Palangka Raya (ANTARA) - Tim gabungan yang terdiri dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) bersama Satpol PP Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, berhasil mengamankan seorang pria yang merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang membawa senjata tajam (sajam), Kamis (20/3) malam.
"Kami mendapat laporan dari warga yang resah dengan keberadaan ODGJ yang diketahui bernama Kipli di Jalan Bukit Keminting, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, dan membahayakan nyawa warga, akibat ODGJ itu membawa senjata tajam," kata Ketua Koordinator Call Center 112 Palangka Raya, Sucipto, Jumat.
Setibanya di lokasi kejadian, petugas gabungan kemudian dengan sigap dan penuh kehati-hatian saat hendak mengamankan ODGJ yang ditangannya membawa senjata tajam jenis pisau dapur dan sendok yang telah diruncingkan.
Dengan mengalihkan perhatian ODGJ melalui pendekatan yang humanis, petugas kemudian berhasil mengamankan ODGJ tersebut dan menjatuhkan senjata tajam yang dipegang ODGJ tersebut.
"Ini sangat berbahaya, untuk itu kami sangat hati-hati mengamankan ODGJ ini. Sebisa mungkin kami jangan sampai membuat dia (ODGJ) marah, karena bisa saja sajam yang dipegangnya dilempar ke petugas atau warga," ucapnya.
Sucipto mengungkapkan, setelah berhasil mengamankan ODGJ dan menjauhi senjata tajam tersebut, kemudian pihaknya mengikat tangan agar ODGJ tersebut tidak mengamuk.
Setelah berhasil, Kipli sang ODGJ oleh tim gabungan kemudian dievakuasi ke rumah sakit Kalawa Atei untuk mendapat rehabilitasi agar tidak meresahkan warga.
"Evakuasi ODGJ kali ini berjalan lancar dan tidak ada petugas yang menjadi korban senjata tajam ODGJ tersebut serta Kipli langsung kami serahkan ke rumah sakit Kalawa Atei," ujarnya.
Sucipto menambahkan, beberapa waktu lalu tim gabungan pernah mengevakuasi Kipli sang ODGJ yang sempat hendak membakar rumah serta melempar kaca mobil yang melintas di Jalan Bukit Keminting.
Namun ia tak mengetahui, penyebab ODGJ tersebut dapat kembali ke jalanan dan meresahkan warga, untuk itu ia meminta kepada warga yang memiliki keluarga dengan gangguan jiwa, agar tidak membiarkan untuk berkeliaran di luar rumah.
"Tentu yang pertama agar ODGJ tidak menjadi korban dari warga yang resah dan emosi akibat tingkahnya yang tidak bisa kita prediksi. Kemudian juga agar kita bisa mewujudkan lingkungan permukiman yang aman dan nyaman," demikian Sucipto.
