Kuala Kapuas (ANTARA) - Belasan warga keracunan makanan usai mengikuti acara buka bersama di Mushalla Miftahul Jannah Desa Lamunti Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Selasa malam.
“Ada 15 orang warga yang mengalami keluhan pusing, sakit perut dan diare," kata Kapolsek Mantangai Iptu Catur Winarno di Kuala Kapuas, Rabu.
Catur menjelaskan, korban keracunan yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Lamunti sebanyak 13 orang, sedangkan dua orang dirawat di rumah. Selain itu, ada yang dinyatakan sembuh ada dua orang.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (20/4) sekitar pukul 17.30 WIB di Rukun Tetangga 04 Desa Lamunti Kecamatan Mantangai. Saat ktu dilaksanakan acara buka puasa bersama di Mushalla Miftahul Jannah, yang dihadiri kurang lebih 30 warga dengan takjil atau makanan buka puasa yang telah disediakan oleh masing-masing para penyumbang.
“Makanan buka puasa bersama itu berisikan nasi putih lauk telur dengan dimasak merah dan mie kriting telor yang dioseng. Kemudian, takjil tersebut dibagikan sebelum acara buka bersama. Sebagian ada yang dimakan di mushalla dan sebagian ada yang dibawa pulang oleh warga,” katanya.
Setelah acara buka puasa bersama berakhir, sekira pukul 22.00 WIB, tiba-tiba sebagian warga berdatangan ke Puskesmas Desa Lamunti dengan keluhan pusing, sakit perut dan diare. Mereka diduga keracunan makanan usai mengonsumsi makanan buka puasa bersama tersebut.
Baca juga: Legislator Kapuas apresiasi sinergi Satgas COVID-19 dengan pengurus masjid
Catur mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan lebih lanjut, mencatat dan meminta keterangan saksi-saksi, mendatangi sejumlah korban yang dirawat di puskesmas maupun di rumah, serta mendatangi tempat hajatan buka puasa bersama tersebut.
“Untuk barang bukti berupa sampel makanan yang diduga menjadi penyebab warga keracunan itu sedang dilakukan uji oleh laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas,” ucapnya.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Catur kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam setiap menyajikan makanan, baik itu untuk dimakan sendiri maupun orang banyak.
Kebersihan makanan dan bahan makanan harus benar-benar dipastikan agar tidak terkontaminasi bibit penyakit. Cara memasak makanan juga harus dilakukan sesuai aturan kesehatan sehingga masakan yang dihasilkan benar-benar aman dikonsumsi.
Baca juga: Legislator Kapuas berharap pilkades tidak ditunda
“Ada 15 orang warga yang mengalami keluhan pusing, sakit perut dan diare," kata Kapolsek Mantangai Iptu Catur Winarno di Kuala Kapuas, Rabu.
Catur menjelaskan, korban keracunan yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Lamunti sebanyak 13 orang, sedangkan dua orang dirawat di rumah. Selain itu, ada yang dinyatakan sembuh ada dua orang.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (20/4) sekitar pukul 17.30 WIB di Rukun Tetangga 04 Desa Lamunti Kecamatan Mantangai. Saat ktu dilaksanakan acara buka puasa bersama di Mushalla Miftahul Jannah, yang dihadiri kurang lebih 30 warga dengan takjil atau makanan buka puasa yang telah disediakan oleh masing-masing para penyumbang.
“Makanan buka puasa bersama itu berisikan nasi putih lauk telur dengan dimasak merah dan mie kriting telor yang dioseng. Kemudian, takjil tersebut dibagikan sebelum acara buka bersama. Sebagian ada yang dimakan di mushalla dan sebagian ada yang dibawa pulang oleh warga,” katanya.
Setelah acara buka puasa bersama berakhir, sekira pukul 22.00 WIB, tiba-tiba sebagian warga berdatangan ke Puskesmas Desa Lamunti dengan keluhan pusing, sakit perut dan diare. Mereka diduga keracunan makanan usai mengonsumsi makanan buka puasa bersama tersebut.
Baca juga: Legislator Kapuas apresiasi sinergi Satgas COVID-19 dengan pengurus masjid
Catur mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan lebih lanjut, mencatat dan meminta keterangan saksi-saksi, mendatangi sejumlah korban yang dirawat di puskesmas maupun di rumah, serta mendatangi tempat hajatan buka puasa bersama tersebut.
“Untuk barang bukti berupa sampel makanan yang diduga menjadi penyebab warga keracunan itu sedang dilakukan uji oleh laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas,” ucapnya.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Catur kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam setiap menyajikan makanan, baik itu untuk dimakan sendiri maupun orang banyak.
Kebersihan makanan dan bahan makanan harus benar-benar dipastikan agar tidak terkontaminasi bibit penyakit. Cara memasak makanan juga harus dilakukan sesuai aturan kesehatan sehingga masakan yang dihasilkan benar-benar aman dikonsumsi.
Baca juga: Legislator Kapuas berharap pilkades tidak ditunda