Sukamara (ANTARA) - Wakil Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah Ahmadi mengatakan, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis maupun infeksi berulang dari masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan, ditandai panjang atau tinggi badan berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
“Stunting selain menghambat tumbuh kembang anak dan rentan terhadap penyakit, juga mempengaruhi perkembangan otak yang membuat tingkat kecerdasan anak tidak maksimal,” katanya di Sukamara, Rabu.
Hal tersebut berisiko mengurangi produktivitas saat dewasa serta rentan berisiko terkena penyakit degeneratif. Stunting dan masalah gizi lainnya diperkirakan berkontribusi terhadap hilangnya dua hingga tiga persen produk domestik bruto (PDB) setiap tahun.
“Pemerintah telah menjadikan percepatan pencegahan stunting sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Pemerintah menargetkan menurunkan prevalensi stunting dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 14 persen di tahun 2024,” jelasnya.
Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut pemerintah sudah menyusun strategi nasional percepatan penurunan stunting, sebagai acuan bagi semua sektor terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukamara dalam melakukan percepatan pencegahan stunting.
“Penyelenggaraan intervensi secara konvergensi yang melibatkan lintas sektor merupakan kunci keberhasilan pencegahan stunting. Sedangkan, konvergensi adalah pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama,” tuturnya.
Baca juga: Bupati Sukamara: Pemdes berperan penting dalam menyukseskan pembangunan
Ahmadi merinci ada delapan aksi dalam konvergensi percepatan penurunan stunting, yakni analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan bupati tentang peran desa, pembinaan kader KPM, sistem manajemen data (validasi stunting), pengukuran dan publikasi stunting, hingga peninjauan kinerja tahunan.
“Kegiatan hari ini adalah pelaksanaan aksi tujuh dari delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting. Bertujuan melihat keberhasilan intervensi yang dilakukan selama setahun," ujarnya.
Kemudian juga merencanakan strategi penaggulangan stunting tahun berikutnya. Dia mengharapkan melalui kegiatan ini, prevalensi stunting di Sukamara menurun sesuai target nasional, balita sebagai generasi penerus tidak ada yang stunting dan tercipta SDM unggul dan produktif.
Baca juga: Bupati Sukamara: Pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM masih menjadi prioritas
“Stunting selain menghambat tumbuh kembang anak dan rentan terhadap penyakit, juga mempengaruhi perkembangan otak yang membuat tingkat kecerdasan anak tidak maksimal,” katanya di Sukamara, Rabu.
Hal tersebut berisiko mengurangi produktivitas saat dewasa serta rentan berisiko terkena penyakit degeneratif. Stunting dan masalah gizi lainnya diperkirakan berkontribusi terhadap hilangnya dua hingga tiga persen produk domestik bruto (PDB) setiap tahun.
“Pemerintah telah menjadikan percepatan pencegahan stunting sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Pemerintah menargetkan menurunkan prevalensi stunting dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 14 persen di tahun 2024,” jelasnya.
Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut pemerintah sudah menyusun strategi nasional percepatan penurunan stunting, sebagai acuan bagi semua sektor terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukamara dalam melakukan percepatan pencegahan stunting.
“Penyelenggaraan intervensi secara konvergensi yang melibatkan lintas sektor merupakan kunci keberhasilan pencegahan stunting. Sedangkan, konvergensi adalah pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama,” tuturnya.
Baca juga: Bupati Sukamara: Pemdes berperan penting dalam menyukseskan pembangunan
Ahmadi merinci ada delapan aksi dalam konvergensi percepatan penurunan stunting, yakni analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan bupati tentang peran desa, pembinaan kader KPM, sistem manajemen data (validasi stunting), pengukuran dan publikasi stunting, hingga peninjauan kinerja tahunan.
“Kegiatan hari ini adalah pelaksanaan aksi tujuh dari delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting. Bertujuan melihat keberhasilan intervensi yang dilakukan selama setahun," ujarnya.
Kemudian juga merencanakan strategi penaggulangan stunting tahun berikutnya. Dia mengharapkan melalui kegiatan ini, prevalensi stunting di Sukamara menurun sesuai target nasional, balita sebagai generasi penerus tidak ada yang stunting dan tercipta SDM unggul dan produktif.
Baca juga: Bupati Sukamara: Pembangunan infrastruktur dan pengembangan SDM masih menjadi prioritas