Pangkalan BunĀ  (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur bersama dan Dreamsea Asia Tenggara melakukan digitalisasi manuskrip metadata naskah bersejarah dari Kerajaan Kutaringin (Kotawaringin) yang ada di Istana Mangkubumi. 

Digitalisasi manuskrip metadata ini bertujuan sebagai upaya untuk melestarikan dan menyelamatkan naskah-naskah sejarah yang ada di Istana Mangkubumi dari kerusakan atau kepunahan, kata Kepala BPCB Kalimantan Timur Muslimin A.R. Effendy di Pangkalan Bun, Senin. 

"Sebenarnya kami sudah melaksanakan kegiatan ini di Kabupaten Kotawaringin Barat sejak tahun 2021," ujarnya. 

Dijelaskan Muslimin, sebelumnya ia bersama tim sudah melakukan survei di beberapa lokasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, seperti Istana Kuning, Mesjid Kyai Gede Kecamatan Kotawaringin Lama dan Istana Mangkubumi. 

"Setelah kita lakukan survei, kami melihat di Istana Mangkubumi ini banyak sekali menyimpan manuskrip sejarah Kerajaan Kotawaringin, seperti manuskrip Al-Quran, piagam penghargaan dari Belanda, dan manuskrip lainnya," tambahnya. 

Dikatakannya, manuskrip yang tersimpan di Istana Mangkubumi ini sangat tertata secara administrasi pembukuannya. Dari sana kita bisa melihat bagaimana kemajuan dan perkembangan Kotawaringin di masa itu. 

"Saya liat administrasi pembukuan manuskrip disini tertata rapi dan sangat banyak di bandingkan dengan manuskrip yang ada di Kesultanan Kutai," ujarnya. 

Sementara itu, Husnul Fahimah Ilyas dari Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN mengatakan, program ini sebagai akademik expert pada Dreamsea.

Baca juga: Bulog Pangkalan Bun pastikan stok beras cukup hingga tahun baru

"Dreamsea ingin dengan adanya digitalisasi manuskrip metadata naskah ini bisa lebih mengenalkan Kesultanan Kotawaringin lebih luas lagi," ujarnya. 

Dijelaskannya, Dreamsea merupakan program yang dijalankan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Program dari Dreamsea sendiri yakni untuk melestarikan manuskrip yang ada di Asia Tenggara.

"Dreamsea sendiri bertujuan untuk mengungkapkan kekayaan budaya yang sangat besar kepada dunia. Dan pada kesempatan ini kami  bekerjasama dengan BPCB Kalimantan Timur untuk mengungkap dan mendigitalisasi manuskrip koleksi istana Pangeran Mangkubumi Kotawaringin Barat," ucap Husnul. 

Husnul berharap, dengan adanya digitalisasi manuskrip metadata naskah bersejarah yang ada di Istana Mangkubumi ini bisa menjadi pemantik bagi ilmuwan atau penelitian datang langsung ke Kobar. 

"Dengan adanya digitalisasi manuskrip metadata data naskah yang memiliki nilai sejarah yang luar biasa ini, tentu akan membuat para peneliti lebih penasaran dan bisa datang langsung ke Kobar," harapnya. 

Sulaiman juru pemelihara Istana Mangkubumi mengatakan, bahwa Istana Mangkubumi merupakan tempat tinggal Pangeran Mangkubumi yang di bangun sekitar tahun 1820-1850 H. 

"Saat ini kita buka untuk umum sebagai tempat pembelajaran, penelitian, dan kunjungan wisatawan," demikian Sulaiman. 

Baca juga: Polres Kobar amankan dua pelaku bawa 200 gram lebih sabu asal Kalbar

Baca juga: Kemensos RI salurkan 150 ton beras bagi warga terdampak banjir di Kobar

Baca juga: Stasiun TV lokal di Kobar bagikan 15.000 STB

Pewarta : M Husein Asyari
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024