Kuala Kurun (ANTARA) - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Gunung Mas Rina Sari menyatakan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) turut membantu menekan angka prevalensi stunting di kabupaten setempat.
“BAAS ini merupakan program sosial untuk membantu penanganan stunting. Di Gumas, program ini dimulai pada tahun 2024 ini,” ucap Rina Sari yang didampingi Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Demo Aruslin Purba di Kuala Kurun, Selasa.
BAAS di Gumas melibatkan berbagai individu dari sejumlah pihak, mulai dari kepala daerah, Sekretaris Daerah, DPRD, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kepala perangkat daerah, organisasi masyarakat, dan lainnya.
Dalam pelaksanaan program BAAS, satu bapak atau bunda asuh mendapat sejumlah anak yang masuk kategori stunting, untuk diasuh selama tiga bulan berturut-turut, dengan nominal barang bantuan senilai Rp150 ribu per bulan.
Jika dalam jangka waktu tiga bulan ke depan anak asuh sudah tidak lagi masuk kategori stunting, maka bapak atau bunda asuh mengalihkan asuhan kepada anak lain yang masuk kategori stunting.
“BAAS ini salah satu program pendukung untuk mempercepat penurunan angka stunting. Masih ada beberapa program lain seperti penanganan stunting oleh pemerintah desa/kelurahan, dan lainnya,” bebernya.
Baca juga: RSUD Kuala Kurun serap aspirasi warga demi peningkatan pelayanan
Bantuan program BAAS telah disalurkan secara simbolis saat pelaksanaan Hari Keluarga Nasional ke-31 tingkat kabupaten di Desa Tumbang Miwan Kecamatan Kurun, Senin (21/10).
Saat itu penyerahan simbolis BAAS dari Penjabat (Pj) Bupati Gumas Herson B Aden, Pj Ketua TP PKK Gumas Shella Herson B Aden, Pabung 1016/Plk Letkol Inf Mahsun Abadi, Direktur Perumdam Maruang Duhung Gumas Hendra Toendan, dan Kepala DP2KBP3A Gumas Rina Sari, yang diterima oleh sejumlah camat, untuk disalurkan lagi kepada anak asuh.
Untuk diketahui, angka prevalensi stunting di Gumas mengalami penurunan, di mana berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 17,9 persen dan berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sebesar 12,9 persen. Angka 12,9 persen tersebut berada di bawah target nasional yakni 14 persen.
Herson menegaskan bahwa dirinya memberi perhatian serius terhadap upaya percepatan penurunan angka stunting di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’.
“Kita semua harus berkolaborasi, bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas guna menekan angka stunting di kabupaten yang kita cintai ini,” demikian Herson.
Baca juga: HSP momentum pemuda Gumas makin tingkatkan peran bangun daerah
Baca juga: DPRD Gumas berharap MTQ semakin tingkatkan keimanan
Baca juga: Rungan juara umum MTQ ke-17 Kabupaten Gumas