Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Darmawati meminta pemerintah kabupaten cepat tanggap terhadap kondisi masyarakat yang saat ini menjadi korban banjir.
"Pemerintah wajib memastikan bagaimana kondisi warga kita yang menjadi korban banjir. Kalau ada yang memerlukan bantuan, maka harus segera dibantu," kata Darmawati di Sampit, Kamis.
Saat ini beberapa kawasan di Kotawaringin Timur dilanda banjir. Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir yang bersamaan dengan air pasang Sungai Mentaya diduga menjadi penyebab banjir merendam hingga ke permukiman.
Ketinggian permukaan air di beberapa kawasan di wilayah selatan seperti di Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit, naik tinggi saat sungai sedang pasang. Kondisi bertambah parah jika saat bersamaan terjadi hujan.
Salah satu desa yang terendam banjir adalah Desa Natai Baru Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Banjir di desa ini sudah terjadi empat hari terakhir akibat luapan sungai di daerah itu.
Baca juga: Pabrik sawit di Kotim diimbau taati standar harga beli sawit
Kondisi ini juga menjadi perhatian Darmawati yang merupakan legislator dari daerah pemilihan Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Banjir menyebabkan warga tidak bisa bekerja karena sebagian besar profesi mereka adalah bertani. Untuk itu perlu didata untuk mengetahui siapa saja yang memerlukan bantuan, khususnya kebutuhan pokok.
"Anggaran yang dialokasikan untuk belanja tidak terduga tahun ini cukup besar yaitu Rp5 miliar. Jadi jangan sampai warga yang sedang mengalami musibah tidak dibantu. Mohon ini jadi perhatian," kata Darmawati.
Sementara itu hasil pantauan, musim pasang Sungai Mentaya saat memang sedang tinggi. Seperti di beberapa lokasi di Jalan Baamang I Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, air pasang hampir mencapai jalan.
Begitu pula anak Sungai Mentaya seperti Sungai Sampit di Desa Bagendang Tengah Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Saat sungai pasang, air merendam pekarangan rumah warga yang posisinya lebih rendah.
Baca juga: Bapenda Kotim kerahkan 185 petugas optimalkan penagihan PBB-P2
Baca juga: Ortom Muhammadiyah dukung penuh Julianto jadi ketua KNPI Kotim
Baca juga: DPRD dorong Pemkab Kotim konsisten terapkan peraturan daerah
"Pemerintah wajib memastikan bagaimana kondisi warga kita yang menjadi korban banjir. Kalau ada yang memerlukan bantuan, maka harus segera dibantu," kata Darmawati di Sampit, Kamis.
Saat ini beberapa kawasan di Kotawaringin Timur dilanda banjir. Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir yang bersamaan dengan air pasang Sungai Mentaya diduga menjadi penyebab banjir merendam hingga ke permukiman.
Ketinggian permukaan air di beberapa kawasan di wilayah selatan seperti di Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit, naik tinggi saat sungai sedang pasang. Kondisi bertambah parah jika saat bersamaan terjadi hujan.
Salah satu desa yang terendam banjir adalah Desa Natai Baru Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Banjir di desa ini sudah terjadi empat hari terakhir akibat luapan sungai di daerah itu.
Baca juga: Pabrik sawit di Kotim diimbau taati standar harga beli sawit
Kondisi ini juga menjadi perhatian Darmawati yang merupakan legislator dari daerah pemilihan Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Banjir menyebabkan warga tidak bisa bekerja karena sebagian besar profesi mereka adalah bertani. Untuk itu perlu didata untuk mengetahui siapa saja yang memerlukan bantuan, khususnya kebutuhan pokok.
"Anggaran yang dialokasikan untuk belanja tidak terduga tahun ini cukup besar yaitu Rp5 miliar. Jadi jangan sampai warga yang sedang mengalami musibah tidak dibantu. Mohon ini jadi perhatian," kata Darmawati.
Sementara itu hasil pantauan, musim pasang Sungai Mentaya saat memang sedang tinggi. Seperti di beberapa lokasi di Jalan Baamang I Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, air pasang hampir mencapai jalan.
Begitu pula anak Sungai Mentaya seperti Sungai Sampit di Desa Bagendang Tengah Kecamatan Mentaya Hilir Utara. Saat sungai pasang, air merendam pekarangan rumah warga yang posisinya lebih rendah.
Baca juga: Bapenda Kotim kerahkan 185 petugas optimalkan penagihan PBB-P2
Baca juga: Ortom Muhammadiyah dukung penuh Julianto jadi ketua KNPI Kotim
Baca juga: DPRD dorong Pemkab Kotim konsisten terapkan peraturan daerah