Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Eknamesi Tawun mengatakan, bantuan yang sebelumnya disalurkan melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di Desa Gandang Kecamatan Maliku dinilai telah berhasil memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat.
“Dari program bantuan ini ada yang telah berhasil mengembangkan ternak kambing dan sapi yang masih berjalan sampai saat ini,” kata Eknamesi di Pulang Pisau, Kamis.
Usai melihat dari dekat KUBE Maju Jaya di Desa Gandang Barat tersebut, Eknamesi menilai ketekunan dari anggota kelompok yang sejak tahun 2015 lalu dari hasil ternak kambing sudah bisa memberikan nilai manfaat dan terus berkembang dengan bertambahnya anggota kelompok yang sebelumnya berjumlah 10 orang menjadi 19 anggota.
“Dari awalnya satu kandang dengan jumlah 11 ekor kambing, sekarang kelompok ini sudah memiliki tiga kandang yang masing-masing memiliki kapasitas 30-40 ekor,” paparnya. Program bantuan seperti ini, terang Eknamesi Tawun, sangat diharapkan oleh masyarakat di kabupaten setempat.
Dirinya juga berharap adanya program bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi Kalimantan Tengah yang bisa dialokasikan sebagai kelanjutan untuk pengembangan kelompok usaha bersama.
Ia mengakui anggaran pemerintah setempat masih cukup kecil untuk bisa membantu pengembangan kelompok usaha yang di dalamnya masih banyak membutuhkan bantuan diantaranya alat pencacah pakan disertai juga adanya pelatihan-pelatihan untuk pengolahan pakan. Stimulus sebelumnya juga diberikan kepada kelompok usaha bersama ini.
Menurut Eknamesi Tawun pada Tahun 2019 lalu pemerintah setempat juga memberikan bantuan sebesar Rp20 juta untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan kelompok.
Ketua KUBE Maju Jaya Tono Mustofa bersama Pendamping KUBE Suemi mengungkapkan bahwa salah satu kunci keberhasilan kelompok ini bisa bertahan hingga berkembang saat ini adalah kebersamaan dan musyawarah dan memiliki komitmen dalam melaksanakan hasil musyawarah.
“Banyak kelompok usaha bersama yang bubar karena anggotanya tidak memiliki komitmen,” kata Tono.
Untuk penjualan, Tono mengatakan tidak ada kendala dan masalah. Satu tahun dalam satu kandang dengan jumlah ternak kambing 30-40 ekor, keuntungan yang diperoleh mencapai puluhan juta. Hasil penjualan ternak ini dipotong sebesar tiga persen untuk operasional dan sisanya dibagi merata kepada anggota kelompok.
Menurut Tono, usaha kelompok bersama ini memang fokus kepada pengembangan ternak kambing dan sapi. Kambing dinilai tidak terlalu merepotkan. Untuk satu kambing produktif, rata-rata dalam satu tahun bisa menghasilkan empat ekor anak sehingga perkembangannya dinilai cukup cepat untuk menghasilkan keuntungan bagi anggota kelompok.
Kelompok sendiri, terang Tono, berharap adanya dukungan dari pemerintah setempat untuk pengembangan ternak kambing, seperti bantuan alat pencacah pakan. Apabila didukung dengan peralatan pakan yang modern, sehingga dalam pengembangannya bisa dilakukan dalam skala yang lebih besar. Tidak menutup kemungkinan nantinya Desa Gandang bisa menjadi salah satu penghasil ternak kambing dan sapi.
Baca juga: Pendataan penerima bantuan usaha mikro Pulpis dilakukan perangkat desa dan kelurahan
“Dari program bantuan ini ada yang telah berhasil mengembangkan ternak kambing dan sapi yang masih berjalan sampai saat ini,” kata Eknamesi di Pulang Pisau, Kamis.
Usai melihat dari dekat KUBE Maju Jaya di Desa Gandang Barat tersebut, Eknamesi menilai ketekunan dari anggota kelompok yang sejak tahun 2015 lalu dari hasil ternak kambing sudah bisa memberikan nilai manfaat dan terus berkembang dengan bertambahnya anggota kelompok yang sebelumnya berjumlah 10 orang menjadi 19 anggota.
“Dari awalnya satu kandang dengan jumlah 11 ekor kambing, sekarang kelompok ini sudah memiliki tiga kandang yang masing-masing memiliki kapasitas 30-40 ekor,” paparnya. Program bantuan seperti ini, terang Eknamesi Tawun, sangat diharapkan oleh masyarakat di kabupaten setempat.
Dirinya juga berharap adanya program bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi Kalimantan Tengah yang bisa dialokasikan sebagai kelanjutan untuk pengembangan kelompok usaha bersama.
Ia mengakui anggaran pemerintah setempat masih cukup kecil untuk bisa membantu pengembangan kelompok usaha yang di dalamnya masih banyak membutuhkan bantuan diantaranya alat pencacah pakan disertai juga adanya pelatihan-pelatihan untuk pengolahan pakan. Stimulus sebelumnya juga diberikan kepada kelompok usaha bersama ini.
Menurut Eknamesi Tawun pada Tahun 2019 lalu pemerintah setempat juga memberikan bantuan sebesar Rp20 juta untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan kelompok.
Ketua KUBE Maju Jaya Tono Mustofa bersama Pendamping KUBE Suemi mengungkapkan bahwa salah satu kunci keberhasilan kelompok ini bisa bertahan hingga berkembang saat ini adalah kebersamaan dan musyawarah dan memiliki komitmen dalam melaksanakan hasil musyawarah.
“Banyak kelompok usaha bersama yang bubar karena anggotanya tidak memiliki komitmen,” kata Tono.
Untuk penjualan, Tono mengatakan tidak ada kendala dan masalah. Satu tahun dalam satu kandang dengan jumlah ternak kambing 30-40 ekor, keuntungan yang diperoleh mencapai puluhan juta. Hasil penjualan ternak ini dipotong sebesar tiga persen untuk operasional dan sisanya dibagi merata kepada anggota kelompok.
Menurut Tono, usaha kelompok bersama ini memang fokus kepada pengembangan ternak kambing dan sapi. Kambing dinilai tidak terlalu merepotkan. Untuk satu kambing produktif, rata-rata dalam satu tahun bisa menghasilkan empat ekor anak sehingga perkembangannya dinilai cukup cepat untuk menghasilkan keuntungan bagi anggota kelompok.
Kelompok sendiri, terang Tono, berharap adanya dukungan dari pemerintah setempat untuk pengembangan ternak kambing, seperti bantuan alat pencacah pakan. Apabila didukung dengan peralatan pakan yang modern, sehingga dalam pengembangannya bisa dilakukan dalam skala yang lebih besar. Tidak menutup kemungkinan nantinya Desa Gandang bisa menjadi salah satu penghasil ternak kambing dan sapi.
Baca juga: Pendataan penerima bantuan usaha mikro Pulpis dilakukan perangkat desa dan kelurahan