Sampit (ANTARA) - Perusahaan besar perkebunan kelapa sawit yang berhimpun dalam Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menegaskan komitmen mereka membantu mencegah dan menanggulangi stunting di daerah tersebut.

"Kami mempunyai pemahaman yang sama bahwa kami perlu berkontribusi dalam pencegahan dan penanggulangan stunting, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur," kata Ketua GPPI Kotawaringin Timur, Siswanto di Palangka Raya, Kamis.

Hal itu disampaikan Siswanto saat menjadi narasumber pertemuan mitra kerja Program Bangga Kencana tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kalimantan Tengah.

Kegiatan juga dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kalimantan Tengah Ivo Sugianto Sabran bersama peserta dari berbagai daerah yang mengikuti secara virtual.

Siswanto memaparkan peran GPPI dalam pencegahan dan penurunan stunting melalui optimalisasi CSR di Kotawaringin Timur melalui 58 perusahaan perkebunan yang tergabung dalam organisasi tersebut.

GPPI telah membuat "memorandum of understanding" atau MoU dengan Bupati Kotawaringin Timur pada 2020 lalu terkait upaya bersama mencegah dan menanggulangi stunting di daerah ini.

MoU tersebut untuk meningkatkan sinergitas karena sebelumnya sudah ada kerja sama antara beberapa perusahaan dengan Dinas PPPA PPKB Kotawaringin Timur terkait pencegahan dan penanganan stunting.

Stunting atau gagal tumbuh pada bayi akibat kekurangan gizi parah, khususnya pada 1000 hari pertama kelahiran itu turut menjadi perhatian GPPI. Pasalnya penyakit yang umumnya ditandai dengan kondisi tubuh anak pendek itu berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus nantinya.

Dalam kerjasama itu GPPI mendukung upaya bersama menggiatkan komitmen dalam pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana), pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di perusahaan.

Tujuannya yaitu untuk mewujudkan ketahanan keluarga untuk mencapai keluarga yang berkualitas dan bahagia.

Baca juga: Pemkab Kotim akui pertumbuhan ekonomi turun tajam

GPPI juga mendukung upaya peningkatan penerapan praktik pelaksanaan program Bangga Kencana, peningkatan peran Komite Gender Perusahaan, peningkatan penerapan praktik pemberdayaan perempuan, peningkatan penerapan praktik perlindungan perempuan dan anak.

Perusahaan juga terlibat dalam mewujudkan Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Kota Layak anak (KLA).

Siswanto menjelaskan, perusahaan anggota GPPI berkontribusi dalam membantu  penanggulangan dan penurunan stunting di Kotawaringin Timur melalui optimalisasi CSR (corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pelayanan kesehatan dan penyuluhan melalui klinik atau fasilitas kesehatan perusahaan. Perusahaan juga mendukung kegiatan di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten terkait penanggulangan dan penurunan stunting, baik yang dilakukan oleh pemerintah, TP PKK, organisasi kemasyarakatan dan lainnya.

Perusahaan juga mendukung kegiatan posyandu di lingkungan perusahaan maupun desa sekitar perusahaan. Selain itu juga dukungan pada berbagai kegiatan seperti BBGRM, Harganas, Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan.

"Penanggulangan stunting ini tidak hanya diselesaikan melalui gizi saja, tetapi harus terintegrasi dengan program lainnya dan melibatkan banyak pemangku kepentingan," tegas Siswanto.

Sementara itu untuk mendukung terwujudnya Kotawaringin Timur sebagai Kota Layak Anak, beberapa langkah juga dilakukan GPPI, diantaranya mendorong kesertaan perusahaan bergabung dalam APSAI (Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia) untuk percepatan implementasi peran dunia usaha dalam pemenuhan hak-hak anak melalui kegiatan CSR.

GPPI mendorong perusahaan membuat kebijakan bagi ayah atau ibu yang bekerja agar dapat secara maksimal memastikan tumbuh kembang anak-anaknya bahkan sejak dalam kandungan. Selain itu mengembangkan kebijakan yang memberikan dispensasi waktu bagi karyawati yang memiliki bayi di bawah usia enam bulan untuk memberikan ASI ekslusif.

GPPI juga melakukan berbagai inovasi dalam sosialisasi dan partisipasi mewujudkan Kota Layak Anak. Siswanto berharap upaya bersama ini mampu menekan angka stunting serta mewujudkan Kotawaringin Timur sebagai Kota Layak Anak.

"Kita berharap bisa mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas menjadi syarat mutlak agar negara kita tidak tertinggal dari negara lain. Anak yang sehat cikal bakal generasi produktif yang mampu memenangkan persaingan global melalui program CSR dan PBS Peduli," demikian Siswanto.
 

Baca juga: DPRD Kotim setujui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2020

Baca juga: Ojol di tengah pandemi COVID-19, antara risiko dan kemanusiaan

Baca juga: Pemkab Kotim didorong bekerja keras tingkatkan PAD


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024