Sampit (ANTARA) - Hari pertama pelayanan tes cepat antibodi deteksi COVID-19 oleh Palang Merah Indonesia Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, langsung diserbu warga karena tarifnya jauh lebih murah, bahkan di bawah tarif maksimal yang ditetapkan pemerintah.

"Sampai pukul 10.00 WIB sudah ada 120 pendaftar dan sudah dilayani 60 orang. Kami tidak membatasi jumlahnya. Pelayanan dimulai pukul 08.00 sampai 14.00 WIB. Setelah itu khusus penyerahan hasilnya. Kalau ada yang reaktif, kami koordinasikan dengan Gugus Tugas," kata Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kotawaringin Timur dr Yuendri Irawanto di Sampit, Senin.

PMI Kotawaringin Timur menetapkan tarif pemeriksaan hanya Rp125 ribu untuk pemeriksaan antibodi tersebut. Tarif itu lebih rendah dibanding tarif maksimal ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu paling tinggi Rp150 ribu.

Pemeriksaan yang dilakukan tidak menggunakan alat "rapid test", tetapi skrining menggunakan metode "Electro-Chemiluminescence immunoassay (ECLIA) menggunakan reagen Elecsys Anti-SARS-CoV-2 dan PreciControl Anti-SARS-CoV-2 (produksi Roche Diagnostics) dengan menggunakan mesin cobas e411.

Metode pemeriksaan ECLIA adalah metode deteksi antibodi SARS-CoV-2 kualitatif, dengan hasil pemeriksaan sampel diberikan dalam bentuk reaktif atau non-reaktit serta
dalam bentuk numerik atau angka cutoff index (CO). Jika hasil pemeriksaan menunjukkan di atas angka 1 maka berarti dinyatakan reaktif.

Ini tentu berbeda dengan metode "rapid test" yang hanya menampilkan hasil pemeriksaan dalam bentuk reaktif atau non-reaktif saja.

Metode ECLIA diklaim memiliki tingkat keakuratan lebih tinggi dibanding metode "rapid test". Hanya, pemeriksaan metode ECLlA memerlukan waktu lebih lama yaitu sekitar satu jam, lebih lama dibanding metode "rapid test" yang hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.

Yuendri mempersilakan warga yang ingin memeriksakan diri untuk datang ke sekretariat PMI di Jalan Achmad Yani. Pelayanan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Saat ini ada 600 reagen untuk pemeriksaan itu, tapi kami sudah memesan lagi 1.000 reagen untuk mengantisipasi banyaknya warga yang meminta pelayanan tes antibodi ini," ujar Yuendri.

Suhad Suhendra, salah seorang warga mengaku sangat berterima kasih atas layanan tes cepat murah yang diberikan PMI. Ini sangat membantu bagi warga yang ingin bepergian, termasuk dirinya yang akan berangkat ke Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah menggunakan kapal laut dari Sampit menuju Semarang.

Baca juga: Percepatan pembangunan infrastruktur solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir Kotim

"Teman saya kemarin bayar "rapid test" Rp450 ribu. Itu sangat mahal bagi kami karena kami pekerja ini kan harus menanggung sendiri biaya itu. Kalau di sini dengan tarif Rp125 ribu masih bisa dijangkau. Jauh lebih murah. Kami sangat berterima kasih karena sudah dibantu pemerintah daerah," kata Suhad Suhendra.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada PMI Kotawaringin Timur melalui Unit Transfusi Darah telah memberikan layanan yang dirasa sangat bermanfaat bagi masyarakat.

"Pelaksanaan ini tetap kami pantau. Kalau nanti ada yang hasilnya reaktif maka Gugus Tugas akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kami juga akan melakukan pendekatan kepada orang tersebut agar bersedia segera ditangani sesuai protokol kesehatan," kata Multazam.

Terkait tarif, Multazam membenarkan yang diberlakukan saat ini Rp125 ribu. Namun ini akan dievaluasi berdasarkan perkembangan kondisi karena diakui ada komponen-komponen harga yang cenderung mengalami kenaikan.

Baca juga: Pemilik usaha di Kotim diingatkan utamakan keselamatan orang banyak

Baca juga: Giliran 905 petugas pemutakhiran data pemilih jalani tes cepat COVID-19


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024