Jus jambu dapat obati DBD rupanya cuma mitos

Selasa, 7 Februari 2023 17:16 WIB

Jakarta (ANTARA) - Ketua Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sekaligus dokter spesialis Ilmu Kesehatan Anak subspesialis Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. IPT, M.TropPaed menjelaskan bahwa mengonsumsi jus jambu, sari kurma dan air daun pepaya bukan untuk mengatasi demam berdarah melainkan hanya akan meningkatkan trombosit.

"Perjalanan penyakit demam berdarah itu efek fatalnya yang bisa menyebabkan kematian adalah karena kebocoran pembuluh darah. Bukan jumlah trombosit yang rendah. Jadi jambu, sari kurma, air daun pepaya, itu diklaim untuk menaikkan trombosit kan," kata Hinky saat dijumpai ANTARA di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin.

Baca juga: Benarkah DBD hanya terjadi saat musim hujan?

"Jadi sebetulnya bukan itu tujuan pengobatannya. Tata laksana pengobatan DBD itu penggantian cairan karena pembuluh darahnya bocor. Bukan buat naikin trombosit. Trombosit itu nanti naik sendiri," sambungnya.

Kendati demikian, Hinky mengatakan bahwa boleh saja jika orang tua ingin memberikan jus jambu, sari kurma maupun air daun pepaya jika anak mengalami demam berdarah. Tetapi, sebaiknya difokuskan untuk memenuhi kebutuhan cairan anak.

"Kalau pembuluh darahnya bocor, nggak dikasih air, syok, bisa meninggal. Jadi sebenarnya boleh saja sih diberikan jus jambu, air daun pepaya atau sari kurma. Tapi bukan semata-mata untuk menaikkan trombosit. Karena yang pokoknya, kata kuncinya itu pemberian cairan yang sesuai kebutuhan. Sesuai dengan derajat kebocoran pembuluh darah si anak," papar dia.

Baca juga: Cara kenali perbedaan DBD, tifus dan malaria

Oleh sebab itu, saat anak terkena demam berdarah orang tua tak wajib untuk memberikan sari kurma, jus jambu atau air daun pepaya. Namun, orang tua bisa memberikan cairan lainnya seperti susu, teh, atau bahkan kuah sup kepada anak agar kebutuhan cairannya dapat terpenuhi.

"Tidak serta merta kalau dia doyan jus jambu terus trombositnya naik. Bukan ya. Trombosit memang bakal naik di hari ke-6. Sama kayak campak. Itu memang penyakit-penyakit seminggu. Kalau cairannya kita penuhi Insya Allah trombositnya naik sendiri," terangnya.

"Nggak harus jus jambu juga. Mau jus alpukat, mau jus apapun pokoknya minum. Teh, air putih, susu, kuah sup juga bisa. Pokoknya cairan," urai Hinky.

Baca juga: Ini perbedaan gejala demam dengue dengan COVID-19

Baca juga: Perbedaan gejala demam dengue dan DBD

Baca juga: Kemenkes ingatkan DBD masih mengintai saat pandemi COVID-19

Pewarta : Lifia Mawaddah Putri
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kemenag Kalteng antisipasi penyebaran DBD di Asrama Haji Transit Palangka Raya

10 May 2024 15:43 Wib

Dinkes : Anak-anak banyak terkena DBD karena kekebalan tubuh belum sempurna

09 May 2024 20:12 Wib

Dinkes Sukamara imbau masyarakat waspada peningkatan DBD

07 May 2024 20:05 Wib

Kemenkes : Gejala DBD berubah di tubuh penyintas COVID-19

03 May 2024 15:24 Wib

Cegah kasus demam berdarah agar tak meningkat bulan April

19 March 2024 16:26 Wib
Terpopuler

BMKG: Hujan ekstrem di Barito Utara baru terjadi dalam 37 tahun

Kabar Daerah - 12 May 2024 9:22 Wib

Melalui PDI Perjuangan, Ketua KONI Kalteng maju jadi bacalon Wali Kota

Kabar Daerah - 08 May 2024 17:49 Wib

Mainz lolos dari zona degradasi usai kandaskan Dortmund

Olahraga - 23 jam lalu

PLN UID Kalselteng gelar GM Mengajar di momen Hardiknas

Kabar Daerah - 07 May 2024 16:38 Wib

Kinerja wasit dan Witan mendominasi pemberitaan media massa

Olahraga - 11 May 2024 8:14 Wib