Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menyiapkan sedikitnya 2.000 paket sembako atau kebutuhan pokok yang dijual dengan murah melalui pasar murah yang digelar Selasa (6/9) di Sampit.
"Paket sembako itu nilainya Rp100 ribu, tapi dijual kepada masyarakat hanya dengan harga Rp50.000 karena sudah disubsidi oleh pemerintah," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur, Zulhaidir di Sampit, Senin.
Pasar murah yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kotawaringin Timur ini didukung oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pasar murah kali ini akan dilaksanakan serentak di tiga lokasi di Sampit yakni Taman Kota Sampit, kantor Kecamatan Baamang dan kantor Kelurahan Ketapang. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai.
Jenis kebutuhan pokok yang dijual yaitu bawang merah, cabai, cabai rawit, telur ayam ras, beras, gula pasir dan minyak goreng. Harga yang lebih murah diharapkan bisa meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Pasar murah ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Pada 30 dan 31 Agustus lalu digelar operasi pasar untuk komoditas cabai, bawang merah dan telur ayam ras.
Baca juga: Pemkab dan Forkopimda Kotim siap kawal penyaluran bantuan sosial
Seperti sebelumnya, dalam pasar murah kali ini pembelian oleh warga dilayani dengan sistem kupon yang telah disebar melalui pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan. Namun bagi warga yang tidak kebagian kupon, mereka tetap akan dilayani selama persediaan masih ada.
"Kegiatan ini rencananya berlanjut ke setiap kecamatan. Kita tunggu saja. Harapannya agar melalui kegiatan ini harga terkendali membantu masyarakat," tambah Zulhaidir.
Dia menjelaskan, inflasi di Sampit masih terkendali namun tetap harus dipantau. Indikasi kenaikan harga kebutuhan pokok harus diantisipasi sejak jauh hari agar nantinya tidak sampai memicu melonjaknya inflasi.
Zulhaidir menyebut, saat ini komoditas yang berpotensi memicu peningkatan inflasi adalah cabai rawit. Pasokan yang kurang lancar bisa membuat harganya melambung. Saat ini saja harga cabai rawit mencapai Rp70.000/kg padahal biasanya hanya Rp50.000/kg.
"Secara umum ketersediaan sembako di Kotawaringin Timur sampai saat ini masih aman. Yang kita terus pantau itu kalau ada komoditas yang harganya naik, maka perlu upaya agar tidak memicu kenaikan inflasi," demikian Zulhaidir.
Baca juga: Banjir di Kotim sebabkan jalan tidak bisa dilalui
Baca juga: Legislator Kotim sayangkan perusahaan enggan bantu perbaikan lingkar selatan
Baca juga: DPRD Kotim dukung penambahan anggaran desa untuk percepatan pemerataan pembangunan
"Paket sembako itu nilainya Rp100 ribu, tapi dijual kepada masyarakat hanya dengan harga Rp50.000 karena sudah disubsidi oleh pemerintah," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur, Zulhaidir di Sampit, Senin.
Pasar murah yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Kotawaringin Timur ini didukung oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pasar murah kali ini akan dilaksanakan serentak di tiga lokasi di Sampit yakni Taman Kota Sampit, kantor Kecamatan Baamang dan kantor Kelurahan Ketapang. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai.
Jenis kebutuhan pokok yang dijual yaitu bawang merah, cabai, cabai rawit, telur ayam ras, beras, gula pasir dan minyak goreng. Harga yang lebih murah diharapkan bisa meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Pasar murah ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Pada 30 dan 31 Agustus lalu digelar operasi pasar untuk komoditas cabai, bawang merah dan telur ayam ras.
Baca juga: Pemkab dan Forkopimda Kotim siap kawal penyaluran bantuan sosial
Seperti sebelumnya, dalam pasar murah kali ini pembelian oleh warga dilayani dengan sistem kupon yang telah disebar melalui pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan. Namun bagi warga yang tidak kebagian kupon, mereka tetap akan dilayani selama persediaan masih ada.
"Kegiatan ini rencananya berlanjut ke setiap kecamatan. Kita tunggu saja. Harapannya agar melalui kegiatan ini harga terkendali membantu masyarakat," tambah Zulhaidir.
Dia menjelaskan, inflasi di Sampit masih terkendali namun tetap harus dipantau. Indikasi kenaikan harga kebutuhan pokok harus diantisipasi sejak jauh hari agar nantinya tidak sampai memicu melonjaknya inflasi.
Zulhaidir menyebut, saat ini komoditas yang berpotensi memicu peningkatan inflasi adalah cabai rawit. Pasokan yang kurang lancar bisa membuat harganya melambung. Saat ini saja harga cabai rawit mencapai Rp70.000/kg padahal biasanya hanya Rp50.000/kg.
"Secara umum ketersediaan sembako di Kotawaringin Timur sampai saat ini masih aman. Yang kita terus pantau itu kalau ada komoditas yang harganya naik, maka perlu upaya agar tidak memicu kenaikan inflasi," demikian Zulhaidir.
Baca juga: Banjir di Kotim sebabkan jalan tidak bisa dilalui
Baca juga: Legislator Kotim sayangkan perusahaan enggan bantu perbaikan lingkar selatan
Baca juga: DPRD Kotim dukung penambahan anggaran desa untuk percepatan pemerataan pembangunan