Sampit (ANTARA) - Warga Desa Bangkuang Makmur Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, resah dengan kemunculan pencuri yang diduga memiliki senjata api yang mengincar gedung budidaya sarang walet.

"Tadi malam kejadiannya di Jalan HM Arsyad km 11 Desa Bangkuang Makmur. Malam td mau ke lokasi tapi tidak ada warga yang berank menemani, soalnya mereka pakai senjata api," kata Kepala Desa Bangkuang Makmur, Fitriannur di Sampit, Selasa.

Menurut Fitriannur, kejadian ini merupakan yang keenam kali terjadi di desanya. Warga tidak berani karena pelaku diduga memiliki senjata api.

Pencuri yang jumlahnya lebih dari satu orang, diduga hanya mengincar gedung-gedung walet milik pengusaha dari luar desa setempat, sedangkan gedung walet milik warga setempat sejauh ini tidak ada yang menjadi sasaran pencurian.

Uniknya, kawanan pencuri meminta izin kepada warga agar tidak menghalangi aksi mereka. Mereka hanya ingin mencari sarang walet dan tidak ingin mencelakai warga.

"Penjaga walet disuruh mengungsi. Warga juga tidak berani mendekati lokasi karena mereka menggunakan senjata api. Pelaku mendatangi penjaga walet memberitahukan bahwa mereka ingin merampok dan penjaga disuruh mengungsi. Mereka meminta jangan diganggu," kata Fitriannur menirukan laporan warganya.

Baca juga: Bupati Kotim berduka ulama besar wafat

Fitriannur berharap kejadian ini ditindaklanjuti aparat keamanan karena sudah meresahkan. Meski sejauh ini pelaku mengaku tidak ingin mencelakai, namun warga tetap resah karena para pelaku menggunakan senjata api.

Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin yang dikonfirmasi, langsung memerintahkan Polsek Ketapang untuk menindaklanjuti informasi tersebut. 

"Saya sudah perintahkan kapolsek untuk cek," kata Jakin.

Sementara itu, gedung budidaya sarang walet rawan menjadi incaran penjahat karena harga sarang walet yang sangat tinggi yang mencapai belasan juta rupiah per kilogramnya.

Sebagian bangunan budidaya sarang walet berada jauh dari rumah warga. Kondisi ini cukup rawan karena jauh dari pengawasan warga, apalagi jika pemiliknya bukan warga setempat.

Baca juga: Raperda RDTR Kotim tetap fasilitasi pelaku usaha kecil di kawasan industri

Baca juga: Legislator Kotim minta kendaraan parkir di sekitar bundaran ditertibkan

Baca juga: Rp5 miliar anggaran bisa digunakan untuk penanganan karhutla di Kotim

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024