Sampit (ANTARA) - Suasana riuh ratusan pelayat seketika menjadi hening ketika terdengar lantunan adzan dikumandangkan, menandai mulai dimasukkannya jenazah Haji Muhammad Taufiq Mukri ke liang lahat, Minggu (15/5) malam.
Suasana haru sangat terasa saat ratusan warga mengantar pria yang pernah dua periode menjabat Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah itu ke peristirahatan terakhirnya di tempat pemakaman Muslimin Jalan Muchran Ali Kelurahan Baamang Tengah Kecamatan Baamang.
"Saya atas nama pemerintah daerah dan secara pribadi urut berduka cita yang mendalam. Kita kehilangan salah satu putra terbaik Kotawaringin Timur. Beliau berjasa besar membangun Kotim. Semoga dosa beliau diampuni dan semoga beliau ditempatkan di surganya Allah," kata Bupati Halikinnor yang memimpin prosesi pemakaman.
Taufiq Mukri wafat pada Minggu (15/5) pukul 02.45 WIB di RS Hermina Depok akibat sakit yang dideritanya. Jenazah kemudian diterbangkan ke Sampit untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Jenazah Taufiq Mukri dimakamkan satu area pemakaman dengan sejumlah kerabatnya serta istri tercintanya Hj Fatmawati yang meninggal dunia pada 11 November 2015 lalu.
Ratusan warga menghadiri prosesi pemakaman. Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur Samsudin mengumandangkan adzan, sementara pembacaan doa dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia yang juga mantan Wakil Bupati Kotawaringin Timur H Amrullah Hadi.
Turut hadir Ketua DPRD Rinie, Wakil Bupati Irawati, Bupati periode 2010-2020 Supian Hadi, anggota DPRD Sanidin serta pejabat lainnya.
Baca juga: Taufiq Mukri, tokoh Kotim yang humoris itu kini telah tiada
Prosesi pemakaman diawali penghormatan terakhir yang dipimpin Bupati Halikinnor. Selanjutnya jenazah dimakamkan diiringi pembacaan surah Yaasin dan doa.
Menurut Halikinnor, Taufiq Mukri merupakan figur seorang birokrat handal, politisi, guru, orangtua dan sahabat. Sikapnya yang mengayomi membuat Taufiq menjadi panutan masyarakat.
"Selama hidup, beliau menjadi contoh. Beliau menjadi seorang bapak dan teladan bagi kita semua. Kami bergaul puluhan tahun dan beliau tidak pernah mengeluhkan permasalahan beliau. Ini contoh bagi kami sebagai penerus. Perjuangan beliau akan kami lanjutkan," kata Halikinnor.
Duka mendalam juga dirasakan Supian Hadi. Supian Hadi dan Taufiq Mukri atau akrab dengan sebutan Sahati, merupakan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur periode 2010-2015 dan 2016-2020.
Bagi Supian, Taufiq Mukri bukan hanya seorang wakil bupati, tetapi juga sosok orangtua, keluarga dan sahabat dekat saat dirinya mendapatkan masalah, bahkan masalah pribadi sekalipun.
Taufiq sering memberi nasihat karena dia menganggap Supian Hadi sebagai anak. Perjalanan selama 10 tahun berpasangan menjadi kepala daerah mereka lalui tanpa ada terjadi masalah apa-apa.
Supian mengaku sangat salut terhadap Taufiq Mukri, baik dalam hal kepribadiannya maupun pemikiran-pemikirannya dalam membangun daerah ini.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pemkab gandeng swasta berdayakan tenaga kerja lokal
Sebagai seorang politisi, Supian Hadi lebih banyak berperan dalam hal penentuan kebijakan. Sementara itu Taufiq dengan pengalamannya sebagai seorang birokrat menyumbang pemikiran serta mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut agar berjalan baik.
"Jujur saja, pembangunan di Kabupaten Kotawaringin Timur tidak lepas dari pemikiran beliau. Kita tahu beliau adalah birokrat yang handal dan sangat mengerti semua tata cara pemerintahan. Sangat banyak kenang-kenangan kami. Saya merasa sangat kehilangan," ujar Supian Hadi.
Taufiq Mukri lahir di Sampit pada 21 Desember 1952. Dia menikah dengan Fatmawati (almarhumah) dan dikaruniai empat orang anak.
Dia mengawali kariernya sebagai seorang calon pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada 1 Januari 1980 silam. Puncak karier yang didudukinya sebagai PNS adalah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur pada 1 Februari 2008.
Taufiq kemudian terjun ke dunia politik dan berhasil duduk sebagai Wakil Bupati Kotawaringin Timur mendampingi Bupati H Supian Hadi. Mereka kompak berpasangan dan menjabat selama dua periode pada 2010 hingga 2020.
Pembawaannya yang tenang, santun dan humoris, membuat Taufiq selalu disenangi. Pria yang menapaki usia 70 tahun ini dikenal suka bercanda dan dan pandai berpantun sehingga kehadirannya selalu mampu mencairkan suasana.
Sementara itu Wardiansyah selaku perwakilan keluarga menyampaikan permohonan maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan Taufiq Mukri semasa hidupnya. Dia meminta masyarakat mendoakan agar Taufiq Mukri diampuni dosanya serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Baca juga: KNPI dorong peningkatan pelayanan administrasi kependudukan hingga ke pelosok
Baca juga: Pendirian Universitas Muhammadiyah Sampit capai 90 persen
Baca juga: Bupati Kotim setujui pejabatnya disiapkan jadi rektor Universitas Muhammadiyah Sampit
Suasana haru sangat terasa saat ratusan warga mengantar pria yang pernah dua periode menjabat Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah itu ke peristirahatan terakhirnya di tempat pemakaman Muslimin Jalan Muchran Ali Kelurahan Baamang Tengah Kecamatan Baamang.
"Saya atas nama pemerintah daerah dan secara pribadi urut berduka cita yang mendalam. Kita kehilangan salah satu putra terbaik Kotawaringin Timur. Beliau berjasa besar membangun Kotim. Semoga dosa beliau diampuni dan semoga beliau ditempatkan di surganya Allah," kata Bupati Halikinnor yang memimpin prosesi pemakaman.
Taufiq Mukri wafat pada Minggu (15/5) pukul 02.45 WIB di RS Hermina Depok akibat sakit yang dideritanya. Jenazah kemudian diterbangkan ke Sampit untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Jenazah Taufiq Mukri dimakamkan satu area pemakaman dengan sejumlah kerabatnya serta istri tercintanya Hj Fatmawati yang meninggal dunia pada 11 November 2015 lalu.
Ratusan warga menghadiri prosesi pemakaman. Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur Samsudin mengumandangkan adzan, sementara pembacaan doa dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia yang juga mantan Wakil Bupati Kotawaringin Timur H Amrullah Hadi.
Turut hadir Ketua DPRD Rinie, Wakil Bupati Irawati, Bupati periode 2010-2020 Supian Hadi, anggota DPRD Sanidin serta pejabat lainnya.
Baca juga: Taufiq Mukri, tokoh Kotim yang humoris itu kini telah tiada
Prosesi pemakaman diawali penghormatan terakhir yang dipimpin Bupati Halikinnor. Selanjutnya jenazah dimakamkan diiringi pembacaan surah Yaasin dan doa.
Menurut Halikinnor, Taufiq Mukri merupakan figur seorang birokrat handal, politisi, guru, orangtua dan sahabat. Sikapnya yang mengayomi membuat Taufiq menjadi panutan masyarakat.
"Selama hidup, beliau menjadi contoh. Beliau menjadi seorang bapak dan teladan bagi kita semua. Kami bergaul puluhan tahun dan beliau tidak pernah mengeluhkan permasalahan beliau. Ini contoh bagi kami sebagai penerus. Perjuangan beliau akan kami lanjutkan," kata Halikinnor.
Duka mendalam juga dirasakan Supian Hadi. Supian Hadi dan Taufiq Mukri atau akrab dengan sebutan Sahati, merupakan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur periode 2010-2015 dan 2016-2020.
Bagi Supian, Taufiq Mukri bukan hanya seorang wakil bupati, tetapi juga sosok orangtua, keluarga dan sahabat dekat saat dirinya mendapatkan masalah, bahkan masalah pribadi sekalipun.
Taufiq sering memberi nasihat karena dia menganggap Supian Hadi sebagai anak. Perjalanan selama 10 tahun berpasangan menjadi kepala daerah mereka lalui tanpa ada terjadi masalah apa-apa.
Supian mengaku sangat salut terhadap Taufiq Mukri, baik dalam hal kepribadiannya maupun pemikiran-pemikirannya dalam membangun daerah ini.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan pemkab gandeng swasta berdayakan tenaga kerja lokal
Sebagai seorang politisi, Supian Hadi lebih banyak berperan dalam hal penentuan kebijakan. Sementara itu Taufiq dengan pengalamannya sebagai seorang birokrat menyumbang pemikiran serta mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut agar berjalan baik.
"Jujur saja, pembangunan di Kabupaten Kotawaringin Timur tidak lepas dari pemikiran beliau. Kita tahu beliau adalah birokrat yang handal dan sangat mengerti semua tata cara pemerintahan. Sangat banyak kenang-kenangan kami. Saya merasa sangat kehilangan," ujar Supian Hadi.
Taufiq Mukri lahir di Sampit pada 21 Desember 1952. Dia menikah dengan Fatmawati (almarhumah) dan dikaruniai empat orang anak.
Dia mengawali kariernya sebagai seorang calon pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada 1 Januari 1980 silam. Puncak karier yang didudukinya sebagai PNS adalah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur pada 1 Februari 2008.
Taufiq kemudian terjun ke dunia politik dan berhasil duduk sebagai Wakil Bupati Kotawaringin Timur mendampingi Bupati H Supian Hadi. Mereka kompak berpasangan dan menjabat selama dua periode pada 2010 hingga 2020.
Pembawaannya yang tenang, santun dan humoris, membuat Taufiq selalu disenangi. Pria yang menapaki usia 70 tahun ini dikenal suka bercanda dan dan pandai berpantun sehingga kehadirannya selalu mampu mencairkan suasana.
Sementara itu Wardiansyah selaku perwakilan keluarga menyampaikan permohonan maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan Taufiq Mukri semasa hidupnya. Dia meminta masyarakat mendoakan agar Taufiq Mukri diampuni dosanya serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Baca juga: KNPI dorong peningkatan pelayanan administrasi kependudukan hingga ke pelosok
Baca juga: Pendirian Universitas Muhammadiyah Sampit capai 90 persen
Baca juga: Bupati Kotim setujui pejabatnya disiapkan jadi rektor Universitas Muhammadiyah Sampit