun tidak di jaga serta lain sebagainya.
Maka dari itu srikandi di DPRD Kota Palangka Raya itu tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat, agar bisa menahan diri untuk melakukan pembersihan lahannya dengan cara di bakar.
"Berkaca pada pengalaman tahun 2015 dan 2019 kemarin karhutla di Palangka Raya masih terjadi, sehingga dampaknya cukup terhdap daerah cukup luas," ucapnya.
Ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Palangka Raya tersebut, pemerintah kota setempat juga sudah menyediakan dana tanggap darurat apabila terjadi karhutla di daerah setempat.
Baca juga: 59 pasien sembuh dari COVID-19 di Palangka Raya
Dana tersebut setiap tahunnya selalu di anggarkan oleh pemkot melalui instansi terkait, agar ketika terjadi bencana alam karhutla pemkot serta instansi terkait segera menanganinya.
"Yang terpenting saat ini adalah mengantisipasi bagaimana persoalan tersebut tidak terjadi lagi, karena kalau terjadi dampak yang ditimbulkan sangat besar untuk daerah," ungkap Nenie.
Politisi senior di DPRD Kota Palangka Raya tersebut berharap, semoga kasus karhutla di daerah setempat tahun ini tidak akan terjadi. Bahkan pemerintah setempat dengan menggerakkan personelnya di instansi yang menangani persoalan tersebut, untuk gencar melakukan patroli serta mengantisipasi masalah tersebut.
"Hal itu dilakukan bertujuan agar kejadian perihal tersebut tidak terulang lagi di daerah kita. Jadi, peran amsyarakat juga sangat penting dalam hal ini, mari bahu membahu untuk mencegah terjadinya karhutla pada tahun ini," demikian Nenie.
Baca juga: Satu pasien COVID-19 asal Pulang Pisau meninggal di Palangka Raya
Baca juga: Pedagang Palangka Raya diminta optimalkan penjualan secara daring
Baca juga: Hanya satu kecamatan di Palangka Raya yang masuk zona hijau COVID-19
"Apalagi sekarang ini kan bencana non alam, yakni pandemi virus corona atau COVID-19 masih berlangsung. Jadi, harapannya jangan sampai ada lagi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan," kata Nenie saat dihubungi di Palangka Raya, Senin.
Nenie juga tidak henti-hentinya mengingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya-bahaya yang bisa menyebabkan karhutla. Seperti puntung rokok yang di buang sembarangan, membakar lahan namun tidak di jaga serta lain sebagainya.
Maka dari itu srikandi di DPRD Kota Palangka Raya itu tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat, agar bisa menahan diri untuk melakukan pembersihan lahannya dengan cara di bakar.
"Berkaca pada pengalaman tahun 2015 dan 2019 kemarin karhutla di Palangka Raya masih terjadi, sehingga dampaknya cukup terhdap daerah cukup luas," ucapnya.
Ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Palangka Raya tersebut, pemerintah kota setempat juga sudah menyediakan dana tanggap darurat apabila terjadi karhutla di daerah setempat.
Baca juga: 59 pasien sembuh dari COVID-19 di Palangka Raya
Dana tersebut setiap tahunnya selalu di anggarkan oleh pemkot melalui instansi terkait, agar ketika terjadi bencana alam karhutla pemkot serta instansi terkait segera menanganinya.
"Yang terpenting saat ini adalah mengantisipasi bagaimana persoalan tersebut tidak terjadi lagi, karena kalau terjadi dampak yang ditimbulkan sangat besar untuk daerah," ungkap Nenie.
Politisi senior di DPRD Kota Palangka Raya tersebut berharap, semoga kasus karhutla di daerah setempat tahun ini tidak akan terjadi. Bahkan pemerintah setempat dengan menggerakkan personelnya di instansi yang menangani persoalan tersebut, untuk gencar melakukan patroli serta mengantisipasi masalah tersebut.
"Hal itu dilakukan bertujuan agar kejadian perihal tersebut tidak terulang lagi di daerah kita. Jadi, peran amsyarakat juga sangat penting dalam hal ini, mari bahu membahu untuk mencegah terjadinya karhutla pada tahun ini," demikian Nenie.
Baca juga: Satu pasien COVID-19 asal Pulang Pisau meninggal di Palangka Raya
Baca juga: Pedagang Palangka Raya diminta optimalkan penjualan secara daring
Baca juga: Hanya satu kecamatan di Palangka Raya yang masuk zona hijau COVID-19