Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat harga-harga di perdesaan pada Juni 2022, Nilai Tukar Pertanian (NTP) gabungan di provinsi ini sebesar 118,18 atau turun 3,11 persen dibanding Mei 2022 yang mencapai 121,97.

Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin, mengatakan, penurunan itu disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan, sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (IKRT) mengalami kenaikan. 

"Biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) juga terjadi kenaikan. Jadi, ada dua yang alami kenaikan, yakni IKRT dan BPPPM," beber dia.

Berdasarkan data BPS, penurunan NTP Gabungan selama Juni 2022 terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat sekitar 5,78 persen, perikanan 0,51 persen dan tanaman pangan 0,38 persen. Hanya pertanian sub Hortikultura alami kenaikan nilai tukar sekitar 6,37 persen dan peternakan 2,37 persen.

Eko menjelaskan, indeks harga yang diterima petani pada Juni 2022, alami penurunan sebesar 1,98 persen dibanding Mei 2022, yaitu dari 140,19 menjadi 137,42. Penurunan indeks diterima petani itu disebabkan oleh turunnya It pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sekitar 4,69 persen.

"Hanya, subsektor Hortikultura meningkat 7,63 persen, Peternakan 3,65 persen, Tanaman Pangan 0,81 persen, Perikanan 0,55 persen," ucapnya.

Baca juga: Cabai merah jadi komoditas penyumbang terbesar inflasi pada Juni 2022

Kepala BPS Kalteng itu menyebut, melalui indeks harga dibayar oleh petani, dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Dia mengatakan, pada Juni 2022, indeks harga dibayar petani petani naik sebesar 1,17 persen jika dibanding Mei 2022, yaitu dari 114,94 menjadi 116,28. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai indeks harga dibayar petani di seluruh subsektor.

"Di mana subsektor peternakan 1,26 persen, Tanaman Pangan 1,20 persen, Hortikultura 1,18 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 1,15 persen, Perikanan 1,08 persen," demikian Eko.

Baca juga: Harga hasil produksi petani di Kalteng turun selama Mei 2022

Baca juga: Indeks tiga kelompok meningkat, Kalteng alami Inflasi 0,93 persen

Baca juga: BPS ungkap empat tantangan wujudkan Satu Data Indonesia di Kalteng

Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024