Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya di Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan ritual Ma'mapas Lewu menjelang akhir tahun 2022.
Ritual Ma'mapas Lewu yang dimaksudkan untuk memohon perlindungan agar Kota Palangka Raya dihindarkan dari hal-hal buruk dilaksanakan selama tiga hari dari Selasa sampai Kamis (15/12) di Huma Betang Hapakat.
"Ritual ini dilaksanakan dalam rangka memulihkan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan alam," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olah Raga Kota Palangka Raya Iin Hendrayati Idris.
"Acara tahunan ini juga sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai adat dan budaya di tengah perkembangan zaman dan teknologi," ia menambahkan.
Pelaksana Tugas Asisten 3 Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya Harry Maihadi mengatakan bahwa pelaksanaan ritual Ma'mapas Lewu ditujukan untuk melestarikan tradisi Suku Dayak di Kalimantan Tengah sekaligus mempromosikan budaya daerah.
Baca juga: Disdik Palangka Raya akan bangun SD dan SMP di kawasan Kecipir
Dalam bahasa Dayak Ngaju, Ma’mapas Lewu mengandung pengertian membersihkan wilayah dari pengaruh atau perbuatan jahat manusia maupun makhluk gaib.
Upacara Ma'mapas Lewu meliputi 10 tahapan, mulai dari Basir Balian Mandurut Sangiang, Basir Balian Manantan Dahiang Baya, Sial Pali Seluruh Kota Palangka Raya, Penyembelihan Hewan Kurban, Penurunan Pinggan Sahur, Pemberian Penginan Sukup Simpan, Pakanan Sahur Lewu, Mimbul Kuluk Metu, Balian Karunya, sampai Pabuli Sangiang.
Baca juga: Festival Anak Sebangau upaya tingkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan
Baca juga: Dishub Palangka Raya layani pengawalan ambulans gratis
Ritual Ma'mapas Lewu yang dimaksudkan untuk memohon perlindungan agar Kota Palangka Raya dihindarkan dari hal-hal buruk dilaksanakan selama tiga hari dari Selasa sampai Kamis (15/12) di Huma Betang Hapakat.
"Ritual ini dilaksanakan dalam rangka memulihkan keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan alam," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olah Raga Kota Palangka Raya Iin Hendrayati Idris.
"Acara tahunan ini juga sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai adat dan budaya di tengah perkembangan zaman dan teknologi," ia menambahkan.
Pelaksana Tugas Asisten 3 Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya Harry Maihadi mengatakan bahwa pelaksanaan ritual Ma'mapas Lewu ditujukan untuk melestarikan tradisi Suku Dayak di Kalimantan Tengah sekaligus mempromosikan budaya daerah.
Baca juga: Disdik Palangka Raya akan bangun SD dan SMP di kawasan Kecipir
Dalam bahasa Dayak Ngaju, Ma’mapas Lewu mengandung pengertian membersihkan wilayah dari pengaruh atau perbuatan jahat manusia maupun makhluk gaib.
Upacara Ma'mapas Lewu meliputi 10 tahapan, mulai dari Basir Balian Mandurut Sangiang, Basir Balian Manantan Dahiang Baya, Sial Pali Seluruh Kota Palangka Raya, Penyembelihan Hewan Kurban, Penurunan Pinggan Sahur, Pemberian Penginan Sukup Simpan, Pakanan Sahur Lewu, Mimbul Kuluk Metu, Balian Karunya, sampai Pabuli Sangiang.
Baca juga: Festival Anak Sebangau upaya tingkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan
Baca juga: Dishub Palangka Raya layani pengawalan ambulans gratis