Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Gloriana mengatakan kebakaran di daerah itu menghanguskan 30 rumah penduduk yang terbuat dari bahan kayu di wilayah Kelurahan Tumbang Rungan.
"Kebakaran siang tadi telah menghanguskan 30 rumah yang berdampak pada 39 kepala keluarga yang terdiri dari 141 jiwa," kata Gloriana saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Selasa sore.
Dia mengatakan pada insiden tersebut dua unit tim pemadam kebakaran yang dilengkapi dua mobil damkar berkapasitas 5.000 dan 6.000 liter bersama sejumlah elemen masyarakat telah berhasil memadamkan api.
"Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. Nilai kerugian beserta penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas," kata wanita penghobi tanaman kantong semar itu.
Lokasi kebakaran yang cukup jauh dari markas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan serta akses jalan yang tidak terlalu lebar menjadi hambatan tersendiri bagi petugas untuk menuju lokasi.
Baca juga: Polisi selidiki kebakaran menghanguskan pulahan rumah di Jalan Mendawai
Selain itu, bangunan yang terbuat dari kayu juga membuat kobaran api lebih cepat membesar dan menjalar ke bangunan lain. Kondisi ini juga menjadi tantangan petugas dalam memadamkan "si jago merah".
Dia pun meminta masyarakat di kawasan padat penduduk serta warga lain terutama yang konstruksi bangunannya terbuat dari bahan yang mudah terbakar untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi potensi kebakaran.
Misalnya dengan memastikan tidak ada kompor dan lilin menyala tanpa penjagaan, tidak membakar sampah di area tempat tinggal serta memastikan penggunaan perangkat elektronik sesuai beban untuk menghindari potensi hubungan arus pendek atau konsleting listrik.
Kebakaran tersebut menjadi kejadian kali kedua di wilayah "Kota Cantik" yang mana pada Minggu (25/7) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari juga terjadi di kawasan Mendawai. Pada kejadian itu setidaknya sekitar 20 bangunan rumah dan barak konstruksi kayu milik warga setempat hangus dilalap api.
Baca juga: Disdukcapil prioritaskan layanan kependudukan bagi korban kebakaran
Pada kejadian itu diperkirakan kerugian materil termasuk nilai bangunan mencapai hampir satu miliar. Tidak ada korban jiwa maupun cedera fatal pada kejadian ini.
"Kebakaran ini tidak bisa kita prediksi kapan akan terjadi. Maka langkah antisipasi dan deteksi potensi sejak dini menjadi upaya terbaik yang dapat dilakukan secara bersama-sama maupun secara mandiri," kata Gloriana.
Saat ini sejumlah pihak mulai dari pemerintah beserta warga bergotong royong mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para korban yang kehilangan tempat tinggal.
Selain itu juga dilakukan inventarisasi data-data para korban salah satunya untuk keperluan mendapatkan layanan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Baca juga: Empat rumah di Palangka Raya hangus terbakar
Baca juga: Unsur kelalaian mendominasi kebakaran kawasan pemukiman di Palangka Raya
"Kebakaran siang tadi telah menghanguskan 30 rumah yang berdampak pada 39 kepala keluarga yang terdiri dari 141 jiwa," kata Gloriana saat dikonfirmasi di Palangka Raya, Selasa sore.
Dia mengatakan pada insiden tersebut dua unit tim pemadam kebakaran yang dilengkapi dua mobil damkar berkapasitas 5.000 dan 6.000 liter bersama sejumlah elemen masyarakat telah berhasil memadamkan api.
"Tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut. Nilai kerugian beserta penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas," kata wanita penghobi tanaman kantong semar itu.
Lokasi kebakaran yang cukup jauh dari markas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan serta akses jalan yang tidak terlalu lebar menjadi hambatan tersendiri bagi petugas untuk menuju lokasi.
Baca juga: Polisi selidiki kebakaran menghanguskan pulahan rumah di Jalan Mendawai
Selain itu, bangunan yang terbuat dari kayu juga membuat kobaran api lebih cepat membesar dan menjalar ke bangunan lain. Kondisi ini juga menjadi tantangan petugas dalam memadamkan "si jago merah".
Dia pun meminta masyarakat di kawasan padat penduduk serta warga lain terutama yang konstruksi bangunannya terbuat dari bahan yang mudah terbakar untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi potensi kebakaran.
Misalnya dengan memastikan tidak ada kompor dan lilin menyala tanpa penjagaan, tidak membakar sampah di area tempat tinggal serta memastikan penggunaan perangkat elektronik sesuai beban untuk menghindari potensi hubungan arus pendek atau konsleting listrik.
Kebakaran tersebut menjadi kejadian kali kedua di wilayah "Kota Cantik" yang mana pada Minggu (25/7) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari juga terjadi di kawasan Mendawai. Pada kejadian itu setidaknya sekitar 20 bangunan rumah dan barak konstruksi kayu milik warga setempat hangus dilalap api.
Baca juga: Disdukcapil prioritaskan layanan kependudukan bagi korban kebakaran
Pada kejadian itu diperkirakan kerugian materil termasuk nilai bangunan mencapai hampir satu miliar. Tidak ada korban jiwa maupun cedera fatal pada kejadian ini.
"Kebakaran ini tidak bisa kita prediksi kapan akan terjadi. Maka langkah antisipasi dan deteksi potensi sejak dini menjadi upaya terbaik yang dapat dilakukan secara bersama-sama maupun secara mandiri," kata Gloriana.
Saat ini sejumlah pihak mulai dari pemerintah beserta warga bergotong royong mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para korban yang kehilangan tempat tinggal.
Selain itu juga dilakukan inventarisasi data-data para korban salah satunya untuk keperluan mendapatkan layanan administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Baca juga: Empat rumah di Palangka Raya hangus terbakar
Baca juga: Unsur kelalaian mendominasi kebakaran kawasan pemukiman di Palangka Raya