Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah memanfaatkan rumah susun sewa sederhana (rusunawa) di Desa Jaar, Kecamatan Dusun Timur, menjadi rumah sakit darurat penanganan penderita COVID-19.
“Ini sebagai antisipasi kalau terjadi lonjakan,” kata Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Kamis.
Menurutnya, kebijakan ini juga sebagai antisipasi untuk pemusatan isolasi warga terpapar COVID-19 agar tidak menjalan isolasi mandiri di rumah masing-masing karena rawan terjadi penularan terhadap keluarga.
Selain itu, kata dia, kontrol untuk pengendalian dari penyebaran COVID-19 dengan pemusatan warga terpapar COVID-19 di rusunawa akan lebih mudah. Warga yang terpapar COVID-19 lebih bisa cepat dirawat untuk sembuh.
“Ada 80 ruangan yakni di lantai dua dan tiga, satu ruang diisi maksimal dua orang sehingga rusunawa berkapasitas 160 orang,” kata Ampera.
Lantai dasar akan dijadikan pusat pelayanan kesehatan yang diisi dari tenaga kesehatan Puskesmas Edison Jaar, yang saat ini kontruksi bangunannya sedang dalam tahapan rehabilitasi berat.
Baca juga: Anggaran Pilkada Bartim diusulkan Rp25 miliar
Rumah sakit darurat COVID-19 nantinya, kata Ampera, khusus merawat warga terpapar COVID-19 yang bergejala ringan. Sementara itu bagi warga terpapar COVID-19 dengan gejala sedang dan berat tetap menjalani perawatan di RSUD Tamiang Layang.
Rusunawa tersebut sebelumnya dijadikan ruang perawatan isolasi warga terpapar COVID-19 tidak bergejala dan bergejala ringan. Saat ini, kata dia, rusunawa sebagai rumah sakit darurat COVID-19 sudah selesai tahapan pembersihan.
“Mulai Jumat (24/9) besok akan dilakukan pemindahan barang-barang dari Puskesmas Edison Jaar ke rusunawa. Rumah Sakit Darurat COVID-19 digadang aktif mulai pekan terakhir September 2021,” kata Ampera.
Ampera meminta masyarakat untuk tetap waspada COVID-19 dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Baca juga: Rancangan Perubahan APBD Bartim tunjukan komitmen terhadap penanganan COVID-19
“Ini sebagai antisipasi kalau terjadi lonjakan,” kata Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Kamis.
Menurutnya, kebijakan ini juga sebagai antisipasi untuk pemusatan isolasi warga terpapar COVID-19 agar tidak menjalan isolasi mandiri di rumah masing-masing karena rawan terjadi penularan terhadap keluarga.
Selain itu, kata dia, kontrol untuk pengendalian dari penyebaran COVID-19 dengan pemusatan warga terpapar COVID-19 di rusunawa akan lebih mudah. Warga yang terpapar COVID-19 lebih bisa cepat dirawat untuk sembuh.
“Ada 80 ruangan yakni di lantai dua dan tiga, satu ruang diisi maksimal dua orang sehingga rusunawa berkapasitas 160 orang,” kata Ampera.
Lantai dasar akan dijadikan pusat pelayanan kesehatan yang diisi dari tenaga kesehatan Puskesmas Edison Jaar, yang saat ini kontruksi bangunannya sedang dalam tahapan rehabilitasi berat.
Baca juga: Anggaran Pilkada Bartim diusulkan Rp25 miliar
Rumah sakit darurat COVID-19 nantinya, kata Ampera, khusus merawat warga terpapar COVID-19 yang bergejala ringan. Sementara itu bagi warga terpapar COVID-19 dengan gejala sedang dan berat tetap menjalani perawatan di RSUD Tamiang Layang.
Rusunawa tersebut sebelumnya dijadikan ruang perawatan isolasi warga terpapar COVID-19 tidak bergejala dan bergejala ringan. Saat ini, kata dia, rusunawa sebagai rumah sakit darurat COVID-19 sudah selesai tahapan pembersihan.
“Mulai Jumat (24/9) besok akan dilakukan pemindahan barang-barang dari Puskesmas Edison Jaar ke rusunawa. Rumah Sakit Darurat COVID-19 digadang aktif mulai pekan terakhir September 2021,” kata Ampera.
Ampera meminta masyarakat untuk tetap waspada COVID-19 dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Baca juga: Rancangan Perubahan APBD Bartim tunjukan komitmen terhadap penanganan COVID-19