Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Dadang Siswanto meminta sekolah yang ada di daerah ini meningkatkan partisipasi dalam melestarikan budaya daerah melalui kegiatan belajar mengajar.
"Kepedulian dan komitmen pihak sekolah akan terlihat dari seberapa besar upaya pelestarian budaya daerah menjadi bagian dalam muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler serta sarana dan prasarana penunjang di sekolah itu," kata Dadang di Sampit, Senin.
Menurut Ketua Fraksi PAN, keterlibatan sekolah dalam pelestarian budaya daerah sangat penting. Upaya pelestarian harus dilakukan sejak dini dengan sasaran para generasi muda sehingga mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang budaya daerah serta tertarik ikut melestarikan.
Budaya daerah yang perlu dilestarikan tidak hanya kesenian, tetapi juga hal lainnya seperti bahasa daerah. Secara khusus Dadang mengaku prihatin dengan keberadaan Bahasa Sampit yang kini mulai dilupakan generasi penerus.
Pihak sekolah diharapkan terlibat dalam upaya melestarikan. Jika tidak ada upaya nyata melestarikan, Dadang khawatir Bahasa Sampit akan punah karena para penutur tersisa generasi tua yang terus berkurang, sementara generasi muda mulai meninggalkan Bahasa Sampit.
Baca juga: Perluasan kebun sawit di Kotim perlu diawasi
Perlu ditanamkan rasa bangga memiliki dan menggunakan Bahasa Sampit kepada generasi muda. Dengan begitu mereka tidak malu menggunakan Bahasa Sampit dan menjadikannya sebagai bahasa ibu atau keseharian mereka.
Ini juga sebagai perwujudan pelaksanaan peraturan daerah tentang Budaya Daerah. Semua pihak harus terlibat dalam upaya-upaya melestarikan budaya daerah agar tidak sampai punah.
"Budaya adalah sebuah kebanggaan dan aset daerah yang harus kita pertahankan nilai-nilainya. Jadi, pihak sekolah juga harus sungguh-sungguh dalam membantu pelestarian budaya daerah," tegas Dadang.
Dadang meminta Dinas Pendidikan terus mendorong dan mengawasi setiap sekolah dalam partisipasi melestarikan budaya daerah. Jika semua abai maka dikhawatirkan kepunahan budaya daerah akan jadi kenyataan.
Baca juga: Pemuda Kotim dimotivasi tidak ragu menjadi petani
Baca juga: Perusahaan di Kotim diingatkan rutin laporkan perkembangan ketenagakerjaan
Baca juga: Seluruh SOPD di Kotim diharapkan bekerja keras tingkatkan PAD
"Kepedulian dan komitmen pihak sekolah akan terlihat dari seberapa besar upaya pelestarian budaya daerah menjadi bagian dalam muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler serta sarana dan prasarana penunjang di sekolah itu," kata Dadang di Sampit, Senin.
Menurut Ketua Fraksi PAN, keterlibatan sekolah dalam pelestarian budaya daerah sangat penting. Upaya pelestarian harus dilakukan sejak dini dengan sasaran para generasi muda sehingga mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang budaya daerah serta tertarik ikut melestarikan.
Budaya daerah yang perlu dilestarikan tidak hanya kesenian, tetapi juga hal lainnya seperti bahasa daerah. Secara khusus Dadang mengaku prihatin dengan keberadaan Bahasa Sampit yang kini mulai dilupakan generasi penerus.
Pihak sekolah diharapkan terlibat dalam upaya melestarikan. Jika tidak ada upaya nyata melestarikan, Dadang khawatir Bahasa Sampit akan punah karena para penutur tersisa generasi tua yang terus berkurang, sementara generasi muda mulai meninggalkan Bahasa Sampit.
Baca juga: Perluasan kebun sawit di Kotim perlu diawasi
Perlu ditanamkan rasa bangga memiliki dan menggunakan Bahasa Sampit kepada generasi muda. Dengan begitu mereka tidak malu menggunakan Bahasa Sampit dan menjadikannya sebagai bahasa ibu atau keseharian mereka.
Ini juga sebagai perwujudan pelaksanaan peraturan daerah tentang Budaya Daerah. Semua pihak harus terlibat dalam upaya-upaya melestarikan budaya daerah agar tidak sampai punah.
"Budaya adalah sebuah kebanggaan dan aset daerah yang harus kita pertahankan nilai-nilainya. Jadi, pihak sekolah juga harus sungguh-sungguh dalam membantu pelestarian budaya daerah," tegas Dadang.
Dadang meminta Dinas Pendidikan terus mendorong dan mengawasi setiap sekolah dalam partisipasi melestarikan budaya daerah. Jika semua abai maka dikhawatirkan kepunahan budaya daerah akan jadi kenyataan.
Baca juga: Pemuda Kotim dimotivasi tidak ragu menjadi petani
Baca juga: Perusahaan di Kotim diingatkan rutin laporkan perkembangan ketenagakerjaan
Baca juga: Seluruh SOPD di Kotim diharapkan bekerja keras tingkatkan PAD