Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Muhammad Kurniawan Anwar mengaku sangat prihatin melihat anak sungai di kawasan kota Sampit yang tersumbat dan dangkal sehingga rawan memicu banjir.
"Banyaknya keluhan aliran air yang tersumbat di sungai-sungai kecil yang melintasi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, membuat kami sangat prihatin," kata Kurniawan di Sampit, Rabu.
Banjir terkadang masih terjadi di Sampit saat hujan deras. Meski rendaman air tidak terlalu lama, namun kondisi itu sering kali sempat mengganggu aktivitas masyarakat, bahkan pelayanan kepada masyarakat.
Lokasi yang masih kerap dilanda banjir di antaranya Jalan HM Arsyad dekat kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Beberapa waktu lalu banjir melanda di kawasan itu akibat luapan Sungai Mentawa yang melintasi di bawah jalan tersebut.
Sungai meluap akibat banyak rumput dan sampah tersumbat di bawah jembatan kecil, membuat luapan air merendam sebagian badan jalan dan halaman kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang lokasinya dekat dan posisinya cukup rendah.
Baca juga: DPRD dorong Pemkab Kotim giat cari sumber pembiayaan pembangunan
Lokasi lainnya yang kerap dilanda banjir adalah Jalan Jenderal Sudirman sekitar Islamic Center. Selain posisinya yang rendah, jalan tersebut terendam diduga akibat aliran air di kawasan itu tidak lancar sehingga air pun meluap menggenangi jalan.
"Kami melihat seperti di Jalan Nyai Enat dan samping Pesantern Darul Amin yang notabene lokasinya di sebelah kantor Dinas PUPR pun tidak tersentuh. Sering kali kami sudah meminta Dinas PUPR untuk segera menurunkan ekskavator untuk membersihkan aliran sungai kecil yang sudah penuh lumpur dan endapan tersebut," kata Kurniawan.
Politisi Partai Amanat Nasional ini meminta lurah dan camat diminta aktif mencegah banjir dengan memastikan saluran air berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka akan banyak jalan-jalan protokol yang terancam terendam saat hujan deras.
Dia menilai bahwa banjir di kawasan kota bisa dicegah dengan membersihkan drainase dan anak sungai agar air mengalir lancar ke Sungai Mentaya. Namun ini tergantung komitmen dan konsistensi pemerintah daerah dalam melakukan pencegahan tersebut.
"Dalam kondisi seperti ini tentu akhirnya kami jadi mempertanyakan kinerja kepala dinas, camat dan lurah. Kita harus utamakan pencegahan. Jangan menunggu banjir dulu, baru sibuk. Jangan sampai banjir di kota ini terus terulang," demikian Kurniawan.
Baca juga: Kepala Dinas Kesehatan Kotim mengundurkan diri karena alasan ini
"Banyaknya keluhan aliran air yang tersumbat di sungai-sungai kecil yang melintasi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, membuat kami sangat prihatin," kata Kurniawan di Sampit, Rabu.
Banjir terkadang masih terjadi di Sampit saat hujan deras. Meski rendaman air tidak terlalu lama, namun kondisi itu sering kali sempat mengganggu aktivitas masyarakat, bahkan pelayanan kepada masyarakat.
Lokasi yang masih kerap dilanda banjir di antaranya Jalan HM Arsyad dekat kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Beberapa waktu lalu banjir melanda di kawasan itu akibat luapan Sungai Mentawa yang melintasi di bawah jalan tersebut.
Sungai meluap akibat banyak rumput dan sampah tersumbat di bawah jembatan kecil, membuat luapan air merendam sebagian badan jalan dan halaman kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang lokasinya dekat dan posisinya cukup rendah.
Baca juga: DPRD dorong Pemkab Kotim giat cari sumber pembiayaan pembangunan
Lokasi lainnya yang kerap dilanda banjir adalah Jalan Jenderal Sudirman sekitar Islamic Center. Selain posisinya yang rendah, jalan tersebut terendam diduga akibat aliran air di kawasan itu tidak lancar sehingga air pun meluap menggenangi jalan.
"Kami melihat seperti di Jalan Nyai Enat dan samping Pesantern Darul Amin yang notabene lokasinya di sebelah kantor Dinas PUPR pun tidak tersentuh. Sering kali kami sudah meminta Dinas PUPR untuk segera menurunkan ekskavator untuk membersihkan aliran sungai kecil yang sudah penuh lumpur dan endapan tersebut," kata Kurniawan.
Politisi Partai Amanat Nasional ini meminta lurah dan camat diminta aktif mencegah banjir dengan memastikan saluran air berfungsi dengan baik. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka akan banyak jalan-jalan protokol yang terancam terendam saat hujan deras.
Dia menilai bahwa banjir di kawasan kota bisa dicegah dengan membersihkan drainase dan anak sungai agar air mengalir lancar ke Sungai Mentaya. Namun ini tergantung komitmen dan konsistensi pemerintah daerah dalam melakukan pencegahan tersebut.
"Dalam kondisi seperti ini tentu akhirnya kami jadi mempertanyakan kinerja kepala dinas, camat dan lurah. Kita harus utamakan pencegahan. Jangan menunggu banjir dulu, baru sibuk. Jangan sampai banjir di kota ini terus terulang," demikian Kurniawan.
Baca juga: Kepala Dinas Kesehatan Kotim mengundurkan diri karena alasan ini