Sampit (ANTARA) - Umat Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah meminta pemerintah daerah lebih memberi perhatian agar pembinaan dan pengembangan kegiatan keagamaan bisa lebih baik lagi.
"Selama ini pemerintah kabupaten sudah memberi perhatian, tapi kami berharap lebih diperhatikan lagi supaya kami bisa lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatan keagamaan. Saat ini masih banyak sarana dan prasarana atau fasilitas yang belum kami miliki," kata Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MDAHK) Kotawaringin Timur, Rena di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikan Rena saat pengukuhan pengurus MDAHK Kotawaringin Timur yang dipimpin Ketua Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Provinsi Kalimantan Tengah, Walter S Penyang. Turut hadir Pelaksana Tugas Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Sutimin.
Rena berterima kasih atas perhatian pemerintah daerah selama ini yang menurutnya telah memberi perlakuan yang sama terhadap semua agama. Bahkan sebuah balai basarah atau tempat ibadah umat Hindu Kaharingan telah dibangun dengan megah di Kecamatan Antang Kalang.
Beranjak dari itu, MDAHK Kotawaringin Timur berharap dukungan juga diberikan pemerintah daerah terhadap berbagai sarana yang masih mereka dibutuhkan. Seperti saat ini sedang dibangun aula di Jalan Jenderal Sudirman km 2,7 Sampit yang dijadikan pusat kegiatan Hindu Kaharingan.
Rena berharap pemerintah daerah membantu penyelesaian pembangunan berbagai sarana di tempat itu. Ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan dan kegiatan keagamaan. Pihaknya juga berupaya meminta bantuan dari pihak swasta.
Selain itu Rena juga mengusulkan pembangunan betang atau rumah khas Suku Dayak di tiga lokasi yang merupakan perbatasan Kotawaringin Timur dengan kabupaten tetangga yakni di Kecamatan Telawang, Cempaga Hulu dan Teluk Sampit.
Baca juga: PMI Kotim tetapkan biaya pemeriksaan antigen Rp250.000
Betang akan menjadi identitas budaya Suku Dayak yang cinta damai dan selalu siap menerima siapapun yang ingin hidup rukun berdampingan tanpa memandang berbagai perbedaan. Selain itu, betang tersebut nantinya bisa menjadi bagian dari upaya mendukung penguatan sektor pariwisata.
"Umat Hindu Kaharingan di Kotawaringin Timur ada sekitar 24.000 jiwa. Kami selalu siap mendukung pemerintah dalam semua hal. Dengan dukungan pemerintah, kami berharap kami juga bisa lebih maju dan berkembang," ujar Rena.
Pelaksana Tugas Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Sutimin mengatakan, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan keagamaan karena sangat membantu dalam hal pembinaan umat agar lebih baik, tidak terkecuali bagi Hindu Kaharingan.
Pemerintah daerah selalu berupa membantu sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setiap tahunnya. Usulan-usulan di bidang keagamaan diakomodir secara bertahap menyesuaikan kondisi keuangan daerah.
"Tahun 2021 rencananya akan dibangun balai basarah di Kecamatan Bukit Santuai. Untuk bantuan penyelesaian aula, itu akan segera kami sampaikan supaya juga bisa mendapat perhatian kita bersama," demikian Sutimin.
Baca juga: DPRD Kotim tetap berlakukan rapat virtual cegah penularan COVID-19
"Selama ini pemerintah kabupaten sudah memberi perhatian, tapi kami berharap lebih diperhatikan lagi supaya kami bisa lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatan keagamaan. Saat ini masih banyak sarana dan prasarana atau fasilitas yang belum kami miliki," kata Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MDAHK) Kotawaringin Timur, Rena di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikan Rena saat pengukuhan pengurus MDAHK Kotawaringin Timur yang dipimpin Ketua Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Provinsi Kalimantan Tengah, Walter S Penyang. Turut hadir Pelaksana Tugas Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Sutimin.
Rena berterima kasih atas perhatian pemerintah daerah selama ini yang menurutnya telah memberi perlakuan yang sama terhadap semua agama. Bahkan sebuah balai basarah atau tempat ibadah umat Hindu Kaharingan telah dibangun dengan megah di Kecamatan Antang Kalang.
Beranjak dari itu, MDAHK Kotawaringin Timur berharap dukungan juga diberikan pemerintah daerah terhadap berbagai sarana yang masih mereka dibutuhkan. Seperti saat ini sedang dibangun aula di Jalan Jenderal Sudirman km 2,7 Sampit yang dijadikan pusat kegiatan Hindu Kaharingan.
Rena berharap pemerintah daerah membantu penyelesaian pembangunan berbagai sarana di tempat itu. Ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan dan kegiatan keagamaan. Pihaknya juga berupaya meminta bantuan dari pihak swasta.
Selain itu Rena juga mengusulkan pembangunan betang atau rumah khas Suku Dayak di tiga lokasi yang merupakan perbatasan Kotawaringin Timur dengan kabupaten tetangga yakni di Kecamatan Telawang, Cempaga Hulu dan Teluk Sampit.
Baca juga: PMI Kotim tetapkan biaya pemeriksaan antigen Rp250.000
Betang akan menjadi identitas budaya Suku Dayak yang cinta damai dan selalu siap menerima siapapun yang ingin hidup rukun berdampingan tanpa memandang berbagai perbedaan. Selain itu, betang tersebut nantinya bisa menjadi bagian dari upaya mendukung penguatan sektor pariwisata.
"Umat Hindu Kaharingan di Kotawaringin Timur ada sekitar 24.000 jiwa. Kami selalu siap mendukung pemerintah dalam semua hal. Dengan dukungan pemerintah, kami berharap kami juga bisa lebih maju dan berkembang," ujar Rena.
Pelaksana Tugas Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Sutimin mengatakan, pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan keagamaan karena sangat membantu dalam hal pembinaan umat agar lebih baik, tidak terkecuali bagi Hindu Kaharingan.
Pemerintah daerah selalu berupa membantu sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setiap tahunnya. Usulan-usulan di bidang keagamaan diakomodir secara bertahap menyesuaikan kondisi keuangan daerah.
"Tahun 2021 rencananya akan dibangun balai basarah di Kecamatan Bukit Santuai. Untuk bantuan penyelesaian aula, itu akan segera kami sampaikan supaya juga bisa mendapat perhatian kita bersama," demikian Sutimin.
Baca juga: DPRD Kotim tetap berlakukan rapat virtual cegah penularan COVID-19