Sampit (ANTARA) - Penanganan darurat Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, dilaksanakan sesuai dengan dana yang terkumpul dari sumbangan swasta meski belum mencapai target.
"Sesuai instruksi bupati pengerjaan jalan tetap kami laksanakan, walaupun dana yang terkumpul belum semuanya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, Kaspulzen Harianto di Sampit, Rabu.
Berdasarkan hasil rapat perencanaan beberapa waktu lalu yang juga dihadiri utusan dari berbagai perusahaan perkebunan kelapa sawit, transportir dan lainnya, perbaikan kerusakan jalan lingkar selatan memerlukan biaya sekitar Rp4,7 miliar.
Dana tersebut untuk membeli material penimbunan jalan yang rusak. Untuk alat berat dan operasional perbaikannya akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Hingga saat ini dana sumbangan yang terkumpul hanya sekitar Rp2 miliar yang berasal dari sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit. Masih ada perusahaan perkebunan dan transportir yang belum merealisasikan komitmen bantuannya.
Meski begitu, pemerintah daerah memutuskan melaksanakan perbaikan meski dana belum terkumpul sepenuhnya. Perbaikan mulai dilaksanakan Sabtu (17/9) lalu.
Baca juga: DPRD Kotim minta BUMD Habaring Hurung jelaskan program kerja
Dinas PUPR menargetkan pekerjaan selesai dalam waktu 10 hari. Kaspulzen berharap cuaca mendukung agar pekerjaan di lapangan berjalan lancar sehingga rampung sesuai waktu yang ditargetkan.
"Kami akan maksimalkan perbaikan dengan dana yang ada. Mudah-mudahan berjalan lancar sehingga jalan bisa kembali fungsional," harap Kaspulzen.
Bupati Halikinnor mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya masih ada 10 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum merealisasikan janjinya. Hasil rapat sebelumnya, setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit sepakat membantu dengan nilai masing-masing Rp50 juta.
Pemerintah daerah juga masih menunggu iktikad baik dari perusahaan transportir dalam membantu perbaikan jalan tersebut. Perusahaan diminta peduli membantu, apalagi jalan lingkar selatan dikhususkan untuk angkutan berat dan besar agar tidak lagi melintasi jalan dalam kota Sampit.
Jika nanti tetap ada perusahaan yang tidak menepati komitmennya membantu perbaikan jalan lingkar selatan, hal itu akan menjadi catatan bagi pemerintah daerah terkait kepedulian perusahaan tersebut terhadap pembangunan daerah dan masyarakat.
Baca juga: Kotim wakili Kalteng mengikuti lomba kreasi pangan lokal tingkat nasional
Baca juga: Komisi I DPRD Kotim inspeksi Mal Pelayanan Publik dorong segera dioperasikan
Baca juga: DPRD Kotim bahas perubahan APBD 2022
"Sesuai instruksi bupati pengerjaan jalan tetap kami laksanakan, walaupun dana yang terkumpul belum semuanya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, Kaspulzen Harianto di Sampit, Rabu.
Berdasarkan hasil rapat perencanaan beberapa waktu lalu yang juga dihadiri utusan dari berbagai perusahaan perkebunan kelapa sawit, transportir dan lainnya, perbaikan kerusakan jalan lingkar selatan memerlukan biaya sekitar Rp4,7 miliar.
Dana tersebut untuk membeli material penimbunan jalan yang rusak. Untuk alat berat dan operasional perbaikannya akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Hingga saat ini dana sumbangan yang terkumpul hanya sekitar Rp2 miliar yang berasal dari sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit. Masih ada perusahaan perkebunan dan transportir yang belum merealisasikan komitmen bantuannya.
Meski begitu, pemerintah daerah memutuskan melaksanakan perbaikan meski dana belum terkumpul sepenuhnya. Perbaikan mulai dilaksanakan Sabtu (17/9) lalu.
Baca juga: DPRD Kotim minta BUMD Habaring Hurung jelaskan program kerja
Dinas PUPR menargetkan pekerjaan selesai dalam waktu 10 hari. Kaspulzen berharap cuaca mendukung agar pekerjaan di lapangan berjalan lancar sehingga rampung sesuai waktu yang ditargetkan.
"Kami akan maksimalkan perbaikan dengan dana yang ada. Mudah-mudahan berjalan lancar sehingga jalan bisa kembali fungsional," harap Kaspulzen.
Bupati Halikinnor mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya masih ada 10 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum merealisasikan janjinya. Hasil rapat sebelumnya, setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit sepakat membantu dengan nilai masing-masing Rp50 juta.
Pemerintah daerah juga masih menunggu iktikad baik dari perusahaan transportir dalam membantu perbaikan jalan tersebut. Perusahaan diminta peduli membantu, apalagi jalan lingkar selatan dikhususkan untuk angkutan berat dan besar agar tidak lagi melintasi jalan dalam kota Sampit.
Jika nanti tetap ada perusahaan yang tidak menepati komitmennya membantu perbaikan jalan lingkar selatan, hal itu akan menjadi catatan bagi pemerintah daerah terkait kepedulian perusahaan tersebut terhadap pembangunan daerah dan masyarakat.
Baca juga: Kotim wakili Kalteng mengikuti lomba kreasi pangan lokal tingkat nasional
Baca juga: Komisi I DPRD Kotim inspeksi Mal Pelayanan Publik dorong segera dioperasikan
Baca juga: DPRD Kotim bahas perubahan APBD 2022