Jakarta (ANTARA) - Anda yang sudah divaksin belum sepenuhnya aman bisa bertamu atau menjumpai rekan, kerabat Anda baik di dalam atau luar ruangan.
Vaksin COVID-19 melindungi dari penyakit sedang dan berat, serta kematian. Namun belum jelas apakah orang yang sudah divaksin bisa menjadi pembawa virus corona misalnya terinfeksi tanpa menunjukkan gejala dan kemudian menularkannya kepada orang lain.
"Saya tahu ini bukan yang orang ingin dengar, tapi saat ini, kami tidak tahu apakah orang yang sudah divaksin akan menyebarkan penyakit ini kepada orang lain," ujar pejabat kesehatan di Georgetown University School of Medicine, Ranit Mishori seperti dikutip dari Livestrong, Kamis.
Jadi, Anda dapat bertemu keluarga yang tidak tinggal serumah dengan Anda dan teman-teman sembari tetap berhati-hati. Apabila Anda tidak divaksinasi tetapi bertemu dengan orang berusia lanjut Anda masih harus menjaga jarak secara fisik, memakai masker dan sering mencuci tangan.
Baca juga: Sertifikat vaksin sebaiknya tidak diunggah ke media sosial
Orang yang sudah divaksin masih mungkin dapat menginfeksi Anda. Sebaliknya, ada juga kemungkinan Anda dapat menularkan virus kepada mereka, dan meskipun gejalanya ringan atau tidak sama sekali.
Bagaimana jika Anda dan orang yang akan Anda temui sudah divaksin?
"Ada kemungkinan besar Anda berdua baik-baik saja, dengan peringatan Anda berdua dapat saling menulari. Tapi, kami yakin Anda tidak akan sakit parah," tutur Mishori.
Kemudian, seiring ditemukannya varian virus corona baru seperti B117 yang mungkin lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, Anda tetap harus mematuhi protokol kesehatan meskipun telah divaksinasi.
Baca juga: Benarkah vaksin COVID-19 sebabkan wanita mandul?
Semakin sedikit virus menyebar, semakin kecil kemungkinannya untuk bermutasi dan meninggalkan lebih banyak varian yang akhirnya bisa menjadi kebal terhadap vaksin.
Jadi, kunci dari semua ini tercapainya kekebalan kelompok. Apabila sudah cukup banyak orang yang divaksinasi yakni sekitar 75-80 persen dari populasi, virus memiliki kemungkinan kecil untuk ditularkan, lalu mati.
"Itu sebabnya kami ingin sebanyak mungkin orang, secepat mungkin, divaksinasi. Ingatlah vaksin yang tersedia saat ini 94-95 persen efektif dalam mencegah penyakit menjadi sedang hingga parah. Bagi saya itu insentif yang sangat besar untuk mendapatkan vaksinasi, bahkan jika Anda harus terus memakai masker dan menjaga jarak," demikian kata Mishori.
Baca juga: Sebelum vaksinasi COVID-19, pasien diabetes harus lakukan ini
Baca juga: Tata cara vaksinasi COVID-19 secara drive-thru
Baca juga: Tunda pemeriksaan payudara usai vaksinasi COVID-19
Vaksin COVID-19 melindungi dari penyakit sedang dan berat, serta kematian. Namun belum jelas apakah orang yang sudah divaksin bisa menjadi pembawa virus corona misalnya terinfeksi tanpa menunjukkan gejala dan kemudian menularkannya kepada orang lain.
"Saya tahu ini bukan yang orang ingin dengar, tapi saat ini, kami tidak tahu apakah orang yang sudah divaksin akan menyebarkan penyakit ini kepada orang lain," ujar pejabat kesehatan di Georgetown University School of Medicine, Ranit Mishori seperti dikutip dari Livestrong, Kamis.
Jadi, Anda dapat bertemu keluarga yang tidak tinggal serumah dengan Anda dan teman-teman sembari tetap berhati-hati. Apabila Anda tidak divaksinasi tetapi bertemu dengan orang berusia lanjut Anda masih harus menjaga jarak secara fisik, memakai masker dan sering mencuci tangan.
Baca juga: Sertifikat vaksin sebaiknya tidak diunggah ke media sosial
Orang yang sudah divaksin masih mungkin dapat menginfeksi Anda. Sebaliknya, ada juga kemungkinan Anda dapat menularkan virus kepada mereka, dan meskipun gejalanya ringan atau tidak sama sekali.
Bagaimana jika Anda dan orang yang akan Anda temui sudah divaksin?
"Ada kemungkinan besar Anda berdua baik-baik saja, dengan peringatan Anda berdua dapat saling menulari. Tapi, kami yakin Anda tidak akan sakit parah," tutur Mishori.
Kemudian, seiring ditemukannya varian virus corona baru seperti B117 yang mungkin lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, Anda tetap harus mematuhi protokol kesehatan meskipun telah divaksinasi.
Baca juga: Benarkah vaksin COVID-19 sebabkan wanita mandul?
Semakin sedikit virus menyebar, semakin kecil kemungkinannya untuk bermutasi dan meninggalkan lebih banyak varian yang akhirnya bisa menjadi kebal terhadap vaksin.
Jadi, kunci dari semua ini tercapainya kekebalan kelompok. Apabila sudah cukup banyak orang yang divaksinasi yakni sekitar 75-80 persen dari populasi, virus memiliki kemungkinan kecil untuk ditularkan, lalu mati.
"Itu sebabnya kami ingin sebanyak mungkin orang, secepat mungkin, divaksinasi. Ingatlah vaksin yang tersedia saat ini 94-95 persen efektif dalam mencegah penyakit menjadi sedang hingga parah. Bagi saya itu insentif yang sangat besar untuk mendapatkan vaksinasi, bahkan jika Anda harus terus memakai masker dan menjaga jarak," demikian kata Mishori.
Baca juga: Sebelum vaksinasi COVID-19, pasien diabetes harus lakukan ini
Baca juga: Tata cara vaksinasi COVID-19 secara drive-thru
Baca juga: Tunda pemeriksaan payudara usai vaksinasi COVID-19