Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengakui terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam selama 2020 yang diyakini akibat imbas pandemi COVID-19.
"Laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu sebesar 7,16 persen pada tahun 2019 turun menjadi minus 3,09 persen pada tahun 2020," kata Wakil Bupati Irawati di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikan Irawati saat membacakan pidato pengantar Bupati Kotawaringin Timur dalam penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun anggaran 2022 pada rapat paripurna di DPRD Kotawaringin Timur.
Menurutnya, penting bagi semua pihak mengetahui kondisi perekonomian daerah saat ini. Untuk itulah pemerintah kabupaten menyampaikan capaian kinerja ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur selama dua tahun terakhir yakni tahun 2019-2020.
Pandemi COVID-19 yang melanda daerah ini sejak Maret 2020, juga berdampak terhadap perekonomian. Lesunya kegiatan ekonomi masyarakat juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Meski begitu, Irawati menyebut tingkat inflasi cukup rendah dan masih terkendali yaitu sebesar 2,02 persen pada tahun 2019 dan 1,62 persen pada tahun 2020. Pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku mengalami penurunan dari Rp57,49 juta pada tahun 2019 menjadi Rp56,63 juta pada tahun 2020.
Baca juga: DPRD Kotim setujui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2020
Angka kemiskinan cenderung masih bisa ditekan dari 5,90 persen pada tahun 2019 menjadi 5,62 persen pada tahun 2020. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,47 persen pada tahun 2019 menjadi 5,25 persen pada tahun 2020.
Sementara itu indeks pembangunan manusia (IPM) cenderung lebih baik yaitu 71,16 pada tahun 2019 menjadi 71,31 pada tahun 2020.
"Jika kita melihat kinerja ekonomi daerah dari data tersebut, memang ada beberapa indikator ekonomi yang mengalami penurunan, namun ada juga beberapa indikator ekonomi yang masih bisa bertahan dalam situasi pandemi COVID-19 ini," ujar Irawati.
Irawati mengajak seluruh pegawai untuk tidak boleh berkecil hati. Semua harus tetap optimis karena masih ada harapan untuk bisa bertahan dan bangkit kembali dalam situasi seperti sekarang ini.
"Saya yakin dengan kita terus berikhtiar disertai tidak henti-hentinya berdoa memohon pertolongan Allah supaya dibukakan jalan untuk kita bisa bangkit kembali dan terbebas dari musibah pandemi COVID-19 ini," demikian Irawati.
Baca juga: Ojol di tengah pandemi COVID-19, antara risiko dan kemanusiaan
"Laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu sebesar 7,16 persen pada tahun 2019 turun menjadi minus 3,09 persen pada tahun 2020," kata Wakil Bupati Irawati di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikan Irawati saat membacakan pidato pengantar Bupati Kotawaringin Timur dalam penyampaian Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun anggaran 2022 pada rapat paripurna di DPRD Kotawaringin Timur.
Menurutnya, penting bagi semua pihak mengetahui kondisi perekonomian daerah saat ini. Untuk itulah pemerintah kabupaten menyampaikan capaian kinerja ekonomi Kabupaten Kotawaringin Timur selama dua tahun terakhir yakni tahun 2019-2020.
Pandemi COVID-19 yang melanda daerah ini sejak Maret 2020, juga berdampak terhadap perekonomian. Lesunya kegiatan ekonomi masyarakat juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Meski begitu, Irawati menyebut tingkat inflasi cukup rendah dan masih terkendali yaitu sebesar 2,02 persen pada tahun 2019 dan 1,62 persen pada tahun 2020. Pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku mengalami penurunan dari Rp57,49 juta pada tahun 2019 menjadi Rp56,63 juta pada tahun 2020.
Baca juga: DPRD Kotim setujui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2020
Angka kemiskinan cenderung masih bisa ditekan dari 5,90 persen pada tahun 2019 menjadi 5,62 persen pada tahun 2020. Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,47 persen pada tahun 2019 menjadi 5,25 persen pada tahun 2020.
Sementara itu indeks pembangunan manusia (IPM) cenderung lebih baik yaitu 71,16 pada tahun 2019 menjadi 71,31 pada tahun 2020.
"Jika kita melihat kinerja ekonomi daerah dari data tersebut, memang ada beberapa indikator ekonomi yang mengalami penurunan, namun ada juga beberapa indikator ekonomi yang masih bisa bertahan dalam situasi pandemi COVID-19 ini," ujar Irawati.
Irawati mengajak seluruh pegawai untuk tidak boleh berkecil hati. Semua harus tetap optimis karena masih ada harapan untuk bisa bertahan dan bangkit kembali dalam situasi seperti sekarang ini.
"Saya yakin dengan kita terus berikhtiar disertai tidak henti-hentinya berdoa memohon pertolongan Allah supaya dibukakan jalan untuk kita bisa bangkit kembali dan terbebas dari musibah pandemi COVID-19 ini," demikian Irawati.
Baca juga: Ojol di tengah pandemi COVID-19, antara risiko dan kemanusiaan