Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah memperkirakan total potensi luas lahan panen padi pada 2021 di provinsi ini berkisar 125,31 ribu hektare, turun sekitar 17,97 ribu hektare atau 12,54 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 143,28 ribu hektare.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Senin, mengatakan bahwa pihaknya mencatat realisasi lahan panen padi sepanjang Januari hingga September 2021 sebesar 115,85 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 17,31 ribu hektare atau 13,01 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 133,16 ribu hektare.
"Potensi lahan yang akan panen padi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 pun diperkirakan hanya sebesar 9,46 ribu hektare. Itu yang membuat kami memperkirakan luas lahan panen padi tahun 2021 di Kalteng mengalami penurunan," ucapnya.
Sejalan dengan penurunan luas lahan, produksi padi di Kalteng sepanjang Januari hingga September 2021 pun diperkirakan turun sekitar 12,52 persen dibandingkan tahun 2020. Di mana produksi padi dari Januari hingga September 2021 sekitar 364,59 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan tahun 2020 mencapai 416,77 ribu ton GKG.
Eko mengatakan, potensi produksi padi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 pun diperkirakan hanya sebesar 35,85 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2021 diperkirakan hanya berkisar 400,44 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 57,51 ribu ton GKG atau 12,56 persen dibanding tahun 2020 yang mencapai 457,95 ribu ton GKG.
"Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Agustus sebesar 92,50 ribu ton GKG, dan terendah di Desember sekitar 1,05 ribu ton GKG. Berbeda dengan produksi pada 2021, produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi justru pada bulan September," beber dia.
Baca juga: Tingkat penghunian kamar hotel di Kalteng alami kenaikan
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, sepanjang Januari hingga September 2021 setara dengan 215,46 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 30,84 ribu ton (12,52 persen) dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 246,29 ribu ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 21,19 ribu ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2021 diperkirakan mencapai 236,64 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 33,98 ribu ton (12,56 persen) dibandingkan produksi beras 2020 yang sebesar 270,63 ribu ton.
"Produksi beras tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada Agustus yang mencapai 54,66 ribu ton, dan terendah di Desember berkisar 0,62 ribu ton. Berbeda dengan tahun 2021, produksi beras tertinggi pada tahun 2020 terjadi pada bulan September," demikian Eko.
Baca juga: September 2021 NTP Gabungan Kalteng naik 2,65 persen
Baca juga: Selama Agustus 2021, NTP Kalteng lebih rendah dari NTUP
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Senin, mengatakan bahwa pihaknya mencatat realisasi lahan panen padi sepanjang Januari hingga September 2021 sebesar 115,85 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 17,31 ribu hektare atau 13,01 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 133,16 ribu hektare.
"Potensi lahan yang akan panen padi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 pun diperkirakan hanya sebesar 9,46 ribu hektare. Itu yang membuat kami memperkirakan luas lahan panen padi tahun 2021 di Kalteng mengalami penurunan," ucapnya.
Sejalan dengan penurunan luas lahan, produksi padi di Kalteng sepanjang Januari hingga September 2021 pun diperkirakan turun sekitar 12,52 persen dibandingkan tahun 2020. Di mana produksi padi dari Januari hingga September 2021 sekitar 364,59 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), sedangkan tahun 2020 mencapai 416,77 ribu ton GKG.
Eko mengatakan, potensi produksi padi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 pun diperkirakan hanya sebesar 35,85 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2021 diperkirakan hanya berkisar 400,44 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 57,51 ribu ton GKG atau 12,56 persen dibanding tahun 2020 yang mencapai 457,95 ribu ton GKG.
"Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Agustus sebesar 92,50 ribu ton GKG, dan terendah di Desember sekitar 1,05 ribu ton GKG. Berbeda dengan produksi pada 2021, produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi justru pada bulan September," beber dia.
Baca juga: Tingkat penghunian kamar hotel di Kalteng alami kenaikan
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, sepanjang Januari hingga September 2021 setara dengan 215,46 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 30,84 ribu ton (12,52 persen) dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 246,29 ribu ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 21,19 ribu ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2021 diperkirakan mencapai 236,64 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 33,98 ribu ton (12,56 persen) dibandingkan produksi beras 2020 yang sebesar 270,63 ribu ton.
"Produksi beras tertinggi pada tahun 2021 terjadi pada Agustus yang mencapai 54,66 ribu ton, dan terendah di Desember berkisar 0,62 ribu ton. Berbeda dengan tahun 2021, produksi beras tertinggi pada tahun 2020 terjadi pada bulan September," demikian Eko.
Baca juga: September 2021 NTP Gabungan Kalteng naik 2,65 persen
Baca juga: Selama Agustus 2021, NTP Kalteng lebih rendah dari NTUP