Jakarta (ANTARA) - 2020 menjadi tahun ketika orang-orang di seluruh dunia dipaksa menemukan cara baru untuk terhubung karena pandemi COVID-19. Hal itu terlihat dari aplikasi yang menjadi tren pada tahun ini.
Toko aplikasi pada dua sistem operasi perangkat keras yang banyak diadopsi, yakni App Store milik Apple dan Play Store milk Google, awal bulan ini telah mengungkap serangkaian aplikasi terbaik versi masing-masing.
Apple memahkotai platform konferensi video Zoom sebagai aplikasi iPhone teratas dan game Among Us sebagai aplikasi game teratas. Sementara, aplikasi pemantau waktu tidur Loona menjadi aplikasi terbaik dan Genshin Impact sebagai game terbaik yang dipilih Google.
Sementara itu, Antara melihat lima kategori aplikasi yang menjadi populer tahun ini. Sebagian besar aplikasi muncul dan semakin populer karena pandemi, misalnya aplikasi pemantau penyebaran virus corona dan aplikasi telemedisin.
Baca juga: Kumpulan aplikasi untuk bantu penanganan COVID-19
Tidak hanya itu, pandemi yang membuat orang untuk bekerja dan belajar dari rumah juga membuat platform panggilan video dan edukasi melejit tahun ini. Demikian pula dengan platform hiburan, mulai dari game, streaming dan berbagi video yang kian menjadi andalan kala harus di rumah saja untuk memutus penyebaran virus corona.
Berikut deretan aplikasi populer 2020 versi Antara.
1. Aplikasi pelacak penyebaran virus corona
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengembangkan aplikasi buatan dalam negeri untuk melacak penyebaran virus corona yang dinamai PeduliLindungi pada pekan terakhir Maret 2020.
Cara kerja PeduliLindungi dipasang di ponsel orang yang positif terjangkit COVID-19. Aplikasi ini memiliki fitur tracking, pelacakan, dapat melihat "log" pergerakan orang yang positif terinfeksi virus corona selama 14 hari ke belakang.
Berdasarkan hasil tracking dan tracing (penelusuran), aplikasi akan memberikan peringatan kepada nomor-nomor ponsel yang berada di sekitar pasien positif COVID-19 untuk segera melakukan protokol Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Sementara itu, pada awal April, dua rival kuat industri teknologi dunia, Google dan Apple, berkolaborasi untuk membuat sistem pelacak penyebaran virus corona baru (COVID-19) yang berpotensi menjangkau sepertiga populasi dunia.
Kedua raksasa teknologi itu akan memanfaatkan teknologi Bluetooth untuk melacak pergerakan orang dan dengan siapa mereka telah melakukan kontak dekat.
Dalam semangat kolaborasi ini, Google dan Apple mengumumkan upaya bersama untuk memungkinkan penggunaan teknologi Bluetooth untuk membantu pemerintah dan lembaga kesehatan mengurangi penyebaran virus.
Baca juga: Deretan aplikasi pilihan untuk foto Natal dan liburan
2. Aplikasi telemedisin
Layanan telemedisin alias konsultasi kesehatan jarak jauh semakin digemari di tengah pandemi yang membuat ruang gerak terbatas. Penggunaan aplikasi ini menjadi salah satu indikator kuat bahwa pandemi COVID-19 adalah katalis atau faktor yang mempercepat transformasi digital.
Pada akhir Maret, aplikasi layanan kesehatan Halodoc berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan meluncurkan "Check COVID-19" untuk membantu penanganan virus corona di Indonesia. Bersama Kementerian Kominfo Halodoc juga menghadirkan layanan telemedisin di dalam aplikasi PeduliLindungi.
Sementara itu, belum lama ini, aplikasi PeduliLindungi juga menambahkan layanan telemedisin untuk membantu masyarakat memantau kesehatan. Kementerian bekerja sama dengan Good Doctor Technology dan GrabHealth untuk menyediakan layanan telemedis melalui menu "teledokter" yang tersedia selama 24 jam penuh.
Aplikasi daring bidang kesehatan Good Doctor, pada akhir Maret, telah memberikan akses konsultasi dokter profesional gratis kepada masyarakat melalui akses daring, juga memberikan layanan pada pasien dengan penyakit kronis yang membutuhkan obat rutin setiap bulan.
Jika Halodoc bermitra dengan Gojek untuk mengantar obat yang dibutuhkan pasien, Good Doctor bekerja sama dengan Grab mengantarkan obat ke rumah pasien tanpa harus pergi ke rumah sakit.
Selanjutnya, aplikasi Alodokter pada Mei lalu memberikan layanan kesehatan berupa pendampingan dokter secara daring untuk setiap pasien COVID-19. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter, dokter spesialis, hingga psikolog melalui aplikasi pesan dan mendapatkan bimbingan medis secara daring untuk mendukung proses pemulihan.
3. Aplikasi konferensi video
Imbauan jaga jarak sosial telah mengubah perilaku banyak orang, sehingga panggilan video menjadi kebutuhan baru untuk berkomunikasi, bahkan rapat di perusahaan-perusahaan yang menerapkan kerja dari rumah (Work from Home/WFH) di tengah pandemi.
Baca juga: Label privasi data mulai diterapkan ke aplikasi di App Store
Kementerian Kominfo bahkan mencatat penggunaan aplikasi telekonferensi naik pesat hingga 443 persen sejak pandemi virus corona di Indonesia.
Dibuat pada 2011, Zoom mendapat spotlight tahun ini. Platform konferensi video melaporkan pendapatan 777,2 juta dolar AS (sekitar Rp10,9 triliun) selama kuartal ketiga, lebih dari empat kali lipat pendapatannya dari kuartal yang sama tahun lalu.
Ini merupakan dua kuartal berturut-turut di mana pendapatan Zoom meningkat empat kali lipat. Zoom tidak menyatakan jumlah total pengguna yang dimilikinya, tetapi jumlah pelanggan yang membayar terus bertambah. Pada awal Desember dilaporkan Zoom saat ini memiliki 433.700 pelanggan.
Meski sempat menghadapi isu privasi dan keamanan, Zoom meroket berkat keandalannya, integrasi web yang solid, dan juga ramah diakses lewat ponsel. Zoom juga memiliki batasan 40 menit untuk panggilan grup -- di mana semua orang harus menutup panggilan -- tetapi paket gratisnya itu berfungsi dengan baik.
Kesuksesan Zoom mendorong sejumlah perusahaan teknologi untuk mengembangkan platform panggilan video miliknya, seperti Microsoft Teams, Cisco Webex dan Google Meet. Untuk panggilan yang bersifat pribadi, Google juga melakukan inovasi untuk Duo, begitu juga dengan Facebook yang melakukan pembaruan untuk Messenger dan WhatsApp.
4. Aplikasi pendidikan
Pandemi COVID-19 juga menyebabkan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara daring. Pada pertengahan Maret, penyedia aplikasi belajar Ruangguru telah mengambil inisiatif untuk membuka kelas gratis bernama "Sekolah Online Ruangguru."
Platform tersebut menyediakan 15 kanal "live teaching" untuk berbagai mata pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kurikulum nasional. Sekolah Online ini tersedia untuk kelas 1 SD sampai kelas 12 SMA IPA dan IPS, kegiatan belajar akan dipandu pengajar dari Ruangguru.
Ruangguru berusaha membuat Sekolah Online seperti belajar biasa di kelas fisik, mereka juga akan mengadakan sesi bertanya lewat fitur "live chat" di aplikasi. Ruangguru juga menyediakan program gratis Pelatihan Guru Online.
Baca juga: Reddit akan beli aplikasi pesaing TikTok, Dubmash
Tidak hanya Ruangguru, awal April,layanan belajar daring Zenius juga memberikan akses secara gratis melalui aplikasi Gojek. Di rumah, para siswa dapat memanfaatkan sejumlah layanan, seperti Zenius Live Teaching dan Rencana Belajar Harian dari Zenius.
Selain itu, pandemi tahun ini juga menghadirkan platform belajar online Kelas Pintar, yang menyediakan materi belajar untuk jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, baik jurusan IPA maupun IPS.
5. Aplikasi hiburan
Platform video langganan menjadi andalan saat pandemi membuat orang untuk tetap berada di rumah. Platform streaming Netflix menjadi salah satu yang populer di Indonesia, yang menyajikan film mancanegara maupun lokal.
Satu hal yang perlu dicatat tahun ini adalah kehadiran Disney Plus Hotstar di Indonesia, platform video langganan milik Disney, yang berkolaborasi dengan operator telekomunikasi Telkomsel pada September.
Layanan Disney+ Hotstar menghadirkan lebih dari 500 film dan acara spesial, serta 7.000 episode konten Disney, Pixar, Marvel, Star Wars, National Geographic, dan lainnya, sekaligus program eksklusif, seperti film, serial, dokumenter, dan konten pendek. Selain itu, Disney+ Hotstar juga menyajikan lebih dari 300 film Indonesia.
Tahun ini, platform video on demand milik Gojek, GoPlay juga banyak memproduksi konten original. Sementara, Viu menjadi semakin populer di tengah penikmat serial dan film drama dari Korea Selatan.
Selain platform streaming, platform berbagi video TikTok juga menunjukkan tren positif tahun ini. Dalam masa pandemi, TikTok menjadi media untuk selebritas terhubung dengan para penggemar, juga menjadi tempat untuk berbagi momen kebersamaan meski saling berjarak.
Konten komedi menjadi primadona, begitu pula dengan konten edukasi, video masak hingga make up. Tercatat beberapa lagu yang populer untuk duet di TikTok, seperti "Kopi Dangdut", "Bahasa Kalbu" yang dinyanyikan lagi oleh Raisa, hingga "Terpikat Senyummu".
Baca juga: Facebook hadirkan aplikasi musik Collab
Baca juga: Pelajar SMA ini ciptakan aplikasi anti depresi
Baca juga: Apple akan blokir aplikasi yang tidak patuhi fitur privasi
Toko aplikasi pada dua sistem operasi perangkat keras yang banyak diadopsi, yakni App Store milik Apple dan Play Store milk Google, awal bulan ini telah mengungkap serangkaian aplikasi terbaik versi masing-masing.
Apple memahkotai platform konferensi video Zoom sebagai aplikasi iPhone teratas dan game Among Us sebagai aplikasi game teratas. Sementara, aplikasi pemantau waktu tidur Loona menjadi aplikasi terbaik dan Genshin Impact sebagai game terbaik yang dipilih Google.
Sementara itu, Antara melihat lima kategori aplikasi yang menjadi populer tahun ini. Sebagian besar aplikasi muncul dan semakin populer karena pandemi, misalnya aplikasi pemantau penyebaran virus corona dan aplikasi telemedisin.
Baca juga: Kumpulan aplikasi untuk bantu penanganan COVID-19
Tidak hanya itu, pandemi yang membuat orang untuk bekerja dan belajar dari rumah juga membuat platform panggilan video dan edukasi melejit tahun ini. Demikian pula dengan platform hiburan, mulai dari game, streaming dan berbagi video yang kian menjadi andalan kala harus di rumah saja untuk memutus penyebaran virus corona.
Berikut deretan aplikasi populer 2020 versi Antara.
1. Aplikasi pelacak penyebaran virus corona
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengembangkan aplikasi buatan dalam negeri untuk melacak penyebaran virus corona yang dinamai PeduliLindungi pada pekan terakhir Maret 2020.
Cara kerja PeduliLindungi dipasang di ponsel orang yang positif terjangkit COVID-19. Aplikasi ini memiliki fitur tracking, pelacakan, dapat melihat "log" pergerakan orang yang positif terinfeksi virus corona selama 14 hari ke belakang.
Berdasarkan hasil tracking dan tracing (penelusuran), aplikasi akan memberikan peringatan kepada nomor-nomor ponsel yang berada di sekitar pasien positif COVID-19 untuk segera melakukan protokol Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Sementara itu, pada awal April, dua rival kuat industri teknologi dunia, Google dan Apple, berkolaborasi untuk membuat sistem pelacak penyebaran virus corona baru (COVID-19) yang berpotensi menjangkau sepertiga populasi dunia.
Kedua raksasa teknologi itu akan memanfaatkan teknologi Bluetooth untuk melacak pergerakan orang dan dengan siapa mereka telah melakukan kontak dekat.
Dalam semangat kolaborasi ini, Google dan Apple mengumumkan upaya bersama untuk memungkinkan penggunaan teknologi Bluetooth untuk membantu pemerintah dan lembaga kesehatan mengurangi penyebaran virus.
Baca juga: Deretan aplikasi pilihan untuk foto Natal dan liburan
2. Aplikasi telemedisin
Layanan telemedisin alias konsultasi kesehatan jarak jauh semakin digemari di tengah pandemi yang membuat ruang gerak terbatas. Penggunaan aplikasi ini menjadi salah satu indikator kuat bahwa pandemi COVID-19 adalah katalis atau faktor yang mempercepat transformasi digital.
Pada akhir Maret, aplikasi layanan kesehatan Halodoc berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan meluncurkan "Check COVID-19" untuk membantu penanganan virus corona di Indonesia. Bersama Kementerian Kominfo Halodoc juga menghadirkan layanan telemedisin di dalam aplikasi PeduliLindungi.
Sementara itu, belum lama ini, aplikasi PeduliLindungi juga menambahkan layanan telemedisin untuk membantu masyarakat memantau kesehatan. Kementerian bekerja sama dengan Good Doctor Technology dan GrabHealth untuk menyediakan layanan telemedis melalui menu "teledokter" yang tersedia selama 24 jam penuh.
Aplikasi daring bidang kesehatan Good Doctor, pada akhir Maret, telah memberikan akses konsultasi dokter profesional gratis kepada masyarakat melalui akses daring, juga memberikan layanan pada pasien dengan penyakit kronis yang membutuhkan obat rutin setiap bulan.
Jika Halodoc bermitra dengan Gojek untuk mengantar obat yang dibutuhkan pasien, Good Doctor bekerja sama dengan Grab mengantarkan obat ke rumah pasien tanpa harus pergi ke rumah sakit.
Selanjutnya, aplikasi Alodokter pada Mei lalu memberikan layanan kesehatan berupa pendampingan dokter secara daring untuk setiap pasien COVID-19. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter, dokter spesialis, hingga psikolog melalui aplikasi pesan dan mendapatkan bimbingan medis secara daring untuk mendukung proses pemulihan.
3. Aplikasi konferensi video
Imbauan jaga jarak sosial telah mengubah perilaku banyak orang, sehingga panggilan video menjadi kebutuhan baru untuk berkomunikasi, bahkan rapat di perusahaan-perusahaan yang menerapkan kerja dari rumah (Work from Home/WFH) di tengah pandemi.
Baca juga: Label privasi data mulai diterapkan ke aplikasi di App Store
Kementerian Kominfo bahkan mencatat penggunaan aplikasi telekonferensi naik pesat hingga 443 persen sejak pandemi virus corona di Indonesia.
Dibuat pada 2011, Zoom mendapat spotlight tahun ini. Platform konferensi video melaporkan pendapatan 777,2 juta dolar AS (sekitar Rp10,9 triliun) selama kuartal ketiga, lebih dari empat kali lipat pendapatannya dari kuartal yang sama tahun lalu.
Ini merupakan dua kuartal berturut-turut di mana pendapatan Zoom meningkat empat kali lipat. Zoom tidak menyatakan jumlah total pengguna yang dimilikinya, tetapi jumlah pelanggan yang membayar terus bertambah. Pada awal Desember dilaporkan Zoom saat ini memiliki 433.700 pelanggan.
Meski sempat menghadapi isu privasi dan keamanan, Zoom meroket berkat keandalannya, integrasi web yang solid, dan juga ramah diakses lewat ponsel. Zoom juga memiliki batasan 40 menit untuk panggilan grup -- di mana semua orang harus menutup panggilan -- tetapi paket gratisnya itu berfungsi dengan baik.
Kesuksesan Zoom mendorong sejumlah perusahaan teknologi untuk mengembangkan platform panggilan video miliknya, seperti Microsoft Teams, Cisco Webex dan Google Meet. Untuk panggilan yang bersifat pribadi, Google juga melakukan inovasi untuk Duo, begitu juga dengan Facebook yang melakukan pembaruan untuk Messenger dan WhatsApp.
4. Aplikasi pendidikan
Pandemi COVID-19 juga menyebabkan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara daring. Pada pertengahan Maret, penyedia aplikasi belajar Ruangguru telah mengambil inisiatif untuk membuka kelas gratis bernama "Sekolah Online Ruangguru."
Platform tersebut menyediakan 15 kanal "live teaching" untuk berbagai mata pelajaran yang sudah disesuaikan dengan kurikulum nasional. Sekolah Online ini tersedia untuk kelas 1 SD sampai kelas 12 SMA IPA dan IPS, kegiatan belajar akan dipandu pengajar dari Ruangguru.
Ruangguru berusaha membuat Sekolah Online seperti belajar biasa di kelas fisik, mereka juga akan mengadakan sesi bertanya lewat fitur "live chat" di aplikasi. Ruangguru juga menyediakan program gratis Pelatihan Guru Online.
Baca juga: Reddit akan beli aplikasi pesaing TikTok, Dubmash
Tidak hanya Ruangguru, awal April,layanan belajar daring Zenius juga memberikan akses secara gratis melalui aplikasi Gojek. Di rumah, para siswa dapat memanfaatkan sejumlah layanan, seperti Zenius Live Teaching dan Rencana Belajar Harian dari Zenius.
Selain itu, pandemi tahun ini juga menghadirkan platform belajar online Kelas Pintar, yang menyediakan materi belajar untuk jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, baik jurusan IPA maupun IPS.
5. Aplikasi hiburan
Platform video langganan menjadi andalan saat pandemi membuat orang untuk tetap berada di rumah. Platform streaming Netflix menjadi salah satu yang populer di Indonesia, yang menyajikan film mancanegara maupun lokal.
Satu hal yang perlu dicatat tahun ini adalah kehadiran Disney Plus Hotstar di Indonesia, platform video langganan milik Disney, yang berkolaborasi dengan operator telekomunikasi Telkomsel pada September.
Layanan Disney+ Hotstar menghadirkan lebih dari 500 film dan acara spesial, serta 7.000 episode konten Disney, Pixar, Marvel, Star Wars, National Geographic, dan lainnya, sekaligus program eksklusif, seperti film, serial, dokumenter, dan konten pendek. Selain itu, Disney+ Hotstar juga menyajikan lebih dari 300 film Indonesia.
Tahun ini, platform video on demand milik Gojek, GoPlay juga banyak memproduksi konten original. Sementara, Viu menjadi semakin populer di tengah penikmat serial dan film drama dari Korea Selatan.
Selain platform streaming, platform berbagi video TikTok juga menunjukkan tren positif tahun ini. Dalam masa pandemi, TikTok menjadi media untuk selebritas terhubung dengan para penggemar, juga menjadi tempat untuk berbagi momen kebersamaan meski saling berjarak.
Konten komedi menjadi primadona, begitu pula dengan konten edukasi, video masak hingga make up. Tercatat beberapa lagu yang populer untuk duet di TikTok, seperti "Kopi Dangdut", "Bahasa Kalbu" yang dinyanyikan lagi oleh Raisa, hingga "Terpikat Senyummu".
Baca juga: Facebook hadirkan aplikasi musik Collab
Baca juga: Pelajar SMA ini ciptakan aplikasi anti depresi
Baca juga: Apple akan blokir aplikasi yang tidak patuhi fitur privasi