Mekkah (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah dan sepakat membentuk tim bersama terkait persiapan haji 1444 H/2023 M.
"Kami sepakat membuat 'task force' atau tim bersama untuk membahas persiapan haji tahun depan agar lebih baik lagi," kata Menag usai melepas kepulangan jamaah haji Kloter 2 Embarkasi Solo (SOC 2) di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Jumat.
Menag juga sudah menyampaikan sejumlah catatan perbaikan, baik dari sisi penyelenggaraan di Indonesia maupun di Arab Saudi.
Menurut Menag, layanan kepada jamaah haji menjadi tanggung jawab kedua negara.
Baca juga: Jamaah diingatkan kembali tidak bawa zamzam di koper bagasi
"Tim ini akan berdiskusi bersama agar masalah yang ditemukan di lapangan yang dihadapi jamaah bisa diperbaiki di masa yang akan datang," tambah Menag.
Dari sisi Indonesia, Menag antara lain, mengidentifikasi masih ada petugas yang kurang disiplin. Menag mengakui bahwa upaya mendisiplinkan lebih 2.000 petugas menjadi pekerjaan tersendiri.
"Ke depan, saya pastikan semua yang terlibat dalam penugasan layanan ibadah haji harus disiplin. Semua harus diniatkan betul dari Tanah Air untuk melayani jamaah, dan bonusnya ikut beribadah haji. Jangan dibalik," tegasnya.
Sementara dari sisi Arab Saudi, Menag antara lain menyoroti dua hal. Pertama, penambahan toilet perempuan. Menurutnya, jamaah Indonesia mayoritas perempuan dan mereka membutuhkan waktu lama saat di toilet. "Sehingga toilet di Masyair (Arafah, Muzdalif, Mina) perlu ditambah," terang Menag.
Baca juga: Masih ditemukan jamaah haji bawa zamzam dalam koper
Baca juga: 15 Juli enam kloter jamaah haji pulang perdana ke Tanah Air
Hal kedua yang menjadi sorotan adalah pelayanan di Masyair yang dinilai belum seimbang dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kenaikan harga yang signifikan, kata Gus Men, panggilan akrabnya, harusnya layanan yang diberikan bisa lebih baik lagi.
Hal ini, kata Gus Men, akan dibicarakan dengan Pemerintah Arab Saudi. Gus Men bahkan dalam pertemuan informal sudah menyampaikan ke Menteri Umrah dan Haji Saudi terkait hal tersebut.
"Saya sampaikan, ini yang mengeluh saya, lho bukan jamaah. Dari apa yang kami bayarkan di Masyair, saya merasa masih jauh dari ekspektasi saya," sebutnya.
Gus Men juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi, Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman.
Menag yakin Pemerintah Saudi telah bekerja keras memberikan pelayanan kepada jamaah haji seluruh dunia, kalau ada kekurangan, itu masih dalam taraf kewajaran.
Baca juga: Kemenkes terapkan prosedur kesehatan bagi jamaah haji saat tiba di Indonesia
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin beserta istri tiba di Tanah Air usai laksanakan ibadah haji
Baca juga: Kepulangan jamaah haji, Kemenkes berlakukan skrining berlapis
"Kami sepakat membuat 'task force' atau tim bersama untuk membahas persiapan haji tahun depan agar lebih baik lagi," kata Menag usai melepas kepulangan jamaah haji Kloter 2 Embarkasi Solo (SOC 2) di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Jumat.
Menag juga sudah menyampaikan sejumlah catatan perbaikan, baik dari sisi penyelenggaraan di Indonesia maupun di Arab Saudi.
Menurut Menag, layanan kepada jamaah haji menjadi tanggung jawab kedua negara.
Baca juga: Jamaah diingatkan kembali tidak bawa zamzam di koper bagasi
"Tim ini akan berdiskusi bersama agar masalah yang ditemukan di lapangan yang dihadapi jamaah bisa diperbaiki di masa yang akan datang," tambah Menag.
Dari sisi Indonesia, Menag antara lain, mengidentifikasi masih ada petugas yang kurang disiplin. Menag mengakui bahwa upaya mendisiplinkan lebih 2.000 petugas menjadi pekerjaan tersendiri.
"Ke depan, saya pastikan semua yang terlibat dalam penugasan layanan ibadah haji harus disiplin. Semua harus diniatkan betul dari Tanah Air untuk melayani jamaah, dan bonusnya ikut beribadah haji. Jangan dibalik," tegasnya.
Sementara dari sisi Arab Saudi, Menag antara lain menyoroti dua hal. Pertama, penambahan toilet perempuan. Menurutnya, jamaah Indonesia mayoritas perempuan dan mereka membutuhkan waktu lama saat di toilet. "Sehingga toilet di Masyair (Arafah, Muzdalif, Mina) perlu ditambah," terang Menag.
Baca juga: Masih ditemukan jamaah haji bawa zamzam dalam koper
Baca juga: 15 Juli enam kloter jamaah haji pulang perdana ke Tanah Air
Hal kedua yang menjadi sorotan adalah pelayanan di Masyair yang dinilai belum seimbang dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Dengan kenaikan harga yang signifikan, kata Gus Men, panggilan akrabnya, harusnya layanan yang diberikan bisa lebih baik lagi.
Hal ini, kata Gus Men, akan dibicarakan dengan Pemerintah Arab Saudi. Gus Men bahkan dalam pertemuan informal sudah menyampaikan ke Menteri Umrah dan Haji Saudi terkait hal tersebut.
"Saya sampaikan, ini yang mengeluh saya, lho bukan jamaah. Dari apa yang kami bayarkan di Masyair, saya merasa masih jauh dari ekspektasi saya," sebutnya.
Gus Men juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi, Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman.
Menag yakin Pemerintah Saudi telah bekerja keras memberikan pelayanan kepada jamaah haji seluruh dunia, kalau ada kekurangan, itu masih dalam taraf kewajaran.
Baca juga: Kemenkes terapkan prosedur kesehatan bagi jamaah haji saat tiba di Indonesia
Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin beserta istri tiba di Tanah Air usai laksanakan ibadah haji
Baca juga: Kepulangan jamaah haji, Kemenkes berlakukan skrining berlapis