Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah Lohing Simon menilai, perlu mempersiapkan sumber daya manusia lokal di sektor pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi, sebagai upaya mendukung suksesnya program food estate sekaligus mengoptimalkan potensi provinsi ini.
"Program food estate ini kan memerlukan tenaga kerja yang sangat banyak. Jadi, perlu dipersiapkan SDM pendukungnya," kata Lohing di Palangka Raya, kemarin.
Menurut dia, salah satu upaya yang dapat dilakukan agar SDM lokal dapat bersaing dan memiliki kompetensi, dengan melakukan peningkatan pendidikan terhadap para lulusan SMA, SMK di Kalteng. Di mana, Pemerintah Daerah melakukan kerjasama atau MoU dengan perguruan tinggi yang ada di Kalteng, untuk dapat membuat program Pendidikan bagi para lulusan SMA sederajat.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas mengatakan, untuk pendidikannya juga tak harus menempuh sarjana, cukup hanya Diploma 3 (D3), namun siap terjun ke lapangan.
"Jadi, nantinya para anak didik itu setelah lulus, dapat langsung bekerja dalam program food estate. Salah satunya, menjadi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Itu yang kita harapkan," kata Lohing.
Baca juga: DPRD Kalteng minta pelaksanaan program pembangunan mengacu ke RPJMD
Terlebih lagi, lanjut Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, saat ini ketersediaan SDM bagi tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan keahlian pada program food estate, masih banyak diperlukan.
Untuk itulah harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah serta stakeholder lainnya, karena tempat pelaksanaan program estate relatif luas, sehingga membutuhkan tenaga kerja maupun PPL bisa mencapai ribuan orang.
"Saya berharap nantinya program food estate ini, dapat menjadi tempat menampung SDM lokal yang ada. Tidak sedikit para lulusan perguruan tinggi di Kalteng saat ini masih menganggur, sehingga tak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, tapi memaksimalkan SDM lokal," demikian Lohing.
Baca juga: Dapat masukan dari Ahli, Perda Cagar Budaya Kalteng tuntas akhir tahun
"Program food estate ini kan memerlukan tenaga kerja yang sangat banyak. Jadi, perlu dipersiapkan SDM pendukungnya," kata Lohing di Palangka Raya, kemarin.
Menurut dia, salah satu upaya yang dapat dilakukan agar SDM lokal dapat bersaing dan memiliki kompetensi, dengan melakukan peningkatan pendidikan terhadap para lulusan SMA, SMK di Kalteng. Di mana, Pemerintah Daerah melakukan kerjasama atau MoU dengan perguruan tinggi yang ada di Kalteng, untuk dapat membuat program Pendidikan bagi para lulusan SMA sederajat.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas mengatakan, untuk pendidikannya juga tak harus menempuh sarjana, cukup hanya Diploma 3 (D3), namun siap terjun ke lapangan.
"Jadi, nantinya para anak didik itu setelah lulus, dapat langsung bekerja dalam program food estate. Salah satunya, menjadi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Itu yang kita harapkan," kata Lohing.
Baca juga: DPRD Kalteng minta pelaksanaan program pembangunan mengacu ke RPJMD
Terlebih lagi, lanjut Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, saat ini ketersediaan SDM bagi tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan keahlian pada program food estate, masih banyak diperlukan.
Untuk itulah harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah serta stakeholder lainnya, karena tempat pelaksanaan program estate relatif luas, sehingga membutuhkan tenaga kerja maupun PPL bisa mencapai ribuan orang.
"Saya berharap nantinya program food estate ini, dapat menjadi tempat menampung SDM lokal yang ada. Tidak sedikit para lulusan perguruan tinggi di Kalteng saat ini masih menganggur, sehingga tak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, tapi memaksimalkan SDM lokal," demikian Lohing.
Baca juga: Dapat masukan dari Ahli, Perda Cagar Budaya Kalteng tuntas akhir tahun