Buntok, Kalteng (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, drg Daryomo Sukiastono menyatakan bahwa perlu kerja sama yang baik dari semua pihak dalam mempercepat turunkan angka stunting di wilayah ini.
"Dalam upaya mempercepat menurunkan angka stunting diperlukan sinergitas yang baik antar lintas sektor yang ada di daerah ini," kata Daryomo di Buntok, Jumat.
Dikatakan, sinergitas tersebut dengan melaksanakan sejumlah kegiatan-kegiatan dalam upaya untuk percepatan penurunan angka stunting di Barito Selatan ini. Untuk itu, rembuk stunting yang dilaksanakan beberapa waktu lalu tersebut merupakan aksi ketiga dari delapan aksi dalam upaya percepatan menurunkan angka stunting.
"Rembuk stunting ini juga merupakan salah satu dari delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Barito Selatan," ucap Daryomo
Ia menyebut, untuk prevalensi stunting di Barito Selatan ini sekitar 17 persen dan diharapkan hingga tahun 2024 mendatang, angkanya bisa terus turun lebih dari 10 persen.
"Mudah-mudahan dengan dilaksanakannya rembuk stunting ini juga, tercipta sinergi yang baik antar lintas sektor, untuk selanjutnya bersama-sama menangani dan melakukan sejumlah kegiatan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah ini," ucap dia.
Baca juga: Program inovasi Polres Barsel diharapkan bisa dicontoh instansi lain
Dia mengatakan dalam memastikan konvergensi intervensi tersebut diperlukan komitmen bersama, sehingga diharapkan komitmen dari semua, khususnya peserta rapat rencana aksi konvergensi ini.
Dengan demikian, kata dia, target indikator pembangunan dalam bidang kesehatan khususnya percepatan penurunan prevalensi angka stunting pada anak di bawah usia dua tahun dapat tercapai dengan baik.
"Dengan begitu, derajat kesehatan akan meningkat, sehingga generasi penerus memiliki kemampuan emosional, sosial serta fisik yang siap untuk belajar dan berkompetisi sebagai modal dasar pembangunan di kabupaten yang berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini," demikian Daryomo.
Baca juga: Sekda: 21 desa di Barsel jadi sasaran penanggulangan stunting
Baca juga: Wabup Barito Selatan: Stunting bisa dicegah
"Dalam upaya mempercepat menurunkan angka stunting diperlukan sinergitas yang baik antar lintas sektor yang ada di daerah ini," kata Daryomo di Buntok, Jumat.
Dikatakan, sinergitas tersebut dengan melaksanakan sejumlah kegiatan-kegiatan dalam upaya untuk percepatan penurunan angka stunting di Barito Selatan ini. Untuk itu, rembuk stunting yang dilaksanakan beberapa waktu lalu tersebut merupakan aksi ketiga dari delapan aksi dalam upaya percepatan menurunkan angka stunting.
"Rembuk stunting ini juga merupakan salah satu dari delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Barito Selatan," ucap Daryomo
Ia menyebut, untuk prevalensi stunting di Barito Selatan ini sekitar 17 persen dan diharapkan hingga tahun 2024 mendatang, angkanya bisa terus turun lebih dari 10 persen.
"Mudah-mudahan dengan dilaksanakannya rembuk stunting ini juga, tercipta sinergi yang baik antar lintas sektor, untuk selanjutnya bersama-sama menangani dan melakukan sejumlah kegiatan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah ini," ucap dia.
Baca juga: Program inovasi Polres Barsel diharapkan bisa dicontoh instansi lain
Dia mengatakan dalam memastikan konvergensi intervensi tersebut diperlukan komitmen bersama, sehingga diharapkan komitmen dari semua, khususnya peserta rapat rencana aksi konvergensi ini.
Dengan demikian, kata dia, target indikator pembangunan dalam bidang kesehatan khususnya percepatan penurunan prevalensi angka stunting pada anak di bawah usia dua tahun dapat tercapai dengan baik.
"Dengan begitu, derajat kesehatan akan meningkat, sehingga generasi penerus memiliki kemampuan emosional, sosial serta fisik yang siap untuk belajar dan berkompetisi sebagai modal dasar pembangunan di kabupaten yang berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini," demikian Daryomo.
Baca juga: Sekda: 21 desa di Barsel jadi sasaran penanggulangan stunting
Baca juga: Wabup Barito Selatan: Stunting bisa dicegah