Sampit (ANTARA) - Anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Rimbun mendesak sistem pembelajaran tatap muka di sekolah yang baru dimulai awal pekan tadi, kembali dihentikan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Saya dukung kembalikan sistem belajar online. Ini sudah menyangkut keselamatan nyawa seseorang bukan main-main," kata Rimbun di Sampit, Jumat.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, hingga Jumat siang, jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 sebanyak 494 orang, terdiri dari 367 orang sembuh, 112 orang dirawat dan 15 orang meninggal dunia.
Berdasarkan analisis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat, sejak 1 November lalu Kabupaten Kotawaringin Timur dinyatakan zona merah yang berarti berisiko tinggi. Hal itu lantaran kasus baru dan kasus kematian pasien COVID-19 meningkat dengan cepat.
Rimbun mengingatkan pemerintah kabupaten untuk tidak main-main terkait kebijakan mengizinkan sekolah dengan pembelajaran tatap muka. Jangan sampai ada semacam uji coba karena menyangkut keselamatan guru dan peserta didik.
Dia mengaku bingung dengan kebijakan pemerintah kabupaten yang terkesan ngotot memberlakukan sekolah dengan belajar tatap muka padahal kasus COVID-19 terus meningkat dan meluas.
"Saya lihat pemerintah daerah sudah menganggap sepele, seolah-olah belum terjadi apa-apa. Ini apakah kepekaan sudah kurang atau bagaimana. Seharusnya perlu memikirkan ini dengan tidak tergesa-gesa menerbitkan kebijakan sekolah tatap muka," tegas Rimbun.
Baca juga: Penularan COVID-19 di kalangan pejabat Kotim meluas
Dia juga mengingatkan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur untuk bersikap tegas. Jika memang kondisi masih berisiko maka jangan berani memberikan izin kepada sekolah melaksanakan pembelajaran sistem tatap muka.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur diminta berani menolak meski kepala daerah sudah membuka lampu hijau untuk sekolah dengan pembelajaran tatap muka. Keselamatan murid dan guru harus menjadi prioritas.
Terkait peningkatan kasus COVID-19, Rimbun mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Penegakan disiplin juga perlu ditingkatkan terhadap siapa saja yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat diimbau melaksanakan 3M yakni menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun. Ini menjadi langkah yang dinilai efektif mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Pejabat eselon II Kotim terjangkit COVID-19 jadi empat orang
Baca juga: KUA-PPAS Kotim 2021 menurun
"Saya dukung kembalikan sistem belajar online. Ini sudah menyangkut keselamatan nyawa seseorang bukan main-main," kata Rimbun di Sampit, Jumat.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, hingga Jumat siang, jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 sebanyak 494 orang, terdiri dari 367 orang sembuh, 112 orang dirawat dan 15 orang meninggal dunia.
Berdasarkan analisis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat, sejak 1 November lalu Kabupaten Kotawaringin Timur dinyatakan zona merah yang berarti berisiko tinggi. Hal itu lantaran kasus baru dan kasus kematian pasien COVID-19 meningkat dengan cepat.
Rimbun mengingatkan pemerintah kabupaten untuk tidak main-main terkait kebijakan mengizinkan sekolah dengan pembelajaran tatap muka. Jangan sampai ada semacam uji coba karena menyangkut keselamatan guru dan peserta didik.
Dia mengaku bingung dengan kebijakan pemerintah kabupaten yang terkesan ngotot memberlakukan sekolah dengan belajar tatap muka padahal kasus COVID-19 terus meningkat dan meluas.
"Saya lihat pemerintah daerah sudah menganggap sepele, seolah-olah belum terjadi apa-apa. Ini apakah kepekaan sudah kurang atau bagaimana. Seharusnya perlu memikirkan ini dengan tidak tergesa-gesa menerbitkan kebijakan sekolah tatap muka," tegas Rimbun.
Baca juga: Penularan COVID-19 di kalangan pejabat Kotim meluas
Dia juga mengingatkan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur untuk bersikap tegas. Jika memang kondisi masih berisiko maka jangan berani memberikan izin kepada sekolah melaksanakan pembelajaran sistem tatap muka.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur diminta berani menolak meski kepala daerah sudah membuka lampu hijau untuk sekolah dengan pembelajaran tatap muka. Keselamatan murid dan guru harus menjadi prioritas.
Terkait peningkatan kasus COVID-19, Rimbun mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Penegakan disiplin juga perlu ditingkatkan terhadap siapa saja yang tidak menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat diimbau melaksanakan 3M yakni menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun. Ini menjadi langkah yang dinilai efektif mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Pejabat eselon II Kotim terjangkit COVID-19 jadi empat orang
Baca juga: KUA-PPAS Kotim 2021 menurun