Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus memacu peningkatan kapasitas literasi media pada masyarakat dalam menghadapi penerapan sistem penyiaran digital yang menggantikan sistem penyiaran secara analog.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, sebagaimana disampaikan Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Herson B Aden di Palangka Raya, Kamis, mengatakan era digital yang mengepung masyarakat dengan berbagai informasi melalui ragam media, harus diimbangi dengan kapasitas literasi media yang kuat.
"Kapasitas literasi media adalah kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi serta mengomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media," jelasnya.
Dia menjelaskan digitalisasi bidang penyiaran merupakan peluang bagi daerah, karena dengan siaran digital ke depan akan terjadi pemerataan penerimaan siaran hingga ke pelosok daerah, tanpa harus terhubung ke jaringan internet maupun siaran berlangganan atau parabola.
Hanya saja masuknya informasi melalui siaran televisi digital, maka arus globalisasi informasi pun tak akan mampu terbendung. Maka diperlukan filter atau tameng untuk menghadapi gempuran informasi, yang tentu tidak semuanya bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.
Baca juga: Jaga stabilisasi pasokan dan harga, Pemprov Kalteng sidak pasar besar
"Salah satu filter untuk menyaring beragam informasi tersebut adalah kearifan lokal, dimana kearifan lokal dan kebudayaan setempat bisa menjadi tameng mumpuni, karena telah hidup dan tumbuh bersama keberadaan masyarakat setempat," tegasnya.
Kearifan lokal masyarakat Kalteng begitu beragam dan kaya dengan nilai-nilai luhur masyarakat yang beradab, sehingga menjadi kekuatan luar biasa sebagai bentuk ketahanan dari gempuran budaya luar.
"Penyiaran digital di daerah merupakan tantangan besar khususnya bagi kaum milenial, yang harus ditangkap sebagai peluang untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi," ujarnya.
Penyiaran sehat yang berpijak dari landasan dan perspektif kearifan lokal, menjadi upaya mengangkat kearifan lokal di setiap daerah menjadi akumulatif sebagai kearifan nasional yang lahir dari kearifan lokal masing-masing daerah.
"Literasi sebagai gerakan yang berangkat dari masyarakat termasuk dari siswa dan mahasiswa yang merupakan agen perubahan bangsa, dapat berjalan efektif untuk mengubah kualitas siaran saat ini," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengharapkan Komisi Penyiaran Indonesia mengikutsertakan sebanyak mungkin elemen masyarakat untuk terlibat dalam gerakan literasi media, termasuk nantinya membentuk Komunitas Masyarakat Peduli Penyiaran (KMPP) di setiap daerah.
Baca juga: Pemprov Kalteng beri bantuan pekerja sektor transportasi tanggulangi inflasi
Baca juga: Pemprov sebut ekonomi Kalteng tumbuh impresif pada 2022
Baca juga: Pemprov Kalteng pastikan lindungi dan penuhi kebutuhan korban kekerasan
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, sebagaimana disampaikan Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Herson B Aden di Palangka Raya, Kamis, mengatakan era digital yang mengepung masyarakat dengan berbagai informasi melalui ragam media, harus diimbangi dengan kapasitas literasi media yang kuat.
"Kapasitas literasi media adalah kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi serta mengomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media," jelasnya.
Dia menjelaskan digitalisasi bidang penyiaran merupakan peluang bagi daerah, karena dengan siaran digital ke depan akan terjadi pemerataan penerimaan siaran hingga ke pelosok daerah, tanpa harus terhubung ke jaringan internet maupun siaran berlangganan atau parabola.
Hanya saja masuknya informasi melalui siaran televisi digital, maka arus globalisasi informasi pun tak akan mampu terbendung. Maka diperlukan filter atau tameng untuk menghadapi gempuran informasi, yang tentu tidak semuanya bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat.
Baca juga: Jaga stabilisasi pasokan dan harga, Pemprov Kalteng sidak pasar besar
"Salah satu filter untuk menyaring beragam informasi tersebut adalah kearifan lokal, dimana kearifan lokal dan kebudayaan setempat bisa menjadi tameng mumpuni, karena telah hidup dan tumbuh bersama keberadaan masyarakat setempat," tegasnya.
Kearifan lokal masyarakat Kalteng begitu beragam dan kaya dengan nilai-nilai luhur masyarakat yang beradab, sehingga menjadi kekuatan luar biasa sebagai bentuk ketahanan dari gempuran budaya luar.
"Penyiaran digital di daerah merupakan tantangan besar khususnya bagi kaum milenial, yang harus ditangkap sebagai peluang untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi," ujarnya.
Penyiaran sehat yang berpijak dari landasan dan perspektif kearifan lokal, menjadi upaya mengangkat kearifan lokal di setiap daerah menjadi akumulatif sebagai kearifan nasional yang lahir dari kearifan lokal masing-masing daerah.
"Literasi sebagai gerakan yang berangkat dari masyarakat termasuk dari siswa dan mahasiswa yang merupakan agen perubahan bangsa, dapat berjalan efektif untuk mengubah kualitas siaran saat ini," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengharapkan Komisi Penyiaran Indonesia mengikutsertakan sebanyak mungkin elemen masyarakat untuk terlibat dalam gerakan literasi media, termasuk nantinya membentuk Komunitas Masyarakat Peduli Penyiaran (KMPP) di setiap daerah.
Baca juga: Pemprov Kalteng beri bantuan pekerja sektor transportasi tanggulangi inflasi
Baca juga: Pemprov sebut ekonomi Kalteng tumbuh impresif pada 2022
Baca juga: Pemprov Kalteng pastikan lindungi dan penuhi kebutuhan korban kekerasan