Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Paisal Darmasing menyoroti kesadaran sebagian masyarakat yang dinilai masih rendah dalam menjaga kebersihan Kota Sampit.

"Masih ada saja warga yang membuang sampah di sembarang tempat, salah satunya di sisi Jalan Kihajar Dewantara, padahal pemerintah daerah sudah menyediakan depo sampah. Ini yang perlu menjadi perhatian kita semua," kata Paisal di Sampit, Selasa.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah membangun depo sampah di sejumlah lokasi dengan tujuan memudahkan pengelolaan sampah. Bersamaan itu, tempat pembuangan sampah yang ada di pinggir-pinggir jalan kini ditutup sehingga masyarakat diarahkan membuang sampah ke depo sampah.

Sayangnya, saat ini masih ada sebagian warga yang tidak mematuhi aturan. Mereka membuang sampah sembarangan, termasuk di lokasi-lokasi tempat pembuangan sampah yang sudah ditutup.

Politisi muda PDIP ini berharap masyarakat menyadari bahwa upaya pemerintah menertibkan tempat pembuangan sampah bertujuan agar masalah sampah bisa dikelola dengan baik. Harapannya agar kebersihan dan kesehatan lingkungan di kota ini terjaga dengan baik.

Baca juga: PWI Kotim kawal pemerintah tangani pandemi COVID-19

Seharusnya masyarakat turut mendukung upaya itu dengan mematuhi aturan yakni membuang sampah pada tempat dan waktu yang sudah ditetapkan. Pengaturan itu juga bertujuan demi kepentingan masyarakat luas.

Sampah yang dibuang sembarangan bisa menimbulkan dampak buruk, seperti merusak keindahan kota dan memicu munculnya penyakit. Bahkan jika sampah sampai menyumbat drainase maka bisa memicu banjir saat hujan deras.

Terlebih saat ini intensitas hujan mulai meningkat. Tumpukan sampah bisa menjadi tempat nyamuk aedes aegypti berkembang biak dan menularkan penyakit demam berdarah. Selain itu, tumpukan sampah juga rawan menyumbat saluran air di permukiman.

Paisal berharap masyarakat tidak menganggap sepele masalah ini. Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik dan didukung masyarakat agar tidak menimbulkan dampak buruk.

"Jangan sampai nanti muncul masalah gara-gara sampah, lalu menyalahkan pemerintah, padahal itu bisa jadi karena dampak sebagian dari masyarakat kita sendiri yang tidak mematuhi aturan. Kita harus disiplin karena ini untuk kepentingan bersama, setidaknya di lingkungan kita masing-masing," demikian Paisal.

Baca juga: PPI berkomitmen kawal pembangunan Kotim

Baca juga: Tempat wisata di Kotim ditutup selama libur Imlek

Baca juga: Pemekaran wilayah Kotim alternatif solusi percepatan pemerataan pembangunan

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024