Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Bima Santoso mengaku prihatin dengan cukup seringnya kejadian minyak kelapa sawit atau "crude palm oil" (CPO) tumpah maupun tercecer di jalan karena sangat membahayakan.
"Seperti hari ini terjadi lagi di Jalan HM Arsyad sekitar km 7 sampai km 8. Ini sangat membahayakan karena CPO itu kan licin, bisa membuat pengendara terjatuh, khususnya pengendara roda dua," kata Bima di Sampit, Senin.
Jalan HM Arsyad banyak hilir mudik truk bermuatan CPO karena ruas jalan itu menjadi akses menuju Pelabuhan Bagendang. Selain itu di kawasan itu terdapat sejumlah tangki penimbunan CPO milik sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Bima sangat serius menyoroti masalah ini karena menyangkut keselamatan pengendara. Apalagi kemarin saat melintas di kawasan tersebut dia menggunakan sepeda motor sehingga merasakan sendiri jalan licin akibat bekas tumpahan CPO.
Dia mengingatkan pelaku jasa angkutan CPO maupun perusahaan pemilik CPO untuk lebih berhati-hati saat pengangkutan dan bongkar muat minyak tersebut. Jangan sampai tercecer atau tumpah karena bisa membahayakan masyarakat.
Kelalaian yang menyebabkan CPO tumpah ke jalan maupun sungai, sama-sama membahayakan masyarakat. CPO yang tumpah di jalan sangat membahayakan pengendara, sedangkan CPO yang tumpah di sungai bisa menimbulkan pencemaran lingkungan dan berisiko gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
Baca juga: Seleksi jabatan dua kepala dinas Pemkab Kotim dibuka se-Kalteng
Bima meminta perhatian serius semua pihak terkait masalah ini karena sudah sering terjadi dan terulang. Masalah ini jangan dianggap sepele karena dampaknya mengancam keselamatan.
Dia khawatir jika kejadian ini terulang bisa memicu kecelakaan dan korban. Hal itu rawan terjadi karena Jalan HM Arsyad merupakan jalur padat lalu lintas karena merupakan jalan penghubung Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan.
Secara khusus Bima meminta kejadian ini ditindaklanjuti oleh Kepolisian dan Dinas Perhubungan. Tujuannya untuk memperingatkan perusahaan agar kejadian seperti ini tidak sampai terulang lagi.
"Ini harus diusut karena membahayakan masyarakat. Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Nanti mereka abai lagi dan menganggap sepele. Panggil perusahaannya dan beri peringatan keras. Jangan sampai jatuh korban jiwa," demikian Bima.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan pembangunan fisik tidak mengabaikan kualitas
Baca juga: Banjir di Kotim masih berpotensi meluas
"Seperti hari ini terjadi lagi di Jalan HM Arsyad sekitar km 7 sampai km 8. Ini sangat membahayakan karena CPO itu kan licin, bisa membuat pengendara terjatuh, khususnya pengendara roda dua," kata Bima di Sampit, Senin.
Jalan HM Arsyad banyak hilir mudik truk bermuatan CPO karena ruas jalan itu menjadi akses menuju Pelabuhan Bagendang. Selain itu di kawasan itu terdapat sejumlah tangki penimbunan CPO milik sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Bima sangat serius menyoroti masalah ini karena menyangkut keselamatan pengendara. Apalagi kemarin saat melintas di kawasan tersebut dia menggunakan sepeda motor sehingga merasakan sendiri jalan licin akibat bekas tumpahan CPO.
Dia mengingatkan pelaku jasa angkutan CPO maupun perusahaan pemilik CPO untuk lebih berhati-hati saat pengangkutan dan bongkar muat minyak tersebut. Jangan sampai tercecer atau tumpah karena bisa membahayakan masyarakat.
Kelalaian yang menyebabkan CPO tumpah ke jalan maupun sungai, sama-sama membahayakan masyarakat. CPO yang tumpah di jalan sangat membahayakan pengendara, sedangkan CPO yang tumpah di sungai bisa menimbulkan pencemaran lingkungan dan berisiko gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
Baca juga: Seleksi jabatan dua kepala dinas Pemkab Kotim dibuka se-Kalteng
Bima meminta perhatian serius semua pihak terkait masalah ini karena sudah sering terjadi dan terulang. Masalah ini jangan dianggap sepele karena dampaknya mengancam keselamatan.
Dia khawatir jika kejadian ini terulang bisa memicu kecelakaan dan korban. Hal itu rawan terjadi karena Jalan HM Arsyad merupakan jalur padat lalu lintas karena merupakan jalan penghubung Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan.
Secara khusus Bima meminta kejadian ini ditindaklanjuti oleh Kepolisian dan Dinas Perhubungan. Tujuannya untuk memperingatkan perusahaan agar kejadian seperti ini tidak sampai terulang lagi.
"Ini harus diusut karena membahayakan masyarakat. Tidak bisa dibiarkan begitu saja. Nanti mereka abai lagi dan menganggap sepele. Panggil perusahaannya dan beri peringatan keras. Jangan sampai jatuh korban jiwa," demikian Bima.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan pembangunan fisik tidak mengabaikan kualitas
Baca juga: Banjir di Kotim masih berpotensi meluas