Jakarta (ANTARA) - Bukan hanya COVID-19 yang disebabkan virus SARS-Cov-2 yang bisa menular, karies gigi atau biasa disebut gigi berlubang juga bisa menular, yakni melalui perilaku berbagi peralatan makan, meniup dan mencici makanan.
"Karies ditularkan melalui bakteri, Streptococcus mutans, terjadi melalui droplet atau air liur. Aktivitas yang menularkan seperti berbagi alat makan, meniup atau mencicipi makanan anak," ujar dokter spesialis kedokteran gigi anak di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Avianti Hartadi dalam webinar, Jumat.
Baca juga: Cara bersihkan mulut anak yang belum tumbuh gigi
Untuk mencegah penularan, ketimbang meniup makanan anak yang masih panas, sebaiknya kipasi makanan itu hingga hangat. Di sisi lain, orang tua disarankan memiliki gigi yang sehat agar tak terjadi penularan karies melalui air liur.
Karies terjadi saat gula atau sisa makanan di gigi dan mulut tak dibersihkan sehingga memungkinkan bakteri tumbuh, lalu terjadilah kondisi mulut yang asam dan perlahan menyebabkan gigi berlubang.
Avianti mengatakan, karies bisa dimulai dari lapisan email yang bila tidak dirawat akan berlanjut ke bagian dentint lalu memunculkan rasa nyeri saat ada rangsangan seperti rasa manis asam, panas, dingin.
"Ngilu karena dentint dekat dengan pulpa gigi," kata dia.
Jika masih juga dibiarkan, lubang gigi akan mencapai pulpa atau saraf gigi sehingga anak atau bahkan orang dewasa sekalipun bisa merasa nyeri saat malam hari hingga tidak bisa tidur.
Baca juga: Selain penumpukan sisa makanan, ini deretan penyebab bau mulut
Pada tahap lanjut, kondisi ini bisa berujung pada munculnya nanah, bisul hingga bengkak ke area wajah terutama pipi hingga daerah bawah mata.
Menurut Avianti, sekalipun gigi anak belum menjadi gigi permanen, sebaiknya segera tambal lubang yang muncul agar karies tidak semakin dalam dan berujung membuat anak sulit makan.
Dia mengingatkan Anda untuk memastikan anak menyikat gigi mereka usai meminum susu. Apabila tengah malam masih minum susu, bilas atau lap dengan kasa dibasahi air putih.
Selain itu, rencanakan varian menu makanan dengan anak sehingga dia tak mengemut makanan. Mengemut makanan bisa membuat kondisi mulut menjadi asam dan memunculkan karies gigi.
Baca juga: Cara menyimpan sikat gigi yang benar agar tak berkuman
Hal lain yang bisa Anda lakukan, tidak memberi camilan pada anak sebelum makan dan membiarkan anak makan sambil menonton atau bermain karena ini tergolong kebiasaan buruk yang bisa merusak gigi.
Khusus untuk camilan, sebaiknya pilih buah, puding buah atau keju ketimbang makanan yang lengket seperti cokelat atau makanan tinggi gula.
"Kalau anak suka ngemil? camilan sebaiknya buah, puding buah, keju, kalau suka biskuit coleklat bisa diberikan setelah makan siang, 30 menit kemudian setelah makan, minta (atau temani) anak sikat gigi," demikian kata Avianti.
Baca juga: Waktu yang ideal untuk menyikat gigi
Baca juga: Apa saja kesalahan yang sering orang lakukan saat menyikat gigi?
Baca juga: Jangan buru-buru sikat gigi setelah makan, ini alasannya
"Karies ditularkan melalui bakteri, Streptococcus mutans, terjadi melalui droplet atau air liur. Aktivitas yang menularkan seperti berbagi alat makan, meniup atau mencicipi makanan anak," ujar dokter spesialis kedokteran gigi anak di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Avianti Hartadi dalam webinar, Jumat.
Baca juga: Cara bersihkan mulut anak yang belum tumbuh gigi
Untuk mencegah penularan, ketimbang meniup makanan anak yang masih panas, sebaiknya kipasi makanan itu hingga hangat. Di sisi lain, orang tua disarankan memiliki gigi yang sehat agar tak terjadi penularan karies melalui air liur.
Karies terjadi saat gula atau sisa makanan di gigi dan mulut tak dibersihkan sehingga memungkinkan bakteri tumbuh, lalu terjadilah kondisi mulut yang asam dan perlahan menyebabkan gigi berlubang.
Avianti mengatakan, karies bisa dimulai dari lapisan email yang bila tidak dirawat akan berlanjut ke bagian dentint lalu memunculkan rasa nyeri saat ada rangsangan seperti rasa manis asam, panas, dingin.
"Ngilu karena dentint dekat dengan pulpa gigi," kata dia.
Jika masih juga dibiarkan, lubang gigi akan mencapai pulpa atau saraf gigi sehingga anak atau bahkan orang dewasa sekalipun bisa merasa nyeri saat malam hari hingga tidak bisa tidur.
Baca juga: Selain penumpukan sisa makanan, ini deretan penyebab bau mulut
Pada tahap lanjut, kondisi ini bisa berujung pada munculnya nanah, bisul hingga bengkak ke area wajah terutama pipi hingga daerah bawah mata.
Menurut Avianti, sekalipun gigi anak belum menjadi gigi permanen, sebaiknya segera tambal lubang yang muncul agar karies tidak semakin dalam dan berujung membuat anak sulit makan.
Dia mengingatkan Anda untuk memastikan anak menyikat gigi mereka usai meminum susu. Apabila tengah malam masih minum susu, bilas atau lap dengan kasa dibasahi air putih.
Selain itu, rencanakan varian menu makanan dengan anak sehingga dia tak mengemut makanan. Mengemut makanan bisa membuat kondisi mulut menjadi asam dan memunculkan karies gigi.
Baca juga: Cara menyimpan sikat gigi yang benar agar tak berkuman
Hal lain yang bisa Anda lakukan, tidak memberi camilan pada anak sebelum makan dan membiarkan anak makan sambil menonton atau bermain karena ini tergolong kebiasaan buruk yang bisa merusak gigi.
Khusus untuk camilan, sebaiknya pilih buah, puding buah atau keju ketimbang makanan yang lengket seperti cokelat atau makanan tinggi gula.
"Kalau anak suka ngemil? camilan sebaiknya buah, puding buah, keju, kalau suka biskuit coleklat bisa diberikan setelah makan siang, 30 menit kemudian setelah makan, minta (atau temani) anak sikat gigi," demikian kata Avianti.
Baca juga: Waktu yang ideal untuk menyikat gigi
Baca juga: Apa saja kesalahan yang sering orang lakukan saat menyikat gigi?
Baca juga: Jangan buru-buru sikat gigi setelah makan, ini alasannya