Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas menyatakan bahwa dirinya mendukung penuh rencana pembangunan situs sejarah penyebaran injil di kabupaten setempat.
"Akan dibangun situs sejarah di areal makam misioner yang telah berjuang dalam penyebaran Kitab Injil di Kalimantan," kata Ampera di Tamiang Layang, Rabu.
Dikatakan, misioner itu bernama Ernst Wilhelm Feige, lahir pada 1842 di Jerman dan wafat pada 1901 dan dimakamkan di samping Sekretariat Resort GKE Tamiang Layang di Jalan Fridolin Ukur, Kelurahan Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur.
Dirinya pun mengapresiasi kunjungan keluarga Ernst Wilhelm Feige yang datang ke Barito Timur. Dalam mendukung pembangunan situs sejarah penyebaran Injil di Bartim, AMpera juga melaksanakan peletakan batu pertama dalam pembangunannya.
"Tujuan pembangunan yakni dijadikan sebagai lokasi situs bersejarah dan sekaligus menjadi lokasi wisata religi," kata Ampera.
Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Barito Timur itu juga kedepannya dibuatkan Kitab Injil yang diterjemahkan dalam bahasa Dayak Maanyan dengan tujuan agar penyebarannya bisa lebih meluas di wilayah Suku Dayak Maanyan.
"Kita ada tamu dari Belanda dan Ketua Sinode yang misinya melihat penyebaran injil khususnya di daerah Maanyan. Dan yang kedua penerjemahan lembaga alkitab Indonesia dari Jakarta untuk menerjemahkan alkitab ke bahasa Maanyan yang sudah ada untuk disempurnakan," kata Ampera.
Perwakilan Pendeta dari GKE Banjarmasin mengatakan, kunjungan dilakukan Mr. Paul Rudolph J. Doth, Stefan van Dijk selaku Head of International Programme, Bible Society for The Netherlands and Flanders dan Pdt. Anwar Tjen, Phd selaku Kepala Departemen Penerjemahan LAI, Jakarta.
Baca juga: Sekda ingatkan Netralitas ASN di Bartim harus tetap terjaga menjelang Pemilu 2024
Menurutnya, kunjungan dari warga berkependudukan Belanda itu merupakan sebuah wujud kebanggaan atas perjuangan seorang misionaris dari Jerman yang bertugas mengabarkan Injil hingga akhir hayatnya di tanah Dayak.
"Mereka mendukung bahwa ada seorang misionaris tinggal hingga meninggal disini dan itu sebuah kekaguman bahwa ada bagian keluarga besar yang bertugas disini. Diharapkan hal itu bisa menjadi sebuah sejarah yang bisa dikenang dan dihormati sebagai situs sejarah," kata Hadi.
Selain dukungan atas pembangunan situs sejarah, juga penerjemahan Kitab Injil dari bahasa Indonesia ke bahasa Dayak Maanyan karena selama ini tidak memiliki alkitab lengkap dalam bahasa Maanyan, sehingga mereka sangat antusias buat alkitab dalam bahasa Maanyan.
Baca juga: Sekda Bartim berharap sosialisasi Pemilu 2024 terlaksana dengan optimal
Baca juga: Pemkab Bartim optimalkan tanda tangan elektronik permudah pelayanan publik
Baca juga: Jelang Ramadhan, Disdagkop dan UKM Bartim pastikan awasi distribusi minyak goreng
"Akan dibangun situs sejarah di areal makam misioner yang telah berjuang dalam penyebaran Kitab Injil di Kalimantan," kata Ampera di Tamiang Layang, Rabu.
Dikatakan, misioner itu bernama Ernst Wilhelm Feige, lahir pada 1842 di Jerman dan wafat pada 1901 dan dimakamkan di samping Sekretariat Resort GKE Tamiang Layang di Jalan Fridolin Ukur, Kelurahan Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur.
Dirinya pun mengapresiasi kunjungan keluarga Ernst Wilhelm Feige yang datang ke Barito Timur. Dalam mendukung pembangunan situs sejarah penyebaran Injil di Bartim, AMpera juga melaksanakan peletakan batu pertama dalam pembangunannya.
"Tujuan pembangunan yakni dijadikan sebagai lokasi situs bersejarah dan sekaligus menjadi lokasi wisata religi," kata Ampera.
Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Barito Timur itu juga kedepannya dibuatkan Kitab Injil yang diterjemahkan dalam bahasa Dayak Maanyan dengan tujuan agar penyebarannya bisa lebih meluas di wilayah Suku Dayak Maanyan.
"Kita ada tamu dari Belanda dan Ketua Sinode yang misinya melihat penyebaran injil khususnya di daerah Maanyan. Dan yang kedua penerjemahan lembaga alkitab Indonesia dari Jakarta untuk menerjemahkan alkitab ke bahasa Maanyan yang sudah ada untuk disempurnakan," kata Ampera.
Perwakilan Pendeta dari GKE Banjarmasin mengatakan, kunjungan dilakukan Mr. Paul Rudolph J. Doth, Stefan van Dijk selaku Head of International Programme, Bible Society for The Netherlands and Flanders dan Pdt. Anwar Tjen, Phd selaku Kepala Departemen Penerjemahan LAI, Jakarta.
Baca juga: Sekda ingatkan Netralitas ASN di Bartim harus tetap terjaga menjelang Pemilu 2024
Menurutnya, kunjungan dari warga berkependudukan Belanda itu merupakan sebuah wujud kebanggaan atas perjuangan seorang misionaris dari Jerman yang bertugas mengabarkan Injil hingga akhir hayatnya di tanah Dayak.
"Mereka mendukung bahwa ada seorang misionaris tinggal hingga meninggal disini dan itu sebuah kekaguman bahwa ada bagian keluarga besar yang bertugas disini. Diharapkan hal itu bisa menjadi sebuah sejarah yang bisa dikenang dan dihormati sebagai situs sejarah," kata Hadi.
Selain dukungan atas pembangunan situs sejarah, juga penerjemahan Kitab Injil dari bahasa Indonesia ke bahasa Dayak Maanyan karena selama ini tidak memiliki alkitab lengkap dalam bahasa Maanyan, sehingga mereka sangat antusias buat alkitab dalam bahasa Maanyan.
Baca juga: Sekda Bartim berharap sosialisasi Pemilu 2024 terlaksana dengan optimal
Baca juga: Pemkab Bartim optimalkan tanda tangan elektronik permudah pelayanan publik
Baca juga: Jelang Ramadhan, Disdagkop dan UKM Bartim pastikan awasi distribusi minyak goreng