Jakarta (ANTARA) - Sebagai pendidik utama dalam keluarga, orangtua seringkali menghadapi banyak tantangan dan persoalan. Apalagi bagi para pasangan yang baru memiliki momongan.
Pada dasarnya, permasalahan itu muncul karena komunikasi antara orangtua dan anak yang kurang efektif. Mindful parenting atau mengasuh dengan penuh perhatian adalah salah satu cara yang dapat dipraktikkan untuk menciptakan komunikasi efektif dengan anak.
Dilansir dari Healthline, Jumat, gagasan pengasuhan itu telah ada sejak tahun 1997, memegang prinsip perhatian penuh pada banyak situasi dalam keluarga Anda.
Tujuan membawa perhatian penuh ke dalam pola asuh adalah untuk menanggapi perilaku atau tindakan anak dengan penuh pertimbangan dibandingkan sekedar bereaksi.
Pola asuh itu mengharuskan Anda memiliki penerimaan untuk anak Anda dan diri sendiri. Untuk menerapkan pola asuh ini, Anda perlu memiliki beberapa keterampilan.
Baca juga: Psikolog bagikan tips sederhana bahagiakan anak di tengah pandemi
Mendengarkan
Saat mendengarkan anak, Anda harus benar-benar melakukannya dan mengamati dengan penuh perhatian. Hal ini memang membutuhkan banyak kesabaran dan latihan. Selain mendengarkan, Anda juga harus memperhatikan lingkungan seperti pemandangan, bau, atau suara di sekitar Anda dan anak Anda.
Menerima
Sikap penerimaan yang tidak menghakimi juga diperlukan dalam pola asuh ini. Tidak menghakimi juga berarti melepaskan harapan yang tidak realistis dari anak Anda. Pada akhirnya, penerimaan "apa adanya" adalah tujuan dari sikap ini.
Kesadaran emosional
Menerapkan pola asuh penuh perhatian membutuhkan kesadaran untuk interaksi pengasuhan meluas dari orang tua ke anak. Memodelkan kesadaran emosional adalah kunci untuk mengajar anak Anda melakukan hal yang sama. Sebab, selalu ada emosi yang mempengaruhi situasi.
Regulasi diri
Melakukan regulasi diri berarti tidak membiarkan emosi Anda memicu reaksi langsung, seperti berteriak atau perilaku spontan lainnya. Singkatnya, Anda harus berpikir sebelum bertindak untuk menghindari reaksi berlebihan.
Kasih sayang
Mungkin terkadang, Anda tidak setuju dengan tindakan atau pola pikir anak Anda. Namun, pola asuh penuh perhatian ini mendorong orang tua untuk berbelas kasih. Pola asuh ini akan melibatkan empati dan memahami posisi anak Anda.
Baca juga: Kumpulan kegiatan untuk merayakan Hari Anak Nasional di rumah
Baca juga: IDAI sebut tak perlu gunakan antibiotik untuk pengobatan COVID-19 pada anak
Baca juga: Pentingnya vitamin untuk rawat anak positif COVID-19 saat isoman
Pada dasarnya, permasalahan itu muncul karena komunikasi antara orangtua dan anak yang kurang efektif. Mindful parenting atau mengasuh dengan penuh perhatian adalah salah satu cara yang dapat dipraktikkan untuk menciptakan komunikasi efektif dengan anak.
Dilansir dari Healthline, Jumat, gagasan pengasuhan itu telah ada sejak tahun 1997, memegang prinsip perhatian penuh pada banyak situasi dalam keluarga Anda.
Tujuan membawa perhatian penuh ke dalam pola asuh adalah untuk menanggapi perilaku atau tindakan anak dengan penuh pertimbangan dibandingkan sekedar bereaksi.
Pola asuh itu mengharuskan Anda memiliki penerimaan untuk anak Anda dan diri sendiri. Untuk menerapkan pola asuh ini, Anda perlu memiliki beberapa keterampilan.
Baca juga: Psikolog bagikan tips sederhana bahagiakan anak di tengah pandemi
Mendengarkan
Saat mendengarkan anak, Anda harus benar-benar melakukannya dan mengamati dengan penuh perhatian. Hal ini memang membutuhkan banyak kesabaran dan latihan. Selain mendengarkan, Anda juga harus memperhatikan lingkungan seperti pemandangan, bau, atau suara di sekitar Anda dan anak Anda.
Menerima
Sikap penerimaan yang tidak menghakimi juga diperlukan dalam pola asuh ini. Tidak menghakimi juga berarti melepaskan harapan yang tidak realistis dari anak Anda. Pada akhirnya, penerimaan "apa adanya" adalah tujuan dari sikap ini.
Kesadaran emosional
Menerapkan pola asuh penuh perhatian membutuhkan kesadaran untuk interaksi pengasuhan meluas dari orang tua ke anak. Memodelkan kesadaran emosional adalah kunci untuk mengajar anak Anda melakukan hal yang sama. Sebab, selalu ada emosi yang mempengaruhi situasi.
Regulasi diri
Melakukan regulasi diri berarti tidak membiarkan emosi Anda memicu reaksi langsung, seperti berteriak atau perilaku spontan lainnya. Singkatnya, Anda harus berpikir sebelum bertindak untuk menghindari reaksi berlebihan.
Kasih sayang
Mungkin terkadang, Anda tidak setuju dengan tindakan atau pola pikir anak Anda. Namun, pola asuh penuh perhatian ini mendorong orang tua untuk berbelas kasih. Pola asuh ini akan melibatkan empati dan memahami posisi anak Anda.
Baca juga: Kumpulan kegiatan untuk merayakan Hari Anak Nasional di rumah
Baca juga: IDAI sebut tak perlu gunakan antibiotik untuk pengobatan COVID-19 pada anak
Baca juga: Pentingnya vitamin untuk rawat anak positif COVID-19 saat isoman