Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang menyatakan dirinya tidak akan pernah bosan untuk terus berbicara dan mendorong pentingnya penguatan berbagai potensi yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah, terkhusus 11 Sungai utama dengan sungai-sungai kecil serta garis pantai sekitar 750 km menghadap ke Laut Jawa.
Potensi Sungai dan panjangnya garis pantai ini sebenarnya akan memberikan dampak yang luar biasa besar terhadap pembangunan dan perekonomian masyarakat di provinsi ini, kata Teras Narang saat memberikan sambutan pembuka di Seminar Nasional bertema Peluang dan Tantangan Pembangunan Perikanan di Kalteng yang digagas oleh alumni dan Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Universitas Kristen Palangka Raya, Senin.
"Itu belum termasuk Kalteng yang punya punya lahan gambut yang khas. Jadi kita sungguh banyak peluang.
Permasalahannya, potensi itu belum sungguh-sungguh dan optimal dikelola. Itulah kenapa saya selalu berbicara tentang pentingnya berbagai potensi di Kalteng, termasuk sektor perikanan," tambah dia.
Meski begitu, mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengakui, ada banyak tantangan dalam mengelola potensi perikanan di provinsi terluas di Indonesia ini. Terlebih lagi tantangan untuk mengatasi keinginan menjadi hebat sendiri. Sebab, dalam menghadapi tantangan, kebersamaan merupakan kunci penting.
"Seharusnya ada tim yang handal dan bisa mengubah berbagai tantangan menjadi peluang. Dengan begitu, banyaknya potensi yang dimiliki Kalteng, bisa menjadi modal untuk mempercepat kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di provinsi ini," kata Teras Narang.
Berdasarkan catatan yang disampaikan Kepala BKPIM Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Pamuji Lestari, lanjut dia, nilai ekspor perikanan dari Kalteng sebenarnya dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Di mana frekuensi produk perikanan dari Kalteng yang dikirim ke provinsi lain, mencapai 9.146 kali dengan nilai Rp 99 miliar untuk saat ini.
Baca juga: Teras Narang: Sosialisasi pemilu ke generasi muda harus dioptimalkan
Namun sangat disayangkan, produk perikanan dari Kalteng yang di ekspor ke luar negeri baru 95 kali dengan nilai sekitar Rp4 miliar. Padahal, bila melihat potensi sungai dan garis pantai yang dimiliki Kalteng, bisa lebih dari itu.
"Ini salah satu tantangan yang harus diselesaikan semua pihak, terkhusus yang membidangi perikanan di Kalteng," kata Teras Narang.
Dalam konteks seminar tersebut, dirinya juga mengingatkan kata kunci utamanya yakni berkelanjutan. Selain menekankan pentingnya soal perhatian pada kelestarian lingkungan, berkelanjutan juga bermakna kesinambungan yang berdampak besar bagi masyarakat.
"Memang pada akhirnya mudah bicara soal berkelanjutan, meski tidak mudah pelaksanaannya. Banyak program yang dipikirkan hanya untuk saat ini, tetap tidak masa depan. Seminar tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada langkah yang konkrit ke depan," demikian Teras Narang.
Dalam seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala Kepala BKPIM Kementerian Keluatan dan Perikanan RI Pamuji Lestari, Dosen FPIK UNDIP Semarang Prof Ir Johannes Hutabarat MSc PhD, Kepala SKIPM Palangka Raya Miharjo, Kepala Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin Juliansyah dan lainnya.
Baca juga: Memiliki potensi luar biasa, Teras Narang minta Menteri KP perhatikan perairan Kalteng
Baca juga: Awasi dan inventarisasi masalah perkebunan, Komite II DPD RI kunjungi Kalteng
Baca juga: Menentang UUD 45, Teras Narang tak setuju jabatan gubernur dihapus
Potensi Sungai dan panjangnya garis pantai ini sebenarnya akan memberikan dampak yang luar biasa besar terhadap pembangunan dan perekonomian masyarakat di provinsi ini, kata Teras Narang saat memberikan sambutan pembuka di Seminar Nasional bertema Peluang dan Tantangan Pembangunan Perikanan di Kalteng yang digagas oleh alumni dan Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Universitas Kristen Palangka Raya, Senin.
"Itu belum termasuk Kalteng yang punya punya lahan gambut yang khas. Jadi kita sungguh banyak peluang.
Permasalahannya, potensi itu belum sungguh-sungguh dan optimal dikelola. Itulah kenapa saya selalu berbicara tentang pentingnya berbagai potensi di Kalteng, termasuk sektor perikanan," tambah dia.
Meski begitu, mantan Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengakui, ada banyak tantangan dalam mengelola potensi perikanan di provinsi terluas di Indonesia ini. Terlebih lagi tantangan untuk mengatasi keinginan menjadi hebat sendiri. Sebab, dalam menghadapi tantangan, kebersamaan merupakan kunci penting.
"Seharusnya ada tim yang handal dan bisa mengubah berbagai tantangan menjadi peluang. Dengan begitu, banyaknya potensi yang dimiliki Kalteng, bisa menjadi modal untuk mempercepat kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di provinsi ini," kata Teras Narang.
Berdasarkan catatan yang disampaikan Kepala BKPIM Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Pamuji Lestari, lanjut dia, nilai ekspor perikanan dari Kalteng sebenarnya dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Di mana frekuensi produk perikanan dari Kalteng yang dikirim ke provinsi lain, mencapai 9.146 kali dengan nilai Rp 99 miliar untuk saat ini.
Baca juga: Teras Narang: Sosialisasi pemilu ke generasi muda harus dioptimalkan
Namun sangat disayangkan, produk perikanan dari Kalteng yang di ekspor ke luar negeri baru 95 kali dengan nilai sekitar Rp4 miliar. Padahal, bila melihat potensi sungai dan garis pantai yang dimiliki Kalteng, bisa lebih dari itu.
"Ini salah satu tantangan yang harus diselesaikan semua pihak, terkhusus yang membidangi perikanan di Kalteng," kata Teras Narang.
Dalam konteks seminar tersebut, dirinya juga mengingatkan kata kunci utamanya yakni berkelanjutan. Selain menekankan pentingnya soal perhatian pada kelestarian lingkungan, berkelanjutan juga bermakna kesinambungan yang berdampak besar bagi masyarakat.
"Memang pada akhirnya mudah bicara soal berkelanjutan, meski tidak mudah pelaksanaannya. Banyak program yang dipikirkan hanya untuk saat ini, tetap tidak masa depan. Seminar tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada langkah yang konkrit ke depan," demikian Teras Narang.
Dalam seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala Kepala BKPIM Kementerian Keluatan dan Perikanan RI Pamuji Lestari, Dosen FPIK UNDIP Semarang Prof Ir Johannes Hutabarat MSc PhD, Kepala SKIPM Palangka Raya Miharjo, Kepala Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin Juliansyah dan lainnya.
Baca juga: Memiliki potensi luar biasa, Teras Narang minta Menteri KP perhatikan perairan Kalteng
Baca juga: Awasi dan inventarisasi masalah perkebunan, Komite II DPD RI kunjungi Kalteng
Baca juga: Menentang UUD 45, Teras Narang tak setuju jabatan gubernur dihapus