Kuala Kurun (ANTARA) - Wakil Bupati yang juga Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Efrensia LP Umbing mengatakan bahwa hingga tahun 2022 ditemukan 48 kasus HIV/AIDS positif di wilayah setempat.
“Sebanyak 48 kasus itu, baik yang aktif menjalani pengobatan, tidak mau menjalani pengobatan rutin alias menghilang, banyak juga yang sudah meninggal dunia serta pindah domisili, sehingga tidak terdata lagi,” ucapnya saat talk show terkait HIV/AIDS di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Rabu.
Dia menyebut, mayoritas pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Gunung Mas menjalani pengobatan di RS dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Itu karena mereka takut mendapat stigma dan diskriminasi dari masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan informasi terkait HIV/AIDS.
Dari 48 kasus tersebut, diyakini angka sebenarnya dapat lebih besar. Layaknya fenomena gunung es, di mana yang terlihat hanya sebagian kecil di permukaan, tetapi sebenarnya bagian besar di dasarnya tidak terlihat.
Menurut dia, hal tersebut terjadi karena berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat sehingga tidak ada yang mau melakukan pemeriksaan secara dini.
Baca juga: Tradisi berbalas kunjungan antarjemaat saat Natal tetap terjaga di Gunung Mas
“Faktor lainnya adalah karena keterbatasan penyaluran informasi, keterbatasan sumber daya manusia, serta keterbatasan akses masyarakat terhadap tes dan juga pengobatan HIV,” beber Efrensia.
KPA Gunung Mas pun terus berupaya meningkatkan pemahaman, kepedulian, dan peran aktif masyarakat khususnya generasi muda, terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Salah satunya melalui talk show saat ini, yang juga dilakukan dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia.
Dalam talk show bertajuk Satukan Langkah Cegah HIV Semua Setara, Akhiri AIDS, KPA Gunung Mas menggandeng perangkat daerah terkait yakni Dinas Kesehatan, serta camat, lurah, pemuda gereja, dan lainnya.
“Harapan saya akan muncul gerakan kepedulian terhadap pencegahan HIV, memahami pentingnya melakukan tes HIV sehingga status HIV dapat diketahui, dan jika positif dapat segera diobati,” demikian Efrensia.
Baca juga: Jelang Natal, Bupati Gumas ingatkan angkutan PBS jangan dulu melintasi jalan umum
Baca juga: Ratusan ternak di Gunung Mas telah divaksin PMK
Baca juga: Polres Gumas dirikan tiga pos pengamanan Natal dan Tahun Baru
“Sebanyak 48 kasus itu, baik yang aktif menjalani pengobatan, tidak mau menjalani pengobatan rutin alias menghilang, banyak juga yang sudah meninggal dunia serta pindah domisili, sehingga tidak terdata lagi,” ucapnya saat talk show terkait HIV/AIDS di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Rabu.
Dia menyebut, mayoritas pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Gunung Mas menjalani pengobatan di RS dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Itu karena mereka takut mendapat stigma dan diskriminasi dari masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan informasi terkait HIV/AIDS.
Dari 48 kasus tersebut, diyakini angka sebenarnya dapat lebih besar. Layaknya fenomena gunung es, di mana yang terlihat hanya sebagian kecil di permukaan, tetapi sebenarnya bagian besar di dasarnya tidak terlihat.
Menurut dia, hal tersebut terjadi karena berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat sehingga tidak ada yang mau melakukan pemeriksaan secara dini.
Baca juga: Tradisi berbalas kunjungan antarjemaat saat Natal tetap terjaga di Gunung Mas
“Faktor lainnya adalah karena keterbatasan penyaluran informasi, keterbatasan sumber daya manusia, serta keterbatasan akses masyarakat terhadap tes dan juga pengobatan HIV,” beber Efrensia.
KPA Gunung Mas pun terus berupaya meningkatkan pemahaman, kepedulian, dan peran aktif masyarakat khususnya generasi muda, terkait pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Salah satunya melalui talk show saat ini, yang juga dilakukan dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia.
Dalam talk show bertajuk Satukan Langkah Cegah HIV Semua Setara, Akhiri AIDS, KPA Gunung Mas menggandeng perangkat daerah terkait yakni Dinas Kesehatan, serta camat, lurah, pemuda gereja, dan lainnya.
“Harapan saya akan muncul gerakan kepedulian terhadap pencegahan HIV, memahami pentingnya melakukan tes HIV sehingga status HIV dapat diketahui, dan jika positif dapat segera diobati,” demikian Efrensia.
Baca juga: Jelang Natal, Bupati Gumas ingatkan angkutan PBS jangan dulu melintasi jalan umum
Baca juga: Ratusan ternak di Gunung Mas telah divaksin PMK
Baca juga: Polres Gumas dirikan tiga pos pengamanan Natal dan Tahun Baru