Kuala Kurun (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, menerapkan inovasi Jaga Hubungan Kerjasama Lintas Sektor Lewat Satu Data (Jaga Huma Lewu) dalam upaya mencegah dan mengurangi angka stunting di daerah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Mas Arnold melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Heriyanto di Kuala Kurun, Senin, mengatakan, Jaga Huma Lewu merupakan inovasi mengintegrasikan berbagai data berkaitan stunting bersumber dari berbagai perangkat daerah.
“Data-data dimaksud yakni Pendataan Keluarga yang bersumber dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP2KBP3A), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Dinas Sosial, dan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dari Dinas Kesehatan,” sambungnya.
Dia menegaskan, inovasi Jaga Huma Lewu ini bukan untuk membangun sistem manajemen data baru, tetapi memperkuat sistem-sistem yang sudah ada di perangkat daerah.
Inovasi Jaga Huma Lewu mulai diperkenalkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Gunung Mas pada 2023. Inovasi ini secara resmi diluncurkan Wakil Bupati yang juga selaku Ketua Pelaksana TPPS kabupaten Efrensia LP Umbing pada Desember 2023.
Efrensia mengatakan, inovasi Jaga Huma Lewu sangat bermanfaat untuk mendukung upaya percepatan penanganan penurunan stunting di wilayah setempat.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Gunung Mas merupakan yang terendah jika dibandingkan kabupaten/kota se-Kalteng.
Berdasarkan hasil SSGI 2021, angka stunting di Gunung Mas sebesar 35,9 persen. Kemudian pada 2022, Gunung Mas berhasil menurunkan stunting secara signifikan hingga berada di angka 17,9 persen.