Sampit (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menggelar serangkaian lomba terkait seni dan budaya, sekaligus mempromosikan keberadaan Museum Kayu Sampit.

"Serangkaian acara ini digelar dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui kegiatan ini kami berharap anak-anak kita semakin mencintai seni dan budaya lokal, serta mengenal keberadaan Museum Kayu Sampit," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Ellena Rosie di Sampit, Rabu.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur bersama Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Museum Kayu Sampit menggelar serangkaian kegiatan yang dipusatkan di Museum Kayu di Jalan S Parman Sampit.

Kegiatan dimulai pembukaan "Night of Museum" atau Kemah Budaya pada Sabtu (30/7) malam lalu. Kegiatan yang digelar seperti lomba tari kreasi modern, lomba pembuatan kreasi topeng Kearifan Lokal atau  babukung, lomba puisi, lomba melukis di atas tampah atau nyiru, dan perkemahan budaya.

Hari ini kegiatan dilanjutkan dengan Public Culture Museum yang diisi dengan lomba puisi dan lomba melukis. Lomba diikuti pelajar SD sederajat.

Kegiatan mengangkat tema ‘Jadikan Budaya Kita dan Kearifan Lokal Sebagai Wadah Kreasi Generasi Muda, Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.’

Kegiatan ini turut dihadiri Kepala UPTD Museum Kayu, Dwi Astuti Wardani, Kepala Bidang Sejarah Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Muhammad Yusdiannur, serta dewan juri yang berasal dari kalangan seniman dan sastrawan.

Baca juga: Perda Keolahragaan Kotim acuan pengembangan keolahragaan berkelanjutan


Serangkaian lomba tersebut dimaksudkan agar para pelajar mencintai dan melestarikan seni dan budaya lokal. Kegiatan ini untuk mendorong minat para pelajar untuk mengembangkan seni dan budaya.

Sementara itu, kegiatan dipusatkan di Museum Kayu Sampit dengan harapan pelajar mengetahui, mengenal dan mencintai museum tersebut. Manfaatnya, para pelajar mengetahui sejarah Kotawaringin Timur sebagai salah satu daerah penghasil kayu terbesar yang dapat diketahui dan digambarkan melalui berbagai benda-benda koleksi yang ada di museum itu.

Terkait lomba puisi tingkat SD, Rosie menyebutkan ada 24 peserta yang berpartisipasi. Jumlah itu memang terbilang sedikit dibanding jumlah SD sederajat yang ada di daerah ini. Dia berharap jumlah peserta akan lebih banyak pada kegiatan serupa tahun depan.

"Kalau melihat Sekolah Dasar yang ada tentunya hampir banyak sekali sekolah yang belum ikut. Ke depannya kita harapkan bisa lebih jauh mensosialisasikan dan kriterianya lebih dipermudah atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Kalau bisa berdasarkan usia sehingga semakin banyak peserta yang ikut," ujar Rosie uang yang juga sempat tampil membacakan puisi.

Arya Sidarta, salah seorang juri menilai kemampuan anak-anak di Kotawaringin Timur dalam membacakan puisi sudah cukup bagus. Meski begitu, tentu masih perlu pembinaan lebih lanjut, terutama terkait cara menafsirkan puisi.

Penafsiran puisi penting dipahami karena sangat berpengaruh terhadap cara peserta membacakan puisi. Salah penafsiran maka penghayatan, power, artikulasi, intonasi dan lain-lain dalam membaca puisi juga akan salah.

“Cuma memang butuh proses dan tahapan bagi anak-anak kita agar bisa lebih baik dalam membawakan puisi dengan cara yang tepat. Peran pihak sekolah sangat diperlukan dalam pembinaan ini, baik melalui bimbingan maupun ekstrakurikuler," demikian Rosie.

Baca juga: Pemkab Kotim didorong perkuat regulasi sekolah gratis

Baca juga: Ketua DPRD ajak masyarakat tingkatkan kewaspadaan cegah kebakaran

Baca juga: Legislator Kotim ini getol suarakan pelestarian seni bela diri Kuntau Bangkui

Baca juga: Bupati Kotim: Sanksi berat bagi pejabat tidak menindak ASN pelanggar disiplin


Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024