Bulog Kotim jelaskan alasan penghentian penjualan beras SPHP

id Bulog Kotim jelaskan alasan penghentian penjualan beras SPHP, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, bulog kotim, azwar fuad

Bulog Kotim jelaskan alasan penghentian penjualan beras SPHP

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur, Muhammad Azwar Fuad. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur, Muhammad Azwar Fuad menjelaskan bahwa penghentian kembali penjualan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) demi menjaga kestabilan harga beras di pasaran.

"Penjualan beras SPHP itu untuk menjaga harga beras agar tetap stabil. Saat ini harga relatif stabil," kata Fuad di Sampit, Minggu.

Beras SPHP diminati masyarakat karena harganya lebih murah yakni Rp63.000 per sak isi 5 kilogram. Kualitas beras ini juga bagus sehingga sangat diminati masyarakat.

Fuad menjelaskan, pada 27 Februari 2025 lalu penjualan beras SPHP dihentikan sementara. Kemudian Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan surat nomor 89 tanggal 3 Maret 2025 yang memerintahkan Bulog untuk menggulirkan kembali penjualan beras SPHP kepada masyarakat.

Dalam surat tersebut perintah penjualan beras SPHP tersebut hanya selama hari besar keagamaan nasional (HBKN) yakni bulan suci Ramadhan. Penjualan hanya dilaksanakan sampai 29 Maret 2025 atau dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri 446 Hijriah.

Pemerintah berharap dengan disalurkan kembali beras SPHP tersebut bisa mengintervensi kenaikan harga beras, terutama yang biasa terjadi selama Ramadhan sampai dengan Lebaran. Upaya itu terbukti hasilnya, seperti rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa harga beras relatif stabil selama bulan suci Ramadhan.

Atas pertimbangan membaiknya kondisi itu pula yang membuat pemerintah memutuskan untuk kembali menghentikan sementara penjualan beras SPHP. Pertibangannya karena harga beras di pasaran masih stabil sehingga belum perlu intervensi dari pemerintah.

"Jadi kami informasikan bahwa setelah tanggal 29 Maret itu, Bulog tidak menjual kembali SPHP. Ini sesuai surat dari kepala Bapanas tersebut. Saat ini Bulog fokus untuk menyerap gabah dan beras hasil petani yang saat ini sedang panen di beberapa lokasi," jelas Fuad.

Sementara itu hingga Senin (7/4) lalu Perusahaan Umum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur sudah menyerap 50 ton gabah kering panen (GKP) dari petani di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Baca juga: Bulog sudah serap 50 ton gabah di Kotim

Gabah hasil panen ini langsung dibeli oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram. Saat ini beberapa wilayah di Kotawaringin Timur memasuki masa panen sehingga jumlah gabah yang akan diserap oleh Bulog dipastikan terus bertambah.

Informasi didapat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan maupun Balai Penyuluh Pertanian Lampuyang, lokasi padi yang akan dipanen semakin banyak dan kemungkinan pada Mei nanti adalah puncak panen.

Untuk total luas tanam di Kotawaringin Timur pada 2025 ini lebih dari 8.000 hektare. Jika diasumsikan potensi panen hanya 4 ton saja per hektare, maka sedikitnya ada 32.000 ton gabah yang akan dihasilkan.

Perusahaan Umum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur yang wilayah kerjanya mencakup Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan dan Seruyan, pada 2025 ini ditargetkan menyerap gabah minimal 1.700 ton. Bulog optimistis bisa mencapai target tersebut.

Fuad menegaskan, sesuai penugasan yang diberikan pemerintah maka Bulog berkomitmen untuk siap menyerap seluruh gabah hasil produksi petani.

"Namun apabila ada pengusaha swasta atau pihak manapun yang mau membeli di atas HPP yang diterapkan Bulog yakni di atas harga Rp6.500 per kilogram, maka dipersilakan," ujarnya.

Untuk penyerapan gabah kering panen, Bulog tidak ada melakukan batasan jumlah maupun kondisi gabah. Artinya, kualitas apapun yang dihasilkan dari panen petani, tetap akan diterima dan dibeli oleh Bulog.

Bulog hanya mengimbau kepada pada petani supaya tidak terburu-buru dalam memanen padinya. Panen dilakukan hanya terhadap padi yang memang siap panen sesuai umur masa tanamnya.

"Harus benar-benar matang karena itu berpengaruh terhadap kualitas beras yang akan dihasilkan," demikian Azwar Fuad.

Baca juga: Bulog Kotim targetkan serap 500 ton jagung

Baca juga: Bulog Kotim pastikan hasil pertanian jagung terserap optimal

Baca juga: Bulog siapkan operasi pasar cegah lonjakan harga beras selama Ramadhan


Pewarta :
Uploader : Admin 1
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.