Sampit (ANTARA) - Vaksinasi booster kedua di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tetap diminati masyarakat karena menyadari pentingnya untuk mencegah penularan COVID-19 dan varian barunya.
"Memang tidak terlalu antusias seperti awal, tetapi setiap hari ada saja. Rata-rata kunjungan untuk vaksinasi itu antara 30 sampai 50 orang per hari. Yang banyak memang vaksinasi booster kedua, tapi ada juga yang baru pertama kali vaksin," kata Kepala Puskesmas Baamang II, dr Desliana Eka Maulitita di Sampit, Selasa.
Puskesmas Baamang II tetap melayani warga yang ingin melakukan vaksinasi I, II, booster pertama dan booster kedua. Warga bisa langsung datang ke puskesmas yang berlokasi di Jalan Tjilik Riwut Kecamatan Baamang tersebut.
Desliana menyebutkan, pihaknya menerima 30 vial vaksin pfizer pada awal Januari lalu. Hingga saat ini sudah 15 vial vaksin yang digunakan.
Satu vial vaksin bisa digunakan untuk 11 sampai 12 orang yang menjalani vaksinasi booster karena dosisnya lebih kecamatan sedikit. Jika untuk vaksinasi pertama atau kedua, maka satu vial vaksin hanya cukup untuk enam orang.
Dia mengakui, antusias warga untuk menjalani vaksinasi booster tidak setinggi sebelumnya. Kondisi ini kabarnya juga terjadi di daerah lainnya.
Baca juga: Disdukcapil Kotim kembali layani pencetakan KTP
"Kurang antusias masyarakat mungkin karena melihat kasus COVID-19 sudah tidak ada lagi sehingga mereka menunda-nunda untuk menjalani vaksinasi booster kedua atau merasa sudah cukup sampai booster pertama," timpal Desliana.
Dia mengatakan, booster kedua penting untuk meningkatkan imunitas, terlebih bagi kelompok masyarakat yang berisiko, seperti yang memiliki penyakit penyerta atau usia lanjut.
Masyarakat diminta tidak perlu khawatir terhadap efek samping booster karena hampir sama seperti vaksinasi sebelumnya, seperti ada yang demam atau bengkak. Kondisi itu wajar, tetapi biasanya efek tersebut bertahan satu atau dua hari dan kemudian hilang sendiri.
Disinggung penularan COVID-19, Desliana memperkirakan masih ada, namun sangat kecil. Jika pun ada, umumnya hanya bergejala ringan sehingga hanya diarahkan menjalani isolasi mandiri hingga sembuh.
"Mungkin kasusnya ada saja cuma tidak setinggi dulu. Yang terpapar masih ada, tetapi gejalanya ringan sehingga cukup isolasi mandiri. Kebanyakan sudah divaksinasi sehingga cukup isolasi mandiri," demikian Desliana.
Baca juga: DPRD Kotim: Kelancaran angkutan logistik bantu jaga stabilitas harga
Baca juga: Pemkab Kotim targetkan raih WTP kesembilan
Baca juga: Camat di Kotim ditemukan meninggal di pinggir jalan
"Memang tidak terlalu antusias seperti awal, tetapi setiap hari ada saja. Rata-rata kunjungan untuk vaksinasi itu antara 30 sampai 50 orang per hari. Yang banyak memang vaksinasi booster kedua, tapi ada juga yang baru pertama kali vaksin," kata Kepala Puskesmas Baamang II, dr Desliana Eka Maulitita di Sampit, Selasa.
Puskesmas Baamang II tetap melayani warga yang ingin melakukan vaksinasi I, II, booster pertama dan booster kedua. Warga bisa langsung datang ke puskesmas yang berlokasi di Jalan Tjilik Riwut Kecamatan Baamang tersebut.
Desliana menyebutkan, pihaknya menerima 30 vial vaksin pfizer pada awal Januari lalu. Hingga saat ini sudah 15 vial vaksin yang digunakan.
Satu vial vaksin bisa digunakan untuk 11 sampai 12 orang yang menjalani vaksinasi booster karena dosisnya lebih kecamatan sedikit. Jika untuk vaksinasi pertama atau kedua, maka satu vial vaksin hanya cukup untuk enam orang.
Dia mengakui, antusias warga untuk menjalani vaksinasi booster tidak setinggi sebelumnya. Kondisi ini kabarnya juga terjadi di daerah lainnya.
Baca juga: Disdukcapil Kotim kembali layani pencetakan KTP
"Kurang antusias masyarakat mungkin karena melihat kasus COVID-19 sudah tidak ada lagi sehingga mereka menunda-nunda untuk menjalani vaksinasi booster kedua atau merasa sudah cukup sampai booster pertama," timpal Desliana.
Dia mengatakan, booster kedua penting untuk meningkatkan imunitas, terlebih bagi kelompok masyarakat yang berisiko, seperti yang memiliki penyakit penyerta atau usia lanjut.
Masyarakat diminta tidak perlu khawatir terhadap efek samping booster karena hampir sama seperti vaksinasi sebelumnya, seperti ada yang demam atau bengkak. Kondisi itu wajar, tetapi biasanya efek tersebut bertahan satu atau dua hari dan kemudian hilang sendiri.
Disinggung penularan COVID-19, Desliana memperkirakan masih ada, namun sangat kecil. Jika pun ada, umumnya hanya bergejala ringan sehingga hanya diarahkan menjalani isolasi mandiri hingga sembuh.
"Mungkin kasusnya ada saja cuma tidak setinggi dulu. Yang terpapar masih ada, tetapi gejalanya ringan sehingga cukup isolasi mandiri. Kebanyakan sudah divaksinasi sehingga cukup isolasi mandiri," demikian Desliana.
Baca juga: DPRD Kotim: Kelancaran angkutan logistik bantu jaga stabilitas harga
Baca juga: Pemkab Kotim targetkan raih WTP kesembilan
Baca juga: Camat di Kotim ditemukan meninggal di pinggir jalan