Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berkomitmen menuntaskan penyediaan sarana air bersih di seluruh kawasan, khususnya yang aksesnya mudah dijangkau untuk pembangunan instalasinya.
"Konsumsi air bersih penting bagi masyarakat kita. Selain memang kebutuhan utama, ini juga untuk meningkatkan kualitas kesehatan, khususnya menekan angka stunting," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Minggu.
Halikinnor mengakui, saat ini masih ada sejumlah wilayah yang belum terjangkau instalasi air bersih oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mentaya atau sering disebut PDAM Tirta Mentaya milik pemerintah daerah.
Untuk wilayah selatan, saat ini jaringan air bersih PDAM sudah mencapai Desa Parebok Kecamatan Teluk Sampit. Pemerintah daerah bertekad melanjutkan peningkatan instalasi air bersih hingga desa paling ujung yakni Desa Ujung Pandaran.
Halikinnor juga berharap bisa membangun instalasi air bersih di Kecamatan Pulau Hanaut. Kecamatan ini berada di seberang sungai dan warganya juga sering kesulitan air bersih saat kemarau karena sumur dangkal, sementara air sungai menjadi payau atau berasa asin akibat intrusi air laut.
Sebelumnya, krisis air bersih sering melanda wilayah pesisir, khususnya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit, khususnya saat kemarau. Hal itu lantaran sumur menjadi kering, sedangkan air sungai menjadi payau akibat intrusi air laut.
Kondisi ini berangsur bisa diatasi setelah Pemerintah Kabupaten Kotim memperluas jangkauan instalasi air bersih PDAM setempat. Bahkan pada Minggu (8/9/2024) lalu Bupati Halikinnor meresmikan penggunaan sambungan baru bantuan pemerintah daerah untuk 310 rumah, meliputi 227 rumah di Desa Parebok dan 83 rumah di Desa Sei Ijum Raya.
Baca juga: Sektor parkir turut dongkrak PAD Kotim
Selanjutnya pada Kamis (16/1/2025) lalu Bupati Halikinnor kembali meresmikan sebanyak 59 sambungan rumah (SR) baru bantuan pemerintah daerah untuk warga di Desa Sei Ijum Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Kini masyarakat tidak kesulitan lagi mendapatkan air bersih. Masyarakat sangat berterima kasih atas bantuan dan kerja keras pemerintah daerah.
"Di wilayah sekitar pinggiran kota juga terus ditingkatkan. Begitu pula di wilayah utara akan terus kita tingkatkan sarana air bersihnya," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Kotawaringin Timur, Rafiq Riswandi mengatakan, untuk di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan ada 220 SR yang harus diperbaiki karena tidak berfungsi.
"Dari 220 itu pada tahun 2024 yang bisa kita usahakan dengan anggaran yang ada itu 50 SR yang kita perbaiki, sedangkan yang 9 SR itu adalah baru. Kita tangani dengan kemampuan dana yang ada," kata Rafiq.
Saat ini masih ada 170 SR yang perlu diupayakan. Biaya perbaikan satu SR sebesar Rp5 juta sehingga untuk memperbaiki 170 SR diperlukan dana Rp850 juta.
"Kita perjuangkan mudah-mudahan nanti di APBD Perubahan 2025 atau di APBD murni 2026 ini bisa kita selesaikan yang 170 SR sisanya itu. Insya Allah kalau anggarannya ada maka yang 170 itu bisa kita tangani," demikian Rafiq Riswandi.
Baca juga: Pemkab Kotim programkan peningkatan jalan pertanian
Baca juga: Bulog Kotim jelaskan alasan penghentian penjualan beras SPHP
Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab tingkatkan pengawasan rumah indekos