Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Riskon Fabiansyah mengingatkan pemerintah kabupaten setempat segera melakukan normalisasi drainase dan anak sungai untuk mencegah banjir kembali melanda Sampit.
"Apabila Pemkab Kotim untuk tahun anggaran 2021 tidak segera melakukan normalisasi drainase dan anak sungai dalam kota, maka masalah ini akan mengganggu aktivitas masyarakat dalam rangka menggiatkan ekonomi di Kotim pasca normal baru ini," kata Riskon di Sampit, Selasa.
Politisi muda Partai Golkar ini menilai, curah hujan yang tinggi di Sampit dan sekitarnya akhir-akhir ini, menandakan potensi banjir juga meningkat. Ini menjadi "PR" atau pekerjaan rumah lama bagi pemerintah kabupaten untuk mencarikan solusinya yaitu pembenahan saluran drainase dan normalisasi anak sungai di Kota Sampit.
Kekhawatiran itu terbukti saat ini, akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan Jalan Jenderal Sudirman km 4 dekat Islamic Center nyaris terputus akibat meluapnya saluran drainase yang ada sejak Sabtu (17/10) lalu. Antrean kendaraan roda empat untuk melintas di lokasi banjir tersebut mengular hingga lebih dari satu kilometer terjadi beberapa hari.
Baca juga: Mal disiplin terapkan protokol kesehatan, bioskop segera diizinkan dibuka
Masalah yang hampir sama menimpa di fasiltas RSUD dr Murdjani Sampit. Sejumlah ruangan seperti ruang operasi dan rontgen lumpuh akibat genangan air. Hal ini bukan kali pertama terjadi, tetapi hampir setiap hujan deras areal tersebut tergenang air yang akhirnya menghambat pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut Riskon, idealnya sebelum gedung baru RSUD dr Murdjani dioperasionalkan, masalah banjir di rumah sakit tersebut bisa terselesaikan. Harapannya agar meski pelayanan sudah berpindah ke gedung baru, namun gedung yang lama, bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan lain sehingga tidak terbengkalai karena dana yang dipakai untuk membangun fasilitas tersebut berasal dari rakyat sehingga jangan sampai mubazir.
Legislator dari daerah pemilihan 1 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini meminta pemerintah kabupaten melalui bupati diharapkan mengeluarkan kebijakan untuk mengajak Ketua RT/RW menggalakkan kembali program gotong-royong untuk membersihkan saluran drainase di lingkungan masing-masing.
"Sehingga bila terjadi curah hujan yang tinggi seperti saat ini, dampak banjir bisa kita minimalisir karena banyak kita melihat saluran drainase yang ada, kurang terawat. Untuk itu perlu didukung oleh seluruh elemen masyarakat agar Kotawaringin Timur ini bebas dari bahaya banjir," demikian Riskon.
Baca juga: Banjir picu kemacetan panjang di Sampit
Baca juga: Pria ini tega cabuli anak kandung sejak usia 11 tahun
"Apabila Pemkab Kotim untuk tahun anggaran 2021 tidak segera melakukan normalisasi drainase dan anak sungai dalam kota, maka masalah ini akan mengganggu aktivitas masyarakat dalam rangka menggiatkan ekonomi di Kotim pasca normal baru ini," kata Riskon di Sampit, Selasa.
Politisi muda Partai Golkar ini menilai, curah hujan yang tinggi di Sampit dan sekitarnya akhir-akhir ini, menandakan potensi banjir juga meningkat. Ini menjadi "PR" atau pekerjaan rumah lama bagi pemerintah kabupaten untuk mencarikan solusinya yaitu pembenahan saluran drainase dan normalisasi anak sungai di Kota Sampit.
Kekhawatiran itu terbukti saat ini, akibat curah hujan yang tinggi mengakibatkan Jalan Jenderal Sudirman km 4 dekat Islamic Center nyaris terputus akibat meluapnya saluran drainase yang ada sejak Sabtu (17/10) lalu. Antrean kendaraan roda empat untuk melintas di lokasi banjir tersebut mengular hingga lebih dari satu kilometer terjadi beberapa hari.
Baca juga: Mal disiplin terapkan protokol kesehatan, bioskop segera diizinkan dibuka
Masalah yang hampir sama menimpa di fasiltas RSUD dr Murdjani Sampit. Sejumlah ruangan seperti ruang operasi dan rontgen lumpuh akibat genangan air. Hal ini bukan kali pertama terjadi, tetapi hampir setiap hujan deras areal tersebut tergenang air yang akhirnya menghambat pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut Riskon, idealnya sebelum gedung baru RSUD dr Murdjani dioperasionalkan, masalah banjir di rumah sakit tersebut bisa terselesaikan. Harapannya agar meski pelayanan sudah berpindah ke gedung baru, namun gedung yang lama, bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan lain sehingga tidak terbengkalai karena dana yang dipakai untuk membangun fasilitas tersebut berasal dari rakyat sehingga jangan sampai mubazir.
Legislator dari daerah pemilihan 1 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini meminta pemerintah kabupaten melalui bupati diharapkan mengeluarkan kebijakan untuk mengajak Ketua RT/RW menggalakkan kembali program gotong-royong untuk membersihkan saluran drainase di lingkungan masing-masing.
"Sehingga bila terjadi curah hujan yang tinggi seperti saat ini, dampak banjir bisa kita minimalisir karena banyak kita melihat saluran drainase yang ada, kurang terawat. Untuk itu perlu didukung oleh seluruh elemen masyarakat agar Kotawaringin Timur ini bebas dari bahaya banjir," demikian Riskon.
Baca juga: Banjir picu kemacetan panjang di Sampit
Baca juga: Pria ini tega cabuli anak kandung sejak usia 11 tahun