Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, meminta pemerintah setempat melakukan upaya-upaya nyata di lapangan untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok agar tidak sampai membebani masyarakat.
"Saat ini kan hampir semua kebutuhan pokok sedang tinggi, hanya harga telur yang turun. Saya mendengar langsung keluhan masyarakat yang berbelanja di pasar tentang kenaikan harga ini. Harus ada langkah nyata di lapangan," kata Abdul Kadir di Sampit, Senin.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, fluktuasi harga memang sangat tergantung mekanisme pasar. Namun setidaknya pemerintah tetap memantau dan melakukan upaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Langkah yang bisa dilakukan misalnya dengan mengawasi pasokan, ketersediaan stok dan distribusi kepada konsumen. Jika ada indikasi akan terjadi kenaikan harga maka bisa segera diketahui penyebabnya sehingga kenaikan tinggi bisa dicegah.
Komunikasi harus dijalin dengan baik oleh pemerintah daerah dengan pelaku usaha, khususnya agen-agen besar yang mendatangkan barang kebutuhan ke daerah ini. Dari mereka, bisa diketahui kondisi stok, kendala pasokan dan distribusi sehingga bisa dicarikan solusinya agar tidak sampai memicu kenaikan harga.
Pengawasan ini penting karena sebagian kebutuhan di Kotawaringin Timur masih didatangkan dari luar daerah. Penyebabnya adalah masih rendahnya produksi pertanian lokal, bahkan ada beberapa jenis komoditas tertentu yang memang belum dihasilkan petani lokal.
Baca juga: Polres Kotim genjot penanganan COVID-19 di desa 'Lewu Isen Mulang'
Harga ayam potong sepekan terakhir juga masih tinggi yakni berkisar Rp30.000 sampai Rp36.000 per kilogram. Komoditas ini sebagian besar masih mengandalkan pasokan dari Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Pedagang mengaku terpaksa menyesuaikan harga jual kepada pembeli karena harga di tingkat agen sudah naik. Fluktuasi ini biasanya dengan cepat terjadi karena terpengaruh kondisi pasokan dan stok.
"Kalau pasokan lancar dan stok terjaga, harga akan stabil. Kalau stok banyak, pedagang tidak mungkin menaikkan harga tinggi karena bisa tidak laku. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah supaya stabilitas harga terjaga," kata Abdul Kadir.
Upaya nyata harus dilakukan untuk menjaga kestabilan harga. Jangan sampai terjadi kenaikan harga terlalu tinggi, terlebih di tengah pandemi COVID-19 saat ini karena akan sangat membebani masyarakat.
Baca juga: Tarif pemeriksaan COVID-19 di PMI Kotim semakin murah
Baca juga: Hujan iringi pembukaan MTQ Kotim
"Saat ini kan hampir semua kebutuhan pokok sedang tinggi, hanya harga telur yang turun. Saya mendengar langsung keluhan masyarakat yang berbelanja di pasar tentang kenaikan harga ini. Harus ada langkah nyata di lapangan," kata Abdul Kadir di Sampit, Senin.
Politisi Partai Golkar ini mengatakan, fluktuasi harga memang sangat tergantung mekanisme pasar. Namun setidaknya pemerintah tetap memantau dan melakukan upaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Langkah yang bisa dilakukan misalnya dengan mengawasi pasokan, ketersediaan stok dan distribusi kepada konsumen. Jika ada indikasi akan terjadi kenaikan harga maka bisa segera diketahui penyebabnya sehingga kenaikan tinggi bisa dicegah.
Komunikasi harus dijalin dengan baik oleh pemerintah daerah dengan pelaku usaha, khususnya agen-agen besar yang mendatangkan barang kebutuhan ke daerah ini. Dari mereka, bisa diketahui kondisi stok, kendala pasokan dan distribusi sehingga bisa dicarikan solusinya agar tidak sampai memicu kenaikan harga.
Pengawasan ini penting karena sebagian kebutuhan di Kotawaringin Timur masih didatangkan dari luar daerah. Penyebabnya adalah masih rendahnya produksi pertanian lokal, bahkan ada beberapa jenis komoditas tertentu yang memang belum dihasilkan petani lokal.
Baca juga: Polres Kotim genjot penanganan COVID-19 di desa 'Lewu Isen Mulang'
Harga ayam potong sepekan terakhir juga masih tinggi yakni berkisar Rp30.000 sampai Rp36.000 per kilogram. Komoditas ini sebagian besar masih mengandalkan pasokan dari Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Pedagang mengaku terpaksa menyesuaikan harga jual kepada pembeli karena harga di tingkat agen sudah naik. Fluktuasi ini biasanya dengan cepat terjadi karena terpengaruh kondisi pasokan dan stok.
"Kalau pasokan lancar dan stok terjaga, harga akan stabil. Kalau stok banyak, pedagang tidak mungkin menaikkan harga tinggi karena bisa tidak laku. Ini yang harus menjadi perhatian pemerintah supaya stabilitas harga terjaga," kata Abdul Kadir.
Upaya nyata harus dilakukan untuk menjaga kestabilan harga. Jangan sampai terjadi kenaikan harga terlalu tinggi, terlebih di tengah pandemi COVID-19 saat ini karena akan sangat membebani masyarakat.
Baca juga: Tarif pemeriksaan COVID-19 di PMI Kotim semakin murah
Baca juga: Hujan iringi pembukaan MTQ Kotim