Sampit (ANTARA) - Keseriusan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dalam menangani stunting mendapat apresiasi dari pemerintah pusat dengan memberi penghargaan sebagai peringkat pertama penanganan stunting.
"Alhamdulillah hari ini bisa menghadiri acara workshop penguatan pelaksanaan percepatan penurunan stunting, dan pemberian penghargaan atas penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting di regional 1. Alhamdulillah Kabupaten Kotawaringin Timur peringkat pertama penanganan stunting untuk lokus di Provinsi Kalteng," kata Wakil Bupati Irawati dalam keterangan tertulis diterima di Sampit, Kamis.
Irawati berada di Makassar menghadiri workshop penguatan pelaksanaan percepatan penurunan stunting dan pemberian penghargaan atas penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting di regional I.
Kegiatan yang merupakan program kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat itu dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 6 hingga 8 Juli 2022. Dia hadir untuk menerima penghargaan tersebut.
Irawati hadir didampingi pejabat lainnya seperti Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kotawaringin Timur Suparmadi dan Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi.
Menurut Irawati, penghargaan ini menggambarkan komitmen kuat dan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani stunting. Tujuan besar yang ingin dicapai bukan penghargaan, tetapi terus menurunnya angka stunting sehingga mampu meningkatkan kualitas generasi penerus di daerah ini.
Stunting atau gagal tumbuh pada anak dipicu kekurangan gizi akut pada 1000 hari pertama kelahiran. Stunting berdampak pada kurang optimalnya pertumbuhan fisik ditandai tubuh yang pendek, serta berdampak kurang baik terhadap tingkat kecerdasan anak.
Baca juga: DPRD Kotim berharap capaian PAD tahun ini lebih baik
Hal itulah yang membuat pemerintah daerah bekerja keras menurunkan angka stunting. Berbagai upaya dilakukan dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan, serta didukung masyarakat dengan target meningkatkan asupan gizi anak di daerah ini sehingga terhindar dari gizi buruk dan stunting.
"Alhamdulillah upaya kita itu ternyata mendapat perhatian pemerintah pusat. Kotawaringin Timur menduduki peringkat pertama dengan penilaian kategori juara 1 inspiratif, juara 1 reflikatif dan juara 2 inovatif," demikian Irawati.
Bupati Halikinnor sebelumnya juga mengungkapkan rasa bangganya atas capaian itu. Penghargaan tersebut merupakan wujud apresiasi dan pengakuan atas keseriusan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam menangani stunting.
"Kita tertinggi stunting tapi penanganannya kita terbaik. Makanya kita diberi penghargaan. Saya mewakilkan kepada wakil bupati untuk hadir menerima penghargaan itu karena saya menghadiri pertemuan dengan Pak Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)," demikian Halikinnor.
Sementara itu berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, daerah ini telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84 persen, tertinggi di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan prevalensi sebaran stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur, per 27 Agustus 2021 lalu sebesar 22 persen. Angka itu menurun 5 persen dari 27 persen per 31 Desember 2020.
Baca juga: Legislator Kotim dukung peningkatan pembinaan atlet catur hadapi Porprov Kalteng
Baca juga: DPRD Kotim dorong optimalisasi persiapan Porprov Kalteng
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Menteri Luhut dukung DBH sawit
"Alhamdulillah hari ini bisa menghadiri acara workshop penguatan pelaksanaan percepatan penurunan stunting, dan pemberian penghargaan atas penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting di regional 1. Alhamdulillah Kabupaten Kotawaringin Timur peringkat pertama penanganan stunting untuk lokus di Provinsi Kalteng," kata Wakil Bupati Irawati dalam keterangan tertulis diterima di Sampit, Kamis.
Irawati berada di Makassar menghadiri workshop penguatan pelaksanaan percepatan penurunan stunting dan pemberian penghargaan atas penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting di regional I.
Kegiatan yang merupakan program kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat itu dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 6 hingga 8 Juli 2022. Dia hadir untuk menerima penghargaan tersebut.
Irawati hadir didampingi pejabat lainnya seperti Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kotawaringin Timur Suparmadi dan Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi.
Menurut Irawati, penghargaan ini menggambarkan komitmen kuat dan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani stunting. Tujuan besar yang ingin dicapai bukan penghargaan, tetapi terus menurunnya angka stunting sehingga mampu meningkatkan kualitas generasi penerus di daerah ini.
Stunting atau gagal tumbuh pada anak dipicu kekurangan gizi akut pada 1000 hari pertama kelahiran. Stunting berdampak pada kurang optimalnya pertumbuhan fisik ditandai tubuh yang pendek, serta berdampak kurang baik terhadap tingkat kecerdasan anak.
Baca juga: DPRD Kotim berharap capaian PAD tahun ini lebih baik
Hal itulah yang membuat pemerintah daerah bekerja keras menurunkan angka stunting. Berbagai upaya dilakukan dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan, serta didukung masyarakat dengan target meningkatkan asupan gizi anak di daerah ini sehingga terhindar dari gizi buruk dan stunting.
"Alhamdulillah upaya kita itu ternyata mendapat perhatian pemerintah pusat. Kotawaringin Timur menduduki peringkat pertama dengan penilaian kategori juara 1 inspiratif, juara 1 reflikatif dan juara 2 inovatif," demikian Irawati.
Bupati Halikinnor sebelumnya juga mengungkapkan rasa bangganya atas capaian itu. Penghargaan tersebut merupakan wujud apresiasi dan pengakuan atas keseriusan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam menangani stunting.
"Kita tertinggi stunting tapi penanganannya kita terbaik. Makanya kita diberi penghargaan. Saya mewakilkan kepada wakil bupati untuk hadir menerima penghargaan itu karena saya menghadiri pertemuan dengan Pak Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi)," demikian Halikinnor.
Sementara itu berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, daerah ini telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84 persen, tertinggi di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan prevalensi sebaran stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur, per 27 Agustus 2021 lalu sebesar 22 persen. Angka itu menurun 5 persen dari 27 persen per 31 Desember 2020.
Baca juga: Legislator Kotim dukung peningkatan pembinaan atlet catur hadapi Porprov Kalteng
Baca juga: DPRD Kotim dorong optimalisasi persiapan Porprov Kalteng
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Menteri Luhut dukung DBH sawit