Pangkalan Bun (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mencatat intensitas curah hujan sedang hingga lebat pada Oktober hingga November.
Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Iskandar Pangkalan Bun Aqil Ihsan di Pangkalan Bun, Senin, mengatakan curah hujan potensi curah hujan paling tinggi diprediksi pada November.
"Mengingat kita masih musim hujan dan masih berpotensi banjir, dan untuk puncak musim hujan pada November dan Desember untuk Kotawaringin Barat dan daerah sekitar seperti Kabupaten Sukamara," tambahnya.
Sementara itu, perihal cuaca ekstrim yang terjadi di Kotawaringin Barat, ia menjelaskan bahwa di wilayah ini masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem hingga satu pekan ke depan. Hal tersebut dikarenakan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis.
"Cuaca ekstrem yang terjadi ini dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional maupun lokal," ujarnya.
Dia pun menginginkan kepada masyarakat agar selalu waspada dengan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat ini, karena selain hujan dengan curah yang tinggi, juga disertai kilat dan angin kencang.
"Hal seperti ini kemungkinan akan terus terjadi hingga bulan Maret tahun 2023 nanti," ujarnya.
Baca juga: Tiga KWT di Kobar ikuti pelatihan budi daya tanaman anggur
Diketahui, akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari di Kobar, mengakibatkan ribuan rumah warga di Kabupaten Kobar terendam banjir khususnya di sekitaran bantaran sungai Arut dan Kumai.
"Banjir menggenangi di beberapa kecamatan, tercatat di Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Kumai dan Kecamatan Kotawaringin Lama, dan Arut Utara, terutama rumah warga yang berada di bantaran sungai Arut dan Lamandau," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kobar, Martogi.
Baca juga: Pedagang akui harga ayam pedaging di Kobar masih relatif tinggi
Baca juga: KPU Kobar bersiap laksanakan verifikasi faktual
Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Iskandar Pangkalan Bun Aqil Ihsan di Pangkalan Bun, Senin, mengatakan curah hujan potensi curah hujan paling tinggi diprediksi pada November.
"Mengingat kita masih musim hujan dan masih berpotensi banjir, dan untuk puncak musim hujan pada November dan Desember untuk Kotawaringin Barat dan daerah sekitar seperti Kabupaten Sukamara," tambahnya.
Sementara itu, perihal cuaca ekstrim yang terjadi di Kotawaringin Barat, ia menjelaskan bahwa di wilayah ini masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem hingga satu pekan ke depan. Hal tersebut dikarenakan kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis.
"Cuaca ekstrem yang terjadi ini dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional maupun lokal," ujarnya.
Dia pun menginginkan kepada masyarakat agar selalu waspada dengan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat ini, karena selain hujan dengan curah yang tinggi, juga disertai kilat dan angin kencang.
"Hal seperti ini kemungkinan akan terus terjadi hingga bulan Maret tahun 2023 nanti," ujarnya.
Baca juga: Tiga KWT di Kobar ikuti pelatihan budi daya tanaman anggur
Diketahui, akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari di Kobar, mengakibatkan ribuan rumah warga di Kabupaten Kobar terendam banjir khususnya di sekitaran bantaran sungai Arut dan Kumai.
"Banjir menggenangi di beberapa kecamatan, tercatat di Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Kumai dan Kecamatan Kotawaringin Lama, dan Arut Utara, terutama rumah warga yang berada di bantaran sungai Arut dan Lamandau," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kobar, Martogi.
Baca juga: Pedagang akui harga ayam pedaging di Kobar masih relatif tinggi
Baca juga: KPU Kobar bersiap laksanakan verifikasi faktual